Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL PADA PARTAI POLITIK BERBASISKAN IDEOLOGI NASIONALISME DAN RELIGIUS Maulana, Herdiyan; Faturochman, Faturochman
Indigenous Vol. 9, No. 2, Nopember 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v0i0.4711

Abstract

Interaksi sosial yang kita lakukan dalam kesehariannya dikarakteristikkan dengan perhatian yang terfokus pada isu-isu keadilan, termasuk didalam setting organisasi partai politik. Permasalahan penilaian keadilan didalam organisasi akan sangat terkait dengan banyak hal, termasuk bagaimana interaksinya dengan figur kepemimpinan sebagai entitas tertinggi dalam organisasi. Konsep keadilan prosedural sebagai bahan dari keadilan organisasi merupakan salah satu hal terpenting dalam dinamika sosial di dalam partai politik. Partai sebagai wadah aspirasi dan kepentingan banyak individu sangat mengedepankan prosedur yang adil bagi semua anggota, karena partai bukan milik individu tetapi gabungan dari suara banyak orang. Kepemimpinan transformasional yang saat ini banyak dikaji dan terus berkembang menjadi bagian dari topik dalam penelitian keadilan prosedural untuk memberikan suatu sudut pandang baru mengenai interaksi keduanya dengan ideologi sebagai landasannya. Analisis multivarians digunakan untuk menguji interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan penilaian keadilan prosedural dengan ideologi partai sebagai acuannya. 60 orang subjek yang berasal dari dua partai yang masing-masing merepresentasikan ideologi Pancasila (Nasionalis) dan Islam yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa; (a) secara signifikan ideologi partai merupakan acuan dalam terciptanya interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan keadilan prosedural (F = 7.67; p = 0.00); (b) pada partai dengan ideologi agama (Islam) secara signifikan (p = 0.00) memiliki persepsi terhadap kepemimpinan transformasional  yang lebih tinggi (mean = 164.00); (c) secara signifikan (p = 0.13) tidak terdapat perbedaan penilaian keadilan prosedural baik itu pada partai Islam (mean = 22.16) maupun partai nasionalis (mean = 21.30). 
THE EFFECT OF NEED FOR COGNITION AND NEED FOR AFFECTION ON THE INTENTION OF SPREADING FAKE NEWS Gumelar, Gumgum; Erik, Erik; Maulana, Herdiyan
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.835 KB) | DOI: 10.26811/peuradeun.v8i1.372

Abstract

The aim of this study is to determine the effect of the need for cognition and the need for affection towards the intention of spreading fake news. This research used an experimental design by giving the participants some manipulations in the form of fake news. The study examined whether the participant spreads the news provided based on their different need orientations. The results of this study indicate that there was a significant relationship between the need for affection and the need for cognition in terms of spreading false news. This study also investigated the variation of the tendency to spread the news based on both need scores. Although predictions are related to participants who have high or low scores who tend to spread false news, further research is needed.
Testing of the Indonesian Version of the Instrument “Teachers’ Sense of Efficacy Scale” Using Rasch Modelling [Pengujian Kualitas Instrumen Teachers’ Sense of Efficacy Scale Versi Bahasa Indonesia Menggunakan Pemodelan Rasch] Herdiyan Maulana; Anna Armeini Rangkuti; Bambang Sumintono; Lussy Dwi Utami
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 35 No. 2 (2020): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 35, No. 2, 2020)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v35i2.2905

