- Mifbakhuddin
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG SEMARANG BARAT Muniroh, Nuha; Aisah, Siti; Mifbakhuddin, -
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis. kesembuhan TBC paru di Indonesia masih terdapat daerah tertentu yang angka kesembuhanya masih rendah. Oleh karena itu perlu adanya program kesembuhan TB paru DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB paru agar menelan obat secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB paru, karena menghasilkan angka kesembuhanyang tinggi yaitu 95%.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesembuhan penyakit tuberculosis (TBC) paru di wilayah kerja puskesmas Mangkang Semarang Barat. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi dan sampel penelitian adalah repondenyang menjalani pengobatan Tuberkulosis  selama fase lanjutan di wilayah kerja puskesmas Mangkang Semarang Barat sebanyak 30 orang. Variabel bebas adalah  dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, pengawas minum obat dan perilaku buang dahak. Variabel terikatnya adalah kesembuhan . Uji statistik yang digunakan uji Chi Square. Penelitian menunjukkan bahwa ada tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,073 (p > 0,05), ada hubunganyang  signifikan kepatuhan minum Obat terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,001 (p < 0,05), ada hubungan yang signifikan Pengawas Minum Obat terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value   0,002 (p < 0,05), ada hubungan yang signifikan  perilaku buang dahak terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value  0,007   (p < 0,05). Diharapkan penderita TBC dapat lebih meningkatkan perilaku hidup sehat dalam aspek kepatuhan minum obat, PMO dan perilaku buang dahak yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan untuk mencapai kesembuhan yang optimal. Kata kunci : faktor, kesembuhan , TBC
PERBEDAAN RESPON SOSIAL PENDERITA HIV-AIDS YANG MENDAPAT DUKUNGAN KELUARGA DAN TIDAK MENDAPAT DUKUNGAN KELUARGA DIBALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG Marubenny, Sandy; Aisah, Siti; Mifbakhuddin, -
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atauhilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan respon sosial yang mendapat dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang. Jenis penelitian yang dipakai observasi analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan tujuan prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ODHA di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang dan sampel penelitian ini berjumlah 39 orang. Variabel bebas penelitian ini adalah dukungankeluarga sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah respon sosial. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berusia dewasa awal antara 18 – 40 tahun sebanyak 29 orang (74,4%) dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 21orang (53,8%) sedangkan untuk pekarjaan sebanyak 25 orang (64,1%) bekerja di swasta. Sebanyak 22 orang (56,4%) respon sosialnya mal adaptif sisanya sebanyak 17 orang (43,6%), sedangkan untuk dukungan keluarga sebagian besar mendukung sebanyak 22 orang (59,0%) sedangkan sisanya tidak mendukung sebanyak 17 orang (41,0%), hasil nilai didapat gambaran nilai p-value 0,267 (p value > 0,05) jadi kesimpulannya tidak ada perbedaan respon sosial penderita HIV-AIDS yang mendapat dukungan dan tidak mendapat dukungankeluarga. Berdasarkan hasil tersebut perlu optimalisasi untuk meningkatkan respon sosial di masyarakat, mengintegrasikan upaya promotif dan preventif di dalam program Balai Kesehatan Paru masyarakat.Kata kunci : respon sosial, dukungan keluarga, HIV/AIDS
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA DIRI DAN HARGA DIRI PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JOMBLANG KECAMATAN CANDISARI SEMARANG Prameswari, Sorga Perucha Iful; Aisah, Siti; Mifbakhuddin, -
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas dapat memberikan dampak negatif secara psikologi kepada remaja yang bersangkutan, hal yang selalu beriringan dengan obesitas adalah gangguan citra diri dan harga diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang.Metode dalam penelitian ini adalah Diskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang mengalami obesitas di Kelurahan Jomblang yaitu sebanyak 27remaja. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan sample jenuh yaitu dengan menggunakan seluruh populasi sebagai sample penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar remaja yang menjadai responden dalam penelitian berada dalam obesitas ringan ( 81,5 % ), sebagian besar remaja putri memiliki citra diri yang negatif ( 51,9 % ), serta sebagian besar remaja putri memiliki harga diri yang negatif ( 51,9 % ). Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment didapatkan nilai p = 0.154 (> 0.05), sehinggatidak terdapat hubungan antara obesitas dengan citra diri dan nilai p = 0.791 (> 0.05), sehingga tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja putri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas agar meningkatkan kemampuan fisiknya, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan olah raga rutin serta dapat memahami perikaku apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatn fisiknya. Secara keseluruhan diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas untuk dapatmeningkatkan harga dirinya dan memiliki pandangan yang positif terhadap tubuhnya agar dapat terhindar dari penghinaan secara fisik.Kata kunci : obesitas, citra diri, harga diri, remaja putri.
PERTUMBUHAN LARVA Aedes aegypti PADA AIR TERCEMAR - Sayono; S Qoniatun; - Mifbakhuddin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.773 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background: Ae. aegypti is the primary vector of dengue viruses. This species proved to lay their eggs in the polluted breeding water. Ae. Aegypti’s eggs also can hatch in the sewage water, but their survival and growth to be pupae and imago is still unknown. Objective : to understand of Ae.aegypti larvae survivality and growth in various of breeding water such as well water, sewage water, waste-soap water, and chlorinated-water. Method : four kinds of breeding water were taken from setlement and used directly. The eggs of laboratory strain of Ae. Aegypti were hatched in clean water medium. Larvae reared until of three-days old. As many as 25 healthy larvae were sampled to the four types of water brood. The number of survival larvae, pupae, and imago were observed and calculated everyday for a month. Data was analyzed descriptively and analytically. Results: Ae. aegypti can survive in the sewage, well, and chlorinated water, respectively. Larval mortality in well and chlorinated water were more than 97%. The normally larval growth was occured in the sewage water brood only, but not in the well and chlorinated water. Larvae can not survive in the waste-soap water. Conclusion: the clean sewage water can be a good breeding places for Ae. aegypti, so that, its presence should be considered in the vector control program. Keywords : Ae. aegypti larvae, pupae, imago, polluted water ABSTRAK Latar Belakang: Nyamuk Ae. aegypti adalah vektor primer virus Dengue, terbukti mau bertelur pada air perindukan yang tidak bersih. Telur Ae. aegypti dapat menetas pada air comberan, meskipun belum diketahui ketahanan hidup dan pertumbuhan larva menjadi pupa dan nyamuk dewasa. Tujuan : Mengetahui ketahanan hidup dan pertumbuhan  larva Ae.aegypti pada berbagai jenis air perindukan yaitu air sumur gali, air comberan, air limbah sabun mandi dan air bersih. Metode : Empat jenis air perindukan diambil secara langsung dari pemukiman penduduk dan langsung digunakan.. Telur Ae. aegypti strain laboratorium ditetaskan pada media air bersih. Larva dipelihara hingga berumur 3 hari. Sampel sebanyak 25 ekor larva sehat dimasukkan ke enam jenis air perindukan. Jumlah larva yang bertahan hidup, menjadi pupa dan nyamuk dewasa diamati dan dihitung setiap hari selama 1 bulan. Data ketahanan dan pertumbuhan larva dianalisis secara diskriptif dan komparatif. Hasil : Larva Ae. aegypti dapat bertahan hidup pada air got, SGL, dan PAM, dengan rerata yang berbeda nyata. Kematian larva pada air SGL dan PAM sangat tinggi (> 97%). Pertumbuhan larva secara  normal hanya terjadi pada media perindukan air got. Larva Ae. aegypti tidak dapat tumbuh menjadi pupa pada air SGL dan PAM, bahkan tidak bertahan hidup pada air limbah sabun mandi. Kesimpulan : Air got yang didiamkan dan jernih menjadi tempat perindukan yang baik bagi Ae. aegypti, sehingga keberadaannya perlu diperhatikan dalam pembersihan sarang nyamuk. Kata kunci : Larva Ae. aegypti, pupa, nyamuk dewasa, air perindukan tercemar
PERBEDAAN RESPON SOSIAL PENDERITA HIV-AIDS YANG MENDAPAT DUKUNGAN KELUARGA DAN TIDAK MENDAPAT DUKUNGAN KELUARGA DIBALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG Sandy Marubenny; Siti Aisah; - Mifbakhuddin
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.371 KB)

