Anselmus J. E. Toenlioe
Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen untuk Siswa Kelas 1—3 SD Yatmini Yatmini; Anselmus J. E. Toenlioe; Sulthoni Sulthoni
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 6: JUNI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.933 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i6.11164

Abstract

Abstract: Teaching materials are the most integral in the learning process. BSE Christian Religion Education (Pendidikan Agama Kristen - PAK) is a teaching material that can be used to achieve the standard of competence set by the government. However, it does not work effectively because of the reality in the PAK learning process in state schools or non-Christian based schools, students are not getting the proper learning. In the implementation of the learning is often PAK done by way of multigrade learning, where students from first grade to sixth grade into one class at a time. This right is caused by a small number of Christian students. Therefore it is necessary to develop a Christian Religious Education teaching materials that can be used together but can meet the competency standards that the government sets for each class.Abstrak: Bahan ajar merupakan hal yang paling integral dalam proses pembelajaran. BSE Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan bahan ajar yang bisa digunakan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan pemerintah. Akan tetapi, hal itu tidak berjalan dengan efektif karena realitanya dalam proses pembelajaran PAK di sekolah-sekolah negeri atau yang tidak berbasis Agama Kristen, siswa tidak mendapatkan pembelajaran sebagaimana mestinya. Dalam pelaksanaan pembelajarannya sering kali PAK dilakukan dengan cara pembelajaran kelas rangkap, dimana siswa dari mulai kelas satu sampai kelas enam dijadikan satu kelas dalam waktu yang bersamaan. Hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang beragama Kristen hanya sedikit. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu bahan ajar Pendidikan Agama Kristen yang bisa digunakan secara bersama-sama, tetapi bisa memenuhi standar kompetensi yang pemerintah tetapkan untuk tiap-tiap kelas.
Pembelajaran Berbasis Proyek Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan Rangkaian LEAD (Listen, Explore, Analyze, and Do) untuk Menumbuhkan Adversity Quotient Berbantuan Mobile Learning Schoology Titis Pandangwati; Saida Ulfa; Anselmus J. E. Toenlioe
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 7: JULI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.932 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i7.11289

Abstract

Abstract: The development of project-based learning design with the LEAD series (Listen, Explore, Analyze and Do) aided the schoology to answer the problems of the subjects of workshop and entrepreneurship which aimed to print the students as entrepreneur owner. The research method used to develop the learning design is Dick, Carey and Carey (2015). Based on the validation percentage of 91.25% material experts, 90% design learning experts, and 97.5% of media experts, field trials of 92.83% means that instructional design and instructional media are appropriate for learning. While the results of effectiveness test all test subjects as many as 30 including Adversity Quotient categories are climbers. Abstrak: Pengembangan desain pembelajaran berbasis proyek dengan rangkaian LEAD (Listen, Explore, Analyze, and Do) berbantu schoology untuk menjawab permasalahan mata pelajaran prakarya dan kewirausahan yang bertujuan mencetak peserta didik sebagai owner entrepreneur. Metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan desain pembelajaran yaitu Dick, Carey and Carey (2015). Berdasarkan hasil validasi persentase ahli materi 91.25%, ahli desain pembelajaran 90%, dan ahli media 97.5%, uji coba lapangan 92,83% artinya desain pembelajaran dan media pembelajaran layak digunakan dalam pembelajaran. Sementara itu, hasil uji efektivitas seluruh subjek uji coba sebanyak 30 termasuk kategori Adversity Quotient yaitu climbers.