Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur

JUSTIFIKASI IDEOLOGI JIHADIS DALAM TERJEMAH AL-QUR’AN INDONESIA: ANALISIS TERHADAP AL-QUR’AN TARJAMAH TAFSIRIYAH M. THALIB Kurdi Fadal; Heriyanto Heriyanto
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 5, No 2 (2020): Vol 5, No2(2020) Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.794 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v5i2.10229

Abstract

Artikel ini membahas tentang justifikasi ideologi dalam buku Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah yang ditulis Muhammad Thalib, Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Kajian ini merupakan riset kualitatif dengan menggunakan metode analisis konten (content analysis). Riset ini fokus pada terjemah ayat-ayat al-Qur’an dengan kata kunci  “syariat Islam” atau bahasa senada yang mengarah pada narasi untuk menjustifikasi ideologi penegakan syariat Islam, serta ayat-ayat jihad dan qitāl atau derivasi keduanya yang dijadikan sebagai destigmatisasi atas ideologi jihadis penerjemah. Hasil riset ini menegaskan bahwa buku Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah ditulis oleh Muhammad Thalib untuk menjustifikasi ideologinya yakni memperjuangkan penegakan syariat Islam di Indonesia. Justifikasi itu dilakukan dengan cara mendistorsi makna ayat, seperti kata ‘fitnah’ (QS. Al-Baqarah [2]: 191; 193) yang diterjemahkan dengan ‘rintangan terhadap pelaksanaan syariat Islam’, juga terjemah pada frase بحبل الله, kata  جميعا, dan kalimat ولا تفرقوا dalam QS. A<li ‘Imra>n [3]: 103.  Sedangkan terjemah atas ayat-ayat jihād dan qitāl dalam buku tersebut membuktikan tidak hanya untuk melakukan justifikasi terhadap ideologi sang penerjemah, namun juga sebagai upaya destigmatisasi paham radikal yang diasosiasikan terhadap kelompoknya. Destigmatisasi tersebut dilakukan dengan beberapa cara berikut: (1) kitab tafsir yang dijadikan acuan dalam buku tersebut cenderung hanya memilih rujukan yang sesuai dengan ideologinya; (2) adanya distorsi terhadap sebagian kitab tafsir yang dijadikan rujukan; dan (3) sebagian hasil terjemah yang ditawarkannya cenderung mengarah pada paham radikalisme atau ekstremisme