Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EVALUASI KINERJA DAN PERAMALAN PRODUKSI SUMUR FW1 MENGGUNAKAN METODE CHAN DAN ANALISIS DECLINE CURVE Farhan Arif Wardhana; Lestari Said; Ghanima Yasmaniar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3395

Abstract

Dalam kuartal akhir tahun 2017 produksi minyak atau oil recovery pada sumur FW1 mengalami penurunan. Kedua sumur tersebut berada di lapangan onshore yang dikelola di Sumatra Selatan pada formasi Batu Raja. Sumur FW1 dianalisis dengan menggunakan metode Chan’s Diagnostic Plot dan Decline Curve Analysis. Analisis menggunakan Chan’s Diagnostic Plot dilakukan pada data produksi minyak dan air untuk memperoleh water oil ratio dan water oil ratio derivative. Sedangkan untuk analisis decline curve dilakukan pada data produksi minyak masing-masing sumur. Dalam analisis decline curve untuk setiap sumur, penentuan jenis decline dilakukan dengan metode Trial Error and X2 Chisquare, sehingga dapat ditentukan jenis kurva penurunannya. Dari metode Chan’s Diagnostic plot diketahui sumur FW1 mengalami water coning dan dari metode analisis decline curve diketahui sumur FW1 dapat berproduksi sampai denganMei 2020.
ANALISIS PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR DAN KERUSAKAN FORMASI SERTA UJI DELIVERABILITAS PADA SUMUR AMP-01 Adrian Manggala Putra; Fathadhin Fathadhin; Ghanima Yasmaniar
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2019 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.4220

Abstract

Sumur AMP-01 ini telah dilakukan proses Stimulasi, selanjutnya dilakukanpengujian sumur yaitu Pressure Trasient Analysis. Tujuan dilakukannya welltesting pada sumur AMP-01 adalah untuk membuktikan keberhasilan stimulasiyang dilakukan pada sumur ini dengan menentukan parameter-parameterreservoir seperti tekanan reservoir, permebilitas (k), factor skin, dan penurunantekanan akibat skin (∆Pskin). Analisis yang dilakukan adalah Pressure Build Up(PBU). Metode yang digunakan adalah Horner Plot dengan pendekatan PseudoPressure Ψ(P). Selain itu dilakukan juga Uji Deliverabilitas dengan metodeModified Isocronal Test (MIT). Analisis Pressure Build Up dan Uji Deliverabilitasini dilakukan dengan menggunakan software dan perhitungan manual denganSpreadsheet menunjukan hasil yang hampir sama. Hasil analisis ini menunjukanbahwa model reservoir pada sumur AMP-01 adalah Two Porosity Sphere dengan Boundary Rectangle. Selanjutnya dilakukan uji deliverabilitas pada sumur AMP-01 dengan menggunakan metode Modified Isochronal Test. Plot yang dilakukan yaitu dengan memplot laju alir gas vs penurunan tekanan, nilai AOFP (Absolute Open Flow Potential) pada sumur ini berdasarkan analisis uji deliverabilitas yaitu sebesar 4147.85 MSCF/D dengan nilai back pressure coefficient (C) sebesar 6.179 dan nilai slope (m) 0.5.
STUDI SIMULASI UNTUK PREDIKSI PRODUKSI GAS DI LAPANGAN X MELALUI SENSITIVITAS LAJU ALIR DAN TUBING HEAD PRESSURE Ghanima Yasmaniar; Maman Djumantara; Suryo Prakoso
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 9 No. 4 (2020): DESEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.233 KB) | DOI: 10.25105/petro.v9i4.8211