Abstract

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atauhilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan respon sosial yang mendapat dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang. Jenis penelitian yang dipakai observasi analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan tujuan prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ODHA di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang dan sampel penelitian ini berjumlah 39 orang. Variabel bebas penelitian ini adalah dukungankeluarga sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah respon sosial. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berusia dewasa awal antara 18 – 40 tahun sebanyak 29 orang (74,4%) dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 21orang (53,8%) sedangkan untuk pekarjaan sebanyak 25 orang (64,1%) bekerja di swasta. Sebanyak 22 orang (56,4%) respon sosialnya mal adaptif sisanya sebanyak 17 orang (43,6%), sedangkan untuk dukungan keluarga sebagian besar mendukung sebanyak 22 orang (59,0%) sedangkan sisanya tidak mendukung sebanyak 17 orang (41,0%), hasil nilai didapat gambaran nilai p-value 0,267 (p value > 0,05) jadi kesimpulannya tidak ada perbedaan respon sosial penderita HIV-AIDS yang mendapat dukungan dan tidak mendapat dukungankeluarga. Berdasarkan hasil tersebut perlu optimalisasi untuk meningkatkan respon sosial di masyarakat, mengintegrasikan upaya promotif dan preventif di dalam program Balai Kesehatan Paru masyarakat.Kata kunci : respon sosial, dukungan keluarga, HIV/AIDS
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA DIRI DAN HARGA DIRI PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JOMBLANG KECAMATAN CANDISARI SEMARANG Sorga Perucha Iful Prameswari; Siti Aisah; - Mifbakhuddin
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.569 KB)