Abstract

Teachers who have self-efficacy regarding their abilities play an important part in the educational process. The instrument “Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES)”, which consists of 24 items, measures the self-efficacy of a teacher in conducting his or her role in the classroom. This research was aimed at testing the psychometric properties of the Indonesian language version of the TSES, using Rasch testing. 245 State Primary School teachers in the Special Capital District (Daerah Khusus Ibukota - DKI) of Jakarta, Indonesia, took part in the study. Analysis results indicated that the reliability index and the separation of item and person scales of the TSES fulfil the criteria well. In the study of the structure of the organisation of the instrument, tests of the unidimensional quality and accuracy of the items/models showed they fulfil the conditions for measurement by Rasch modelling. In the rating scale, data analysis indicated the necessity of simplification of the range of response choices, and also of the variation in the difficulty of the items, which is not very uniform, so that a large proportion of respondents were not easily measurable, via this instrument. The results of the research indicated two items which showed bias, when dealt with by different groups of respondents. Based upon the information resulting from this testing, this script discusses recommendations for the modification of the Indonesian language version of the TSES instrument, with the aim of producing an instrument having good psychometric qualities, to measure the self-efficacy of teachers. Guru yang mempunyai efikasi diri akan kemampuannya merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Instrumen Teachers’ Sense of Efficacy Scale (TSES), yang berisi 24 butir, mengukur efikasi diri seorang guru dalam menjalankan perannya di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji properti psikometrik TSES versi Bahasa Indonesia dengan menggunakan pemodelan Rasch. Sebanyak 245 orang guru SD Negeri di DKI Jakarta berpartisipasi dalam studi ini. Hasil analisis menunjukkan indeks reliabilitas serta separasi item dan person skala TSES memenuhi kriteria yang baik. Dalam kajian struktur penyusun instrumen, uji unidimensionalitas dan ketepatan butir-model memenuhi syarat dalam pengukuran pemodelan Rasch. Dalam hal skala peringkat (rating scale), analisis data menunjukkan perlunya penyederhanaan rentang pilihan jawaban; juga variasi tingkat kesulitan butir yang tidak terlalu beragam sehingga sebagian besar responden tidak dapat terukur dengan baik melalui instrumen ini. Hasil penelitian ini menunjukan dua butir yang memiliki bias ketika di kerjakan oleh kelompok responden yang berbeda. Berdasarkan informasi hasil pengujian tersebut, tulisan ini membahas usulan modifikasi instrumen TSES versi Bahasa Indonesia dengan tujuan menghasilkan instrumen efikasi diri guru yang memiliki properti psikometrik yang baik.
Persepsi Waktu Tunggu: Penerapan Prinsip Occupy Dan Certainty Dalam Psychological Of Queuing Duwi Duwi Nuryani Nuryani; Gumgum Gumgum Gumelar Gumelar; Herdiyan Herdiyan Maulana Maulana
JURNAL PSIKOLOGI Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v9i1.135

Abstract

Bagaimana manusia mempersepsikan waktu menunggu adalah salah satu hal penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi terhadap waktu tunggu berdasarkan aplikasi dua prinsip dalam psikologi menunggu, yaitu prinsip occupy dan certainity. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan melibatkan 70 partisipan. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yang sama dengan cara random sampling. Kemudian masing-masing kelompok mendapatkan perlakukan yang berbeda yang terkait dengan prinsip menunggu untuk menguji persepsi mereka terhadap waktu menunggu dan respon afektifnya. Perlakuan pertama adalah dengan memberi alokasi waktu tertentu sementara perlakukan lainnya adalah dengan memberikan aktivitas (occupation) selama menunggu dilakukan. Hasil dari uji T dengan sampel independen menunjukan bahwa terhadap perbedaan persepsi waktu menunggu berdasarkan dua kelompok yang berbeda dengan memberlakukan dua prinsip menunggu yang juga berbeda. Hasil dari uji statistik menunjukan skor uji T adalah 2.344 dengan df (68) dan skor 2.000. dimana ini berarti 2.344 lebih besar dari 2.000, maka kelompok dengan perlakukan prinsip occupy mempersepsikan waktu tunggu lebih lama dibandingkan waktu tunggu sebenarnya. Sementara pada kelompok certainity menunjukan skor yang mendekati waktu tunggu secara aktual, namun demikian kedua kelompok eksperimen memiliki persepsi waktu tunggu yang melebihi waktu tunggu sebenarnya.
Persepsi Akan Tekanan Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Pasangan Suami-Istri Dengan Stroke Novia Ayuningputri; Herdiyan Maulana
Jurnal Psikologi Integratif Vol 2, No 2 (2014): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.052 KB) | DOI: 10.14421/jpsi.2014.%x

Abstract

Penelitian ini menguji pengaruh antara persepsi terhadap ketegangan atau tekanan (Strains) psikologis terhadap kesejahteraan psikologis pada pasangan suami istri yang berperan sebagai pengasuh bagi pasangan mereka yang mengalami stroke. Metode kuanitatif digunakan dalam penelitian ini dengan analisis regresi sederhana. Sampel penelitian didapatkan dengan teknik sampling accidental dengan menggunakan skala caregiver strains index dan Ryff’s psychological well being yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 37 suami dan istri (N=37) yang telah menjadi pengasuh bagi pasangan mereka yang mengalami stroke dengan minimal jangka waktu 3 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa p=0.772 (>0.05) yang dapat dimaknai bahwa pengaruh ketegangan psikologis terhadap kesejahteraan psikologis pasangan adalah tidak signifikan. Kata Kunci: Ketegangan Psikologis, Pengasuh, Pasien Stroke, Kesejahteraan Psikologis ABSTRACT This study examines perceived psychological strains as determinant towards psychological well-being on maried couples with stroke. The measurement was conducted with correlational method with accidental sampling techniques as the quantitative empirical analysis is based on adapted modified caregiver strain index that consist of 13 items and Ryff’s psychological wellbeing scale that consist of 54 items within 37 wives and husband (N=37) with stroke partner and take their responsibilites as spouse caregiver for at least 3 months. The statistical results shows that F = 0.085, with p = 0.772> 0:05 (not significant) and the value effect (Adjusted R Square) is 2.6%, so it can be concluded that there is no significant effect of perceived caregiver strain on psychological well-being of spouse who became the caregiver for their spouse who had suffered from stroke. Keywords: Caregiver strain, Spouse caregiver, Stroke patients, Psychological well-being.
PERBANDINGAN TINGKAT LOYALITAS TERHADAP MEREK PADA PENGGUNA SMARTPHONE BERDASARKAN TEORI KEPRIBADIAN BIG FIVE FACTORS OF PERSONALITY Herdiyan Maulana; Rury Siti Ruhaniah
Jurnal Psikologi Integratif Vol 1, No 2 (2013): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.586 KB) | DOI: 10.14421/jpsi.2013.%x

