I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perkembangan Fisiognomi dan Fenologi Spesies Tumbuhan Langka pada Fase Penyemaian sampai Tahapan Bibit Siap Tanam di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Unda Anyar Provinsi Bali Kadek Suyobi .; Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14384

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui fisiognomi dan fenologi spesies tumbuhan langka dari fase penyemaian sampai tahapan bibit siap tanam dan (2) cara pembibitan untuk menumbuhkan tumbuhan langka. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah spesies tumbuhan langka yang di kawasan hutan Penglipuran dan spesies tumbuhan langka di Balai Pengelolaan Derah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Unda Anyar Provinsi Bali. Sampel penelitian ini adalah 2 spesies profagul tumbuhan langka di kawasan Penglipuran dan 3 spesies profagul tumbuhan langka di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Unda Anyar Provinsi Bali. Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Fisiognomi spesies tumbuhan memiliki keragaman bentuk yang khas bagi setiap spesies tumbuhan, tinggi tumbuhan dan diameter batang yang paling cepat tinggi dan lebar batang yang paling besar yaitu cempaka dan tinggi tumbuhan yang lambat tumbuh dan diameter batang yang kecil yaitu kayu putih. Jumlah daun yang paling banyak kayu putih. Fenologi pada tumbuhan majegau dan kayu putih memerlukan waktu lama untuk tumbuh yaitu 21 hari lama waktu perkecambahan biji dan 30 hari lama waktu tumbuhnya daun pertama. Faktor klimatik dan edafik berpengaruh terhadap fisiognomi dan fenologi suatu spesies. (2) Cara pembibitan untuk menumbuhkan tumbuhan langka, di bedengan menggunakan media pasir sedangkan di polybag tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 6:1. Penyiraman mahoni tidak terlalu basah karena biji mahoni berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan pengambilan bibit di bedengan dengan cara memasukkan tangan ke dalam lubang akar kemudian secara perlahan bibit diangkat agar akar tidak putus karena biji dari mahoni lunak menyatu dengan akar, sedangkan untuk tumbuhan cempaka, majegau, tabebuya dan kayu putih dicabut secara hati-hati. Kata Kunci : Fisiognomi, Fenologi, Tumbuhan Langka, Penyemaian, Cara Pembibitan The purposes of this research were: (1) to know the physiognomy and phenology of rare plant species from the seeding phase until the seedling stage is ready to plant and (2) the nursery way to grow rare plants. The population in this study is a rare plant species in the area of Penglipuran forest and endangered plant species at center of management of river areas of rivers and forests unda anyar province bali. The samples of this research were 2 specieses of rare plant propagul in Penglipuran area and 3 specieses of rare plant profagul at center of management of river areas of rivers and forests unda anyar province bali. Data collection by observation method, interview and literature review. The results of the research shows that: (1) Physiognomy of plant species has a distinct variety of shapes that are unique to each plant species, plant height and diameter of the fastest stem high and the width of the stem is the largest cempaka while the slow growing plant and the small diameter of the stems eucalyptus. The highest number of leaves is eucalyptus. The Phenology of majegau and eucalpyptus plants takes a long time to grow, 21 days of seed germination time and 30 days of leaf growing time. Climatic and edaphic factors effect the physiognomy and phenology of a species. (2) Breeding method to grow rare plants, in bed using sand medium while in polybag soil and manure with ratio 6: 1. In cempaka plants and majegau seeds soaked before sowing. Mahogany watering is not too wet because the mahogany seed is flat with a slightly thick tip and seedling in the bed by putting the hand into the root hole then slowly removed to the root of the roots do not break because the seeds of soft mahogany blend with the roots, while for cempaka plants, majegau, tabebuya and eucalyptus are carefully removed.keyword : Physiognomy, Phenology, Rare Plant, Seeding, How to Breeding