Abstract

ABSTRAK Lapangan X merupakan lapangan baru dan hanya memiliki satu existing well yaitu sumur X-1. Sumur ini belum berproduksi sehingga tidak ada data produksi dari Lapangan X. Walaupun demikian, pada sumur X-1 ini telah dilakukan DST (Drill Stem Test), dimana terdapat indikasi kandungan gas dari hasil tes tersebut.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Black Oil Simulator dengan fluida yang terdiri dari gas dan air. Adapun model dari reservoir ini berdimensi 32×280×94 sehingga totalnya ada sebanyak 842.240 grid cell. Berdasarkan perhitungan volumetrik, diketahui bahwa GIIP (Gas Initial in Place) dari Lapangan X adalah sebesar 20,02 BSCF. Sedangkan dari hasil inisialisasi data pada proses simulasi, didapat GIIP sebesar 20,8 BSCF. Perbedaan yang didapat dari kedua hasil perhitungan di atas adalah sebesar 3,896%. Mengingat lapangan ini belum berproduksi, maka proses history matching dilakukan dengan menggunakan data DST dari sumur X-1.Skenario produksi pada penelitian ini dilakukan selama 15 tahun melalui analisis sensitivitas pergantian nilai laju alir gas dan THP (Tubing Head Pressure), sehingga totalnya ada 12 skenario produksi. Berdasarkan hasil simulasi dengan memperhatikan plateau time, maka skenario produksi terbaik didapat pada pengaturan laju alir 2 MMSCF dengan RF (Recovery Factor)  sebesar 54,7% dan plateau rate bertahan sampai akhir simulasi. Apabila hanya memperhatikan sampai sumur mati, maka skenario terbaik didapat pada pengaturan laju alir 8 MMSCF dan THP 100 psia, yaitu diperoleh RF sebesar 79,56%.  Kata Kunci : Simulasi reservoir, laju alir, tubing head pressure, plateau time, recovery factor  ABSTRACT Field X is a new field and it consists of X-1 well as an exsisting well. This well has not been produced, so there is no production data from Field X. However, in this well has been carried out a DST (Drill Stem Test), which indicates the gas content of the test results. This research used Black Oil Simulator which the fluid consist of gas and water. The model of this reservoir has dimensions of 32 × 280 × 94, so there are a total of 842,240 grid cells. Based on volumetric calculations, it has known that the GIIP (Gas Initial in Place) from Field X is 20.02 BSCF. Meanwhile, from the results of initialization data is 20.8 BSCF, therefore the the difference obtained from the calculation is 3,896%. Considering that this field has not been produced, the history matching process was carried out using DST data from X-1 well. The production scenario in this study was carried out for 15 years through a sensitivity analysis of changes in the value of gas flow rate and THP (Tubing Head Pressure), so that there are a total of 12 production scenarios. Based on the simulation results regarding the plateau time, the best production scenario is obtained at a flow rate setting of 2 MMSCF with an RF (Recovery Factor) of 54.7% and the plateau rate lasts until the end of the simulation. If we just consider the production until the well is dead, the best scenario is obtained at the flow rate setting of 8 MMSCF and THP 100 psia, which is an RF of 79.56%. Keywords :Reservoir simulation, flow rate, tubing head pressure, plateau time, recovery factor
EVALUASI PENANGGULANGAN HILANGNYA SIRKULASI LUMPUR PADA SUMUR CLU-14 LAPANGAN CLU-D/6 Alfredo Meirexa; Abdul Hamid; Ghanima Yasmaniar
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 10 No. 2 (2021): JUNI
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.027 KB) | DOI: 10.25105/petro.v10i2.8901

Abstract

Hilangnya Sirkulasi lumpur pemboran ialah hilangnya semua atau sebagian lumpur dalah sirkulasinya dan masuk kedalam formasi. Lost Circulation merupakan salah satu dari banyak tipe masalah yang dihadapi dalam proses pemboran. Oleh karena itu perlu adanya perancanaan pemakaian lumpur pemboran yang baik dan benar agar pemboran dapat berjalan dengan lancar. Masalah-masalah yang sering terjadi pada operasi pemboran, antara lain: pipas terjepit akibat pengembangan lapisan shale, pack off, lost circulation dan lain-lainya Pemboran sumur CLU-14 adalah sumur vertical yang berada pada lapangan CLU-D/6. Pada sumur CLU- 14 terjadi permasalahan hilangnya sirkulasi lumpur pada kedalaman 3185 ft. sumur CLU-14 mengalami total loss, sehingga tidak ada lumpur yang kembali ke permukaan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada kedalaman 3185 ft diperoleh nilai tekanan hidrostatik sebesar 4357,3 psi, nilai tekanan fracture 4358,62 psi, nilai tekanan formasi 2141,61 psi dan Equivalent Circulation Density (ECD) sebesar 8,34 ppg, dan Bottom Hole Circulation Pressure atau BHCP sebesar 3935,58 psi. Penyebab terjadinya hilang lumpur adalah natural fracture. Metode penanggulangan yang dilakukan pada sumur CLU-14 adalah LCM dan blind drilling. Metode dengan menggunakan LCM tidak berhasil menutup zona loss, sehingga dilakukan metode Blind drilling. Blind drilling dilakukan untuk menjaga stabilitas lubang dengan cara menjaga tekanan hidrostatik. Metode ini berhasil hingga total depth. Sehingga menghentikan laju dari hilangnya sirkulasi lumpur pemboran Kata kunci: Hilang Sirkulasi, Lumpur Pemboran, LCM, Blind Drilling
Determination of Rock Type Using Hydraulic Flow Unit Concept to Predict Permeability with Artificial Neural Network Ghanima Yasmaniar; Ratnayu Sitaresmi; Suryo Prakoso
Journal of Earth Energy Science, Engineering, and Technology Vol. 1 No. 2 (2018): JEESET-VOL.1-NO.2-2018
Publisher : Penerbitan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.628 KB) | DOI: 10.25105/jeeset.v1i2.3942

