Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP NYERI LUKA EPISIOTOMI DI RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG Lukman Lukman; Siti Rahma; Prahardian Putri
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap nyeri luka episiotomi di RS Muhammadiyah Palembang.Metode: Metode yang digunanakan pada penelitian adalah praeksperimental dengan rancangan one group prettest-posttest design pada populasi ibu bersalin yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yang berjumlah 18 orang. Untuk menjawab tujuan penelitian menggunakan uji wilcoxon karena sebaran data tidak normal.Hasil: Rata - rata usia responden 25,11 tahun (± 4,626), paritas primipara 13 orang (72,2%) dan multipara 5 orang (27,8%), median nyeri luka episiotomi sebelum dan sesudah relaksasi napas dalam berturut-turut 6,00 (min – maks: 4 – 6) dan 4,00 (min – maks: 2 – 6). Untuk rata-rata nyeri sebelum dan sesudah tindakan relaksasi napas dalam berurut-turut didapatkan 5,61 (± 0,979)) dan 3,29 (± 1,098). Uji beda menggunakan uji Wilcoxon karena sebaran data tidak normal dan mendapatkan nilai p= 0,001.Simpulan: Relaksasi napas dalam mempengaruhi nyeri luka episiotomi. Diharapkan praktisi perawat dapat melakukan relaksasi pernapasan dalam sebagai salah satu alternatif implementasi pada ibu postpartum yang menjalani episiotomi. Para akademisi diharapkan dapat mengajarkan siswa tindakan relaksasi pernafasan dalam. Penelitian serupa dapat dilakukan, namun dengan penambahan jumlah sampel dan menggunakan kelompok kontrol.Kata kunci: episiotomy, nyeri, pascabersalin, relaksasi napas dalam
PENINGKATAN KEMAMPUAN DUTA GERMAS PENCEGAHAN COVID19 MELALUI PEERGROUPDI SMP SRIJAYA NEGARA PALEMBANG TAHUN2021 Ismar Agustin; Prahardian Putri; Imelda Erman
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.872 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v6i2.1264

Abstract

Currently, the community is faced with a prolonged pandemic, namely the COVID-19 pandemic. Various steps have been initiated by the Indonesian government so that the spread of the virus can be controlled, including through GERMAS. GERMAS as a health program based on community empowerment in schools requires strengthening through the school GERMAS ambassador. Improving healthy life patterns/behaviors for junior high school students through increasing the ability of GERMAS ambassadors in preventing the spread of Covid-19. The solution to the problem is carried out by developing the ability of GERMAS ambassadors for junior high schools (SMP) in the application of GERMAS to prevent the spread of covid-19 through peer groups. The activity was carried out through the training stages of GERMAS ambassador, then GERMAS ambassador did socialization to peer groups through peer groups. The output produced is in the form of increasing the understanding and ability of the GERMAS ambassador and junior high school students in healthy living behavior through the GERMAS application to prevent the spread of Covid-19, in addition to producing the proposed IPR module and public service publications in the Sinta indexed Community Service Journal.
PENERAPAN LATIHAN PROGRESSIF MUSLE RELAXATION(PMR) DALAM PENURUNAN TEKANAN DARAH DI POSYANDU LANSIA RT 53 KELURAHAN BUKIT LAMA KECAMATAN ILIR BARAT I WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG SELASA PALEMBANG Eva Susanti; Sukma Wicaturatmashudi; Prahardian Putri
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.022 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v6i2.1206