KARAKTERISTIK BIOFISIKOKIMIA HABITAT PENELURAN PENYU LEKANG (Lepidochelys olivacea) DI SITUS KONSERVASI PENYU PANTAI PENIMBANGAN, KOTA SINGARAJA Mairista Oshi Damadi Putu .; Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd., M.Sc. .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan karakteristik biofisikokimia habitat peneluran penyu lekang di Pantai Penimbangan Kota Singaraja, dan (2) mengetahui hubungan antara masing-masing parameter yang mempengaruhi penyu lekang betina untuk melakukan peneluran di pantai ini. Subjek dalam penelitian ini yaitu habitat peneluran penyu lekang di sepanjang daerah supratidal dan intertidal Pantai Penimbangan. Objek penelitian adalah unsur parameter pengukuran sebagai penentu karakteristik biofisikokimia habitat. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui metode observasi dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi habitat pendaratan yang disukai penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Penimbangan untuk mendarat memiliki kemiringan 12,35°, panjang pantai 383 m dengan rata-rata lebar supratidal 17,20 m, intertidal 27,45 m dan lebar total 44,65 m dengan suhu perairan berkisar 28,070C, suhu substrat pasir 28,420C serta rerata pH pasir 7,73. Jenis substrat Pantai Penimbangan tergolong kategori pasir kasar sebesar 97,77 % (pasir 97,83%, debu 1,08% dan lempung 1,09%). Terdapat jenis vegetasi mendominasi Pantai Penimbangan adalah Terminalia catappa yang memiliki INP tertinggi sehingga disukai penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Hubungan parameter jenis pasir dengan peneluran dan keberhasilan penetasan lebih erat dibandingkan dengan parameter klimatologi maupun parameter pantai sehingga jenis substrat pasir mempengaruhi induk penyu lekang melakukan peneluran. Telur yang berhasil menetas sebanyak 1449 butir, walaupun terdapat aktivitas antropogenik di sekitar pantai yang tinggi, namun penyu lekang tetap melakukan peneluran. Daerah yang paling potensial bagi lokasi peneluran di Pantai Penimbangan adalah Stasiun II.Kata Kunci : Karakteristik Biofisikokimia Habitat Peneluran, Pantai Penimbangan, Penyu Lekang The aims of this research were (1) to determine the biophysichemistry characteristics of turtle laying habitats in Penimbangan beach Singaraja City and (2) to know the correlation between each of the parameters affecting female turtles for laying on the beach. The subjects in this research are turtle laying habitat turtle along supratidal and intertidal area Penimbangan beach. The object of research is the measurement parameter element as the determinant of habitat biophysichemistry characteristic. This research was perfomed by qualitative approach through observation and documentation method which analyzed by descriptive analysis. Result of this research shows that the preferred landing habitat conditions of turtles (Lepidochelys olivacea) have sloping beaches of slope is 12,35°, 383 m coastal length with the wide average of 17,20 m, an intertidal of 27,45 m and a total width of 44,65 m with sea temperature of 28,070C, substrate temperature of 28,420C and sand pH of 7,73. Substrate types of Penimbangan beach is belong to categorized as coarse sand of 97,77% (97,83% of sand, 1,08% of dust and 1,09% of clay). There is a type of vegetation dominating Penimbangan beach is Terminalia catappa which has the highest INP so favored by olive ridley turtles (Lepidochelys olivacea). The correlation of sand type parameters with laying and hatching eggs are closer than climatological and coastal parameters, so the type of sand substrate affected the female turtle to laying. The hatchling as much 1449 eggs, although there is high anthropogenic activity around the beach, but olive ridley turtles continue to laying. The most potential area for laying locations at Penimbangan beach is Station II.keyword : Biophysichemistry Characteristic, Laying Habitat, Penimbangan Beach, Olive Ridley Turtles.
KARAKTERISTIK DAN KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN IN-SITU PADA LAHAN KERING DI DUSUN MUNTI GUNUNG, DESA TIANYAR BARAT, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM ILA ATTHYKHUL ISLAM .; Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) komposisi spesies tumbuhan pada lahan kering di Dusun Munti Gunung; (2) karakteristik spesies tumbuhan in-situ yang menyusun lahan kering di Dusun Munti Gunung; dan (3) indeks keanekaragaman spesies tumbuhan pada lahan kering di Dusun Munti Gunung. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh spesies tumbuhan di kawasan Dusun Munti Gunung. Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang tercoveroleh kuadrat pada masing-masing stasiun penelitian. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode kuadrat, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) komposisi spesies tumbuhan di kawasan Dusun Munti Gunung terdiri atas 44 spesies tumbuhan dari yang tersebar di tiga zona, yaitu: 27 spesies tumbuhan yang ada pada Zona I (62-79 mdpl), 23 spesies tumbuhan yang ada pada Zona II (144-193 mdpl), dan 28 spesies tumbuhan yang ada pada Zona III (259-599mdpl); (2) dari 44 spesies yang ditemukan di Dusun Munti Gunung, terdapat 14 spesies tumbuhan in-situ yang terdiri dari 12 famili yang ditemukan pada seluruh zona di Kawasan Dusun Munti Gunung. Spesies yang menjadi karakteristik pada keseluruhan zona adalah spesies Anacardium occidentale (38.42%), Borassus flabellifer (29.86%), Azadirachta indica (18.71%), Tectona grandis (17.86%), dan Leucaena leucocephala(17.12%). Kelima jenis tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang menjadi karakteristik dari tumbuhan lahan kering. Dari kelima spesies tumbuhan tersebut, dua diantaranya merupakan spesies in-situ, spesies tersebut diantaranya Borassus flabellifer dan Azadirachta indica. Sedangkan tiga spesies lainnya yakni Anacardium occidentale, Tectona grandis, dan Leucaena leucocephala adalah spesies ex-situ; dan (3) nilai rata-rata indeks keanekaragaman spesies pada penelitian yang dilakukan di kawasan Dusun Munti Gunung secara keseluruhan sebesar 2.17 dengan kategori sedang. Kata Kunci : Kata-kata kunci: karakteristik spesies, keanekaragaman spesies, lahan kering, tumbuhan in-situ This research purposes were to know: (1) composition of plant species on arid land in Dusun Munti Gunung; (2) characteristic of plant species in-situ that compose arid land in Munti Gunung Hamlet; and (3) diversity index of plant specieses on arid land in Dusun Munti Gunung. This type of research was explorative. The population in this research was all of the tree specieses in Dusun Munti Gunung area. The samples in this research were plants covered by squares at each station. The method was used in data collection is quadratic method, interview, and literature study. The results of the research shows that: (1) the composition of tree species in Munti Gunung Hamlet consisted of 44 tree specieses from three zones, that is: 27 species of tree in Zone I (62-79 mdpl), 23 specieses of tree present in Zone II (144-193 mdpl), and 28 specieses of tree present in Zone III (259-599 mdpl). (2) from 44 specieses found in Dusun Munti Gunung, there are 14 specieses of in-situ plant consisting of 12 families found in all zones in Munti Gunung Hamlet area. The species characteristic of the entire zone areAnacardium occidentale species (38.42%), Borassus flabellifer (29.86%), Azadirachta indica (18.71%), Tectona grandis (17.86%), and Leucaena leucocephala (17.12%). Those five types of tree, there are plants that are characteristic of arid land. Among the five species of the plant, two of them are in-situ species, including Borassus flabellifer and Azadirachta indica. The other three species, Anacardium occidentale, Tectona grandis, and Leucaena leucocephala are ex-situ specieses; and (3) the average value of index diversity of species generally is 2.17 that is categorized as medium.keyword : Keywords: species characteristic, species diversity, arid land, plant species in-situ
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEKATRIKAPA TERINTEGRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK PENANAMAN KARAKTER SISWA DI SMP LABORATORIUM UNDIKSHA I MADE ADI SANTIKA .; Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14845

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model Pekatrikapa (pendidikan karakter Tri Kaya Parisudha) terintegrasi pembelajaran IPA untuk penanaman karakter siswa di SMP Laboratorium Undiksha. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian post-test only control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 103 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII2 yang berjumlah berjumlah 25 orang sebagai kelompok ekperimen dan kelas VII4 yang berjumlah 26 siswa yang terpilih sebagai kelompok kontrol. Data profil nilai karakter Tri Kaya Parisudha dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan kuesioner. Data respon siswa dikumpulkan dengan metode kuesioner. Profil nilai karakter Tri Kaya Parisdha dan respon siswa di analisis secara deskriptif. Efektivitas penerapan model Pekatrikapa di analisis secara statistik dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukan profil nilai rata-rata karakter Tri Kaya Parisudha yang berkatagori baik dan sangat baik adalah 88,89 % pada kelas yang dibelajarkan model Pekatrikapa, 44,43% pada kelas yang dibelajarkan model konvensional. Rata-rata persentase respon siswa yang dibelajarkan dengan model Pekatrikapa memiliki kategori sangat baik yaitu 91% siswa menyatakan pembelajaran menarik, menyenangkan, memdahkan belajar, dan mendorong belajar. Di samping itu rata-rata persentase hasil penilaian diri (self assessment) menunjukan 84% menyatakan setelah mengikuti pembelajaran dengan model Pekatrikapa terjadi perubahan karakter ke arah yang lebih baik. Hasil uji-t menunjukan bahwa penerapan model Pekatrikapa efektif untuk menanamkan karakter siswa di SMP Laboratorium Undiksha. Kata Kunci : Kata kunci: model Pekatrikapa, model konvensional, pendidikan karakter, nilai karakter Tri Kaya Parisudha Abstract This study aimed to determine the effectiveness of the application of integrated Pekatrikapa (education character Tri Kaya