Abstract

Permeability is one of the important of reservoir characteristics, but is difficult to predict it. The accurate permeability values can be obtained from core data analysis, but it is not possible to do at all of the well intervals in the field. This study used 191 sandstone core samples from the Upper Cibulakan Formation in the North West Java Basin. The concept of HFU (Hydraulic Flow Unit) developed by Kozeny-Carman is used to generate the relationship between porosity and permeability for each rock type. Afterward, to estimate the permeability value at uncored intervals, the statistical methods of artificial neural network based on log data are used on G-19 Well, G Field which is located in the North West Java Basin. Based on core data analysis from this research, the reservoir consists of eight HFU with different equations to estimate permeability for each HFU. From this reserarch, the results of permeability calculations at uncored intervals are not much different from the core data at the same depth. Therefore the approach of permeability prediction can be used to determine the value of permeability without performing core data analysis so that it can save the company expenses.
PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KULIT PISANG TERHADAP FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE PADA LUMPUR BERBAHAN DASAR AIR TAWAR UNTUK TEMPERATUR 80oF DAN 200oF Ghanima Yasmaniar; Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ridha Husla; Widia Yanti; Reinaldi
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 2 (2023): JUNI
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i2.16729

Abstract

Sifat fisik lumpur pemboran sangat berpengaruh terhadap sirkulasi pemboran. Penggunaan komposisi pada lumpur pemboran selama ini banyak menggunakan polimer yang mengandung bahan kimia, maka dari itu diperlukan komposisi pada lumpur pemboran yang berasal dari bahan alami. Tujuan: Pada penelitian ini dilakukan pembuatan lumpur pemboran yang berasal dari kulit pisang ambon. Selanjutnya dilihat dampak dari setiap penambahan pada bubuk kulit pisang tersebut terhadap sifat fisik filtration loss dan mud cake pada dua titik temperatur. Metodologi dan Hasil: Penggunaan bubuk kulit pisang pada penelitian ini dikonsentrasikan pada sampel 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram dan akan ditentukan pada konsentrasi mana yang paling optimal. Kemudian diuji untuk melihat nilai perubahan pada filtration loss dan mud cake pada sampel tersebut. Pada penelitian ini menggunakan dua faktor temperatur 80oF dan 200oF, untuk melihat perubahan pada lumpur tersebut pada setiap sampel yang digunakan. Nilai dari filtration loss pada temperatur 80oF yaitu 16 ml/30 menit, 15 ml/30 menit, 14 ml/30 menit, 13,5 ml/30 menit, dan pada temperatur 200oF didapatkan nilai sebesar 6,5 ml/30 menit, 5,5 ml/30 menit, 5,3 ml/30 menit, 5,2 ml/30 menit. Pada temperatur 80oF nilai mudcake yang didapatkan sebesar 1,3 mm, 1 mm, 0,8 mm, 0,6 mm, dan untuk temperatur 200oF nilai mudcake yaitu 0,8 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,2 mm. Kesimpulan: Kenaikan temperatur menyebabkan nilai filtration loss menurun dikarenakan kandungan air di dalam filtrat ikut menguap. Selain itu, semakin tinggi nilai filtration loss maka semakin tebal nilai dari mudcake dikarenakan banyaknya partikel yang mengendap.
ANALISIS KARAKTERISITIK RESERVOIR PADA SUMUR FAR-1 LAPANGAN Z MENGGUNAKAN METODE PRESSURE BUILD UP Farhan Zimah; M.Taufiq Fathaddin; Ghanima Yasmaniar
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 3 No. 2 (2022): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jek.v3i2.16102

Abstract

Abstrak Analisis tekanan transient merupakan kegiatan yang cukup penting untuk mengetahui kemampuan suatu sumur memproduksikan hidrokarbon keatas permukaan. Salah satu metode untuk mengetahui parameter serta karakteristik suatu reservoir adalah dengan analisis tekanan transien dengan cara Pressure Build Up analisis. Parameter yang dihasilkan dalam uji sumur ini antara lain, jenis reservoir, batas reservoir, tekanan awal reservoir, permeability thickness, kerusakan formasi, dan permeabilitas. Hasil yang didapat dari analisa uji sumur pada sumur FAR-1 menggunakan software,menunjukan bahwa wellbore model pada sumur FAR-1 yaitu Changing Wellbore Storage, dan jenis reservoir Homogeneus, serta batasan reservoir One fault. Karakterisitik formasi berdasarkan analisa pada sumur FAR-1 adalah nilai produktivity index sebesar 2819.96 psi, permeability thickness sebesar 5120 mD.ft, permeabilitas sebesar 16.3 mD, total skin sebesar 0.36.     Kata kunci : Pressure Build Up test (PBU), Wellbore Storage, Permeabilitas, Skin     Abstract Transient pressure analysis is an activity that is quite important to determine the ability of a well to produce hydrocarbons above the surface. One method to determine the parameters and characteristics of a reservoir is by transient pressure analysis by means of Pressure Build Up analysis. The parameters produced in this well test include reservoir type, reservoir boundary, initial reservoir pressure, permeability thickness, formation damage, and permeability. The results obtained from the analysis of the well test on the FAR-1 well using the software show that the wellbore model in the FAR-1 well is Changing Wellbore Storage, and the reservoir type is Homogeneus, as well as the reservoir boundary of One fault. The characteristics of the formation based on the analysis in the FAR-1 well are the productivity index value of 2819.96 psi, permeability thickness of 5120 mD.ft, permeability of 16.3 mD, total skin of 0.36.      Keywords: Presuure Build Up (PBU), Wellbore Storage, Permeability, Skin