Abstract

Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas dapat memberikan dampak negatif secara psikologi kepada remaja yang bersangkutan, hal yang selalu beriringan dengan obesitas adalah gangguan citra diri dan harga diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang.Metode dalam penelitian ini adalah Diskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang mengalami obesitas di Kelurahan Jomblang yaitu sebanyak 27remaja. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan sample jenuh yaitu dengan menggunakan seluruh populasi sebagai sample penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar remaja yang menjadai responden dalam penelitian berada dalam obesitas ringan ( 81,5 % ), sebagian besar remaja putri memiliki citra diri yang negatif ( 51,9 % ), serta sebagian besar remaja putri memiliki harga diri yang negatif ( 51,9 % ). Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment didapatkan nilai p = 0.154 (> 0.05), sehinggatidak terdapat hubungan antara obesitas dengan citra diri dan nilai p = 0.791 (> 0.05), sehingga tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja putri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas agar meningkatkan kemampuan fisiknya, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan olah raga rutin serta dapat memahami perikaku apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatn fisiknya. Secara keseluruhan diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas untuk dapatmeningkatkan harga dirinya dan memiliki pandangan yang positif terhadap tubuhnya agar dapat terhindar dari penghinaan secara fisik.Kata kunci : obesitas, citra diri, harga diri, remaja putri.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG SEMARANG BARAT Nuha Muniroh; Siti Aisah; - Mifbakhuddin
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.698 KB)

Abstract

Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis. kesembuhan TBC paru di Indonesia masih terdapat daerah tertentu yang angka kesembuhanya masih rendah. Oleh karena itu perlu adanya program kesembuhan TB paru DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB paru agar menelan obat secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB paru, karena menghasilkan angka kesembuhanyang tinggi yaitu 95%.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesembuhan penyakit tuberculosis (TBC) paru di wilayah kerja puskesmas Mangkang Semarang Barat. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi dan sampel penelitian adalah repondenyang menjalani pengobatan Tuberkulosis  selama fase lanjutan di wilayah kerja puskesmas Mangkang Semarang Barat sebanyak 30 orang. Variabel bebas adalah  dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, pengawas minum obat dan perilaku buang dahak. Variabel terikatnya adalah kesembuhan . Uji statistik yang digunakan uji Chi Square. Penelitian menunjukkan bahwa ada tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,073 (p > 0,05), ada hubunganyang  signifikan kepatuhan minum Obat terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value 0,001 (p < 0,05), ada hubungan yang signifikan Pengawas Minum Obat terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value   0,002 (p < 0,05), ada hubungan yang signifikan  perilaku buang dahak terhadap kesembuhan pada penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Mangkang dengan p value  0,007   (p < 0,05). Diharapkan penderita TBC dapat lebih meningkatkan perilaku hidup sehat dalam aspek kepatuhan minum obat, PMO dan perilaku buang dahak yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan untuk mencapai kesembuhan yang optimal. Kata kunci : faktor, kesembuhan , TBC
PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH SEMARANG - Mifbakhuddin; - Nurjazuli
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.282 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan pengembangan model manajemen pelaksanaanpendidikan kesehatan kepada masyarakat dalam pencegahan penyakit tuberkulosis paru. Penelitianmenggunakan Research and Developmant (R&D). Meliputi tahap pendahuluan, Pada tahap inidilakukan kegiatan mengkaji pustaka (literatur) dan analisis kebutuhan berkaitan dengan informasimodel manajemen pendidikan kesehatan yang ada di lapangan. Selanjutnya dilakukan tahappengembangan. Pada tahap studi pengembangan ini, kegiatan yang dilakukan meliputi : (1)perumusan draft disain model pengelolaan pendidikan kesehatan awal, (2) pengembangan perangkatmodel pengelolaan pendidikan kesehatan, , (3) uji validasi. Analisis pendahuluan diperoleh temuanbahwa model faktual manajemen pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat yang selama iniditerapkan di Balai Kesehatan Paru mayarakat Wilayah Semarang terkait dengan penyamaaanpersepsi terhadap materi pendidikan kesehatan masyarakat belum berjalan dengan baik, koordinasipetugas belum optimal, waktu pelaksanaan dan materi PKM belum sesuai harapan penderita.Berdasarkan temuan analisis kebutuhan model manajemen pelaksanan pendidikan kesehatanmasyarakat yang mencakup aspek kebutuhan materi, tutor/fasilitator, pelaksanaan, bentuk, saranaprasarana dan kondisi pembelajaran sangat tinggi. Penilaian (validasi) yang mencakup penilaianbentuk, kegunaan/manfaat , manajemen, kepraktisan/visibilitas, keefektifan, materi PKM, kualitaspelaksanaan, kualitas tutor/ fasilitator dan sarana prasarana diperoleh temuan penilaian sangat baikdari ahli.