Abstract

Sebanyak 25% lansia menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain. Di Indonesia lansia penderita hipertensi berumur 55-64 tahun sebanyak 45,9%, lansia umur 65-74 tahun sebanyak 57,6% dan pada kelompok lansia umur 75 tahun keatas kelompok sebanyak 63,8% (Kemenkes RI, 2016). Puskesmas padang selasa bulan Januari 2018, dengan jumlah penduduk 728 jiwa terdiri dari 209 KK terdapat Jumlah lansia di Rt 53 Rw kelurahan Bukit lama kecamatan Ilir barat I palembang berjumlah 55 orang lansia. Kebanyakan lansia tersebut banyak yang menderita Hipertensi. Dari jumlah 55 lansia yang ada di Posyandu tersebut kebanyakan menderita hipertensi lebih kurang sekitar 30 orang. Permasalahan yang di hadapi peserta Posyandu Lansia tersebut, belum pernah dilakukan latihan Relaksasi otot Progesif atau PMR. Metode pendekatan berupa penyuluhan dan Latihan Relaksasi otot Progresif atau PMR (Progresive Muscle Relaksation) bagi lansia. Hasil dari pelaksanaannya dapat meningkatkan Penerapan latihan Relaksasi otot Progrsive atau PMR (Progresive Muscle Relaksation) pada lansia Hipertensi dapat membantu menurunkan tekanan darah lansia sehingga lansia dapat beraktifitas secara mandiri dalam memenuhi kebutuhannya dan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia tersebut. Selain itu kehidupan lansia tidak sepenuhnya tergantung kepada keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
PEMBERIAN PENGETAHUAN DAN PELATIHAN SENAM RHEMATIK PADA PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KOTA PALEMBANG Imelda Erman; Ratna Ningsih; Prahardian Putri
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.071 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v6i2.1205

Abstract

Warga binaan di Lapas perempuan menghadirkan tantangan tersendiri bagi pihak yang berwenang karena mereka merupakan kelompok khusus yang rentan terhadap masalah kesehatan dimana Informasi dan pengobatan sering kali terbatas ditempat ini. Tingkat kesehatan narapidana yang buruk merupakan satu konsekuensi logis yang pasti dialami oleh narapidana. Sanitasi yang buruk dan pola hidup yang jauh dari sehat menjadikan narapidana menjadi individu yang rentan tertular berbagai penyakit, seperti penyakit Rhematik, penyakit kulit, bahkan penyakit HIV/AIDS. Narapidana perempuan memiliki akses yang lebih sedikit terhadap pelayanan perawatan kesehatan di Lapas bila dibandingkan dengan narapidana laki-laki. Perawatan kesehatan yang mungkin juga terbatas atau tidak tersedia dan berbagai materi promosi kesehatan, informasi dan pengobatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit rhematik dan keterampilan dalam melakukan pemeliharaan kesehatan dengan senam rhematik untuk mengurangi nyeri pada penderita rhematikdi Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang melalui kegiatan penyuluhan, demonstrasi dan pendampingan. Metode pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan Pretest, dilanjutkan dengan penyuluhan/edukasi menggunakan booklet, dan video, diteruskan dengan demonstrasi dan pendampingan, kemudian diakhiri dengan tanya jawab dan posttest. Hasil posttes menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan warga binaan di Lapas perempuan kelas II A sehingga disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan rhematik dan pemberian senam rhematik cukup efektif meningkatkan pengetahuan warga binaan tentang rhematik sehingga diharapkan meningkatkan kemampuan dalam upaya mengatasi rhematik.
PELATIHAN BAGI SISWA PALANG MERAH REMAJA DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA Eva Susanti; Prahardian Putri
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 Desember (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.263 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i2 Desember.776

Abstract

The incidence of injuries is increasing every year, both acute and chronic wounds. A recent study in America showed the prevalence of patients with wounds was 3.50 per 1000 population. The majority of wounds in the world's population are wounded due to surgery/trauma (48.00%), foot ulcers (28.00%), pressure sores (21.00%). To be able to understand and provide first aid to wounds so that the Adolescent Red Cross students have good skills in the community. This training was carried out using the demonstration method and simulation of first aid for wounds. Results: Implementation of wound care education and training to provide knowledge, understanding of the need for wound care for Red Cross Teenagers High School Muhammadiyah 2 Palembang. There is an understanding of the Red Cross Teenagers of Muhammadiyah Middle School in Palembang after counseling about injuries. And participants can perform or demonstrate first aid training for wounds carried out according to procedures.