Abstract

This study aims to explore whether there is comparative of brand loyalty degree based on theory Big Five Factors of Personality on smart-phone user. Research conducted by involving 142 smartphone users that settle in Jakarta. Instruments that used in this study consisting of two research scale, the level of brand loyalty scale and personality scale that adopted from personality scale of International Personality Item Pool (IPIP) which based on NEO-PI R. Hypotheses tested by chi square analyze with the assistance program SPSS version 17.0 for Windows. Based on the analysis result of data that has been done obtained chi square of personality variable is 58,070, degree of freedom is 4 with p-value 0.00 < 0.05, chi square of brand loyalty level variable is 15,958, degree of freedom is 4 with p-value 0.03 < 0.05. This means that the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is accepted, then there is a signifcant comparison of levels of brand loyalty based on the theory the Big Five Factors of Personality on the smartphone user.
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL PADA PARTAI POLITIK BERBASISKAN IDEOLOGI NASIONALISME DAN RELIGIUS Herdiyan Maulana; Faturochman Faturochman
Indigenous Vol. 9, No. 2, Nopember 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v0i0.4711

Abstract

Peran atribusi dan emosi terhadap menyalahkan dan kepercayaan pada pemerintah saat bencana kabut asap Ivan Muhammad Agung; Herdiyan Maulana
Jurnal Ecopsy Vol 8, No 1 (2021): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.2021.02.001

Abstract

Bencana kabut merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada bangsa Indonesia khususnya di Pekanbaru, provinsi Riau Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji peran  atribusi dan respons emosi terhadap menyalahkan dan kepercayaan pada pemerintah dalam kabut asap di Provinsi Riau, Indonesia. Partisipan penelitian 101 mahasiswa di Pekanbaru. Hasil analisis Partial Least Square-Path Modeling (PLS-PM) menunjukkan secara umum model atribusi-emosi fit dengan data. Selanjutnya, proses atribusi kontrol dan niat berkorelasi positif dengan emosi dan menyalahkan terhadap pemerintah. Selain itu, menyalahkan juga secara signifikan memediasi hubungan antara atribusi dan kepercayaan, tetapi gagal memediasi emosi dan kepercayaan. Temuan penelitian ini memberikan informasi penting tentang mekanisme atribusi psikologis dan ekspresi emosi dalam menjelaskan bagaimana menyalahkan dan kepercayaan kepada pemerintah terjadi, khususnya dalam bencana.
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI GURU DI WILAYAH PEDALAMAN Herdiyan Maulana; Nancy Riana
MANASA Vol 1 No 2 (2012): Desember, 2012
Publisher : Faculty of Psychology, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was aimed to get more comprehensive description about the teacher adjustment in rural area. The research approach used was case research. Data was gained by using observation, interview, and documentation techniques. Characteristics of the person is the teacher who is a pioneer in the teaching of SDS in Sungai Palembang, have a strong determination to become teacher in thecountryside, attended a school in Sungai Palembang and still works as a teacher in Sungai Palembang. The results of this study showed the subjects to make adjustments in dealing with the problems that exist for a teacher in Sungai Palembang. The problems of environmental conditions and school a minimum of problems and in the form of evicitions. Threats and fire at the beginning of a teacher in Sungai Palembang. The ability to control the emotions with patience and a sense of help the high teachers colleagues and stundets.
The Effect of Need for Cognition and Need for Affection on the Intention of Spreading Fake News Gumgum Gumelar; Erik Erik; Herdiyan Maulana
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v8i1.372

Abstract

The aim of this study is to determine the effect of the need for cognition and the need for affection towards the intention of spreading fake news. This research used an experimental design by giving the participants some manipulations in the form of fake news. The study examined whether the participant spreads the news provided based on their different need orientations. The results of this study indicate that there was a significant relationship between the need for affection and the need for cognition in terms of spreading false news. This study also investigated the variation of the tendency to spread the news based on both need scores. Although predictions are related to participants who have high or low scores who tend to spread false news, further research is needed.