Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Progress in Social Development

The Process of Institutionalizing Regional Regulation Number 07 the Year 2017 of Samarinda City Fostering Street Children and Homeless Beggars: Proses Pelembagaan Perda Nomor 07 Tahun 2017 Kota Samarinda Pembinaan Pengemis Anak Jalanan dan Gelandangan Lailatul Fitriyah; Sukapti Sukapti; Sarifudin Sarifudin
Progress In Social Development Vol. 2 No. 1 (2021): January 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psd.v2i1.24

Abstract

ABSTRACT: This research is to describe the efforts of the Social Service and Satpol PP of Samarinda City in institutionalizing Perda Number 07 of 2017, describing the constraints in enforcing Regional Regulation Number 07 of 2017, describing the institutionalization process, namely the stages of being known, known, obeyed and respected and to describe at what stage society is Jalan Pramuka in the institutionalization of Perda Number 07 of 2017. The results obtained from this study indicate that the efforts made by the Social Service are direct socialization, namely socialization in schools, sub-districts and official meetings, then indirect socialization through appraisal signs, brochures and pamphlets. The process of institutionalizing Perda Number 07 of 2017 has not been internalized by the Jalan Pramuka community, the community only goes through the first stage, namely the known stage. Some people do not know the Perda because there is no direct socialization in Sempaja Selatan Village. Obstacles in enforcement by the Social Service administrators are limited funds for comprehensive outreach, Satpol PP which is not sufficient to cover the whole of Samarinda City, and reluctance to take action against people who still give, because it is considered that giving is a human right. ABSTRAK: Penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya dari Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Samarinda dalam pelembagaan Perda Nomor 07 Tahun 2017, mendeskripsikan kendala dalam penegakan Perda Nomor 07 Tahun 2017, mendeskripsikan proses pelembagaan yaitu tahap dikenal, diketahui, ditaati dan dihargai dan untuk mendeskripsikan pada tahap mana masyarakat Jalan Pramuka dalam pelembagaan Perda Nomor 07 Tahun 2017. Hasil yang di peroleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa Upaya yang dilakukan oleh Dinas Sosial adalah dengan sosialisasi secara langsung yaitu sosialisasi di sekolah, kelurahan dan rapat dinas, kemudian sosialisasi secara tidak langsung melalui plang himbauan, brosur dan pamplet. Proses pelembagaan Perda Nomor 07 Tahun 2017 belum terinternalisasi oleh masyarakat Jalan Pramuka, masyarakat hanya melalui satu tahap pertama yaitu tahap dikenal. Sebagian masyarakat tidak mengetahui Perda tersebut karena tidak adanya sosialisasi secara langsung di Kelurahan Sempaja Selatan. Kendala dalam penegakan oleh pihak penyelenggara Dinas Sosial terbatasnya dana untuk sosialisasi secara menyeluruh, Satpol PP yang tidak cukup dalam mengcover seluruh Kota Samarinda, serta rasa segan dalam menindak masyarakat yang masih memberi, karena dinilai memberi adalah hak asasi manusia.
The Role of The Ethnic Borneo Studio as An Empowered Community in The Development of Traditional Arts in The City of Samarinda: Peranan Sanggar Borneo Etnika Sebagai Komunitas Berdaya Dalam Perkembangan Kesenian Tradisional Di Kota Samarinda Sonia Adinda Septi Maurani; Sukapti Sukapti; Badruddin Nasir
Progress In Social Development Vol. 2 No. 2 (2021): July 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psd.v2i2.31

Abstract

ABSTRACT: The Borneo Etnika Studio is one of the studios in Samarinda City that was founded in 2008 and turned into a community in 2013 with a wider focus on art. The training and coaching activities include basic theory in dancing and playing traditional musical instruments which consist of three realms of artistic culture which include the palace, the coast and the hinterland. The Borneo Etnika Studio opened the activity in general to the wider community, then the studio as a supporting element in developing traditional arts also played its role in creating new works by participating in various kinds of performances and competitions as well as collaborating with the local government, one of which was UPTD Taman Budaya which is a facilitator in providing a place for the activities carried out by the Borneo Ethnic Studio. ABSTRAK: Sanggar Borneo Etnika merupakan salah satu sanggar di Kota Samarinda yang berdiri sejak tahun 2008 dan berubah menjadi komunitas pada tahun 2013 dengan fokus seni yang lebih luas. Kegiatan pelatihan dan pembinaan didalamnya meliputi teori dasar dalam menari dan memainkan alat musik tradisional yang terdiri dari tiga ranah budaya kesenian yang meliputi keraton, pesisir dan pedalaman. Sanggar Borneo Etnika membuka kegiatan tersebut secara umum untuk masyarakat luas, kemudian sanggar sebagai unsur pendukung dalam mengembangkan kesenian tradisional juga menjalankan peranannya dalam menciptakan karya-karya terbaru dengan mengikuti berbagai macam pementasan dan perlombaan serta menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat salah satunya UPTD Taman Budaya yang merupakan fasilitator dalam menyediakan tempat untuk kegiatan yang dilaksanakan Sanggar Borneo Etnika.