Parisudha) model of science learning for the planting of student characters in Undiksha Laboratory Junior High School. This type of research is experiment research with research design that used is post-test only control group design. The population of this research is all students of class VII Junior Undiksha Laboratory in the even semester of academic year 2017/2018 which amounted to 103 people. The samples were taken using random sampling technique. The sample selected in this research is the students of class VII2 which amounted to 25 people as experimental group and class VII4 which amounted to 26 students selected as control group. Tri Kaya Parisudha character value data profile was collected using observation, interview, and questionnaire methods. Student response data was collected by questionnaire method. The character profile of Tri Kaya Parisdha's character and student's responses are analyzed descriptively. The effectiveness of the application of the Pekatrikapa model was analyzed statistically with the t-test. The results show that the average value of the character of Tri Kaya Parisudha with good and excellent category was 88.89% in the class which was modeled Pekatrikapa, 44.43% in the class that conventional model. The average percentage of students' responses to the lessons learned with the Pekatrikapa model has a very good category of 91% of students declaring interesting lesson, fun, facilitating, and encouraging them in learning. In addition, the average percentage of self assessment results (self assessment) showed 84% stated after following the learning with the model Pekatrikapa there is a change of character to a better state. The results of t-test show that the application of Pekatrikapa model is effective to instill the character of students in Undiksha Laboratory Junior High School. keyword : Keywords: Pekatrikapa model, conventional model, character edcation, Tri Kaya Parisudha character value
DISTRIBUSI DAN DIVERSITAS SPESIES TUMBUHAN SIMBOL TUBUH (TRI ANGGA) MASYARAKAT BALI MAJAPAHIT PADA TRI MANDALA, DESA BUDAKELING, KABUPATEN KARANGASEM, BALI Ni Luh Putu Wirayanti .; Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) komposisi spesies tumbuhan Simbol tubuh di Desa Budakeling (2) densitas dan indeks keanekaragaman spesies tumbuhan Simbol tubuh di Desa Budakeling (3) distribusi dan pola distribusi spesies tumbuhan Simbol tubuh di Desa Budakeling (4) pengetahuan, sikap, dan implementasi masyarakat di Desa Budakeling mengenai Tri Mandala dan Tumbuhan Simbol Tubuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh spesies tumbuhan yang terdapat di Desa Budakeling. Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan simbol tubuh yang terdapat di 33 kuadrat penelitian. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah parameter ekosistem dan parameter sosiosistem. Paramater ekosistem yaitu tumbuhan simbol tubuh. Parameter Sosiosistem meliputi adat dan budaya Bali Majapahit di Desa Budakeling dalam pelestarian tumbuhan simbol tubuh. Culture dalam penelitian ini meliputi parameter (1) human nature orientation, (2) man nature orientation, (3) time orientation, (4) activity orientation dan (5) relational orientation. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling sedangkan culture dilakukan dengan pemberian kuesioner dan wawancara. Data dianalisis secara statistik ekologi dan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Komposisi Spesies Tumbuhan Simbol Tubuh di Desa Budakeling sebanyak 18 familia yang terdiri dari 22 spesies dengan jumlah individu sebanyak 178 individu (20,94%), (2) Densitas Tumbuhan pada Tri Mandala di Desa Budakeling adalah 1,1628% yang termasuk ke dalam kategori rendah, sedangkan Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan simbol tubuh pada Tri Mandala di Desa Budakeling yaitu 0,996412 dengan makna indeks keanekaragaman tinggi, (3) Pola distribusi spesies tumbuhan simbol tubuh di Desa Budakeling yaitu terdapat 1 spesies (4,5%) dengan pola distribusi teratur, 2 spesies (9,0%) dengan pola distribusi acak, dan 19 spesies (86,3%) dengan pola distribusi mengelompok, sedangkan kategori persebaran spesies tumbuhan simbol tubuh yaitu 1 spesies (4,5%) dengan kategori luas, 5 spesies (22,7%) dengan kategori sedang, dan 16 spesies (72,7%) dengan kategori sempit (4) Masyarakat di Desa Budakeling telah memiliki pengetahuan, sikap, dan implementasi mengenai Tri Mandala dan tumbuhan simbol tubuh.Kata Kunci : Tumbuhan Simbol Tubuh, Bali Majapahit, Desa Budakeling, Tri Mandala The aims of this study were to know: (1) composition of body symbol plant species in Budakeling village (2) density and index diversity of body symbol plant species in Budakeling village (3) distribution and distribution pattern of body symbol plant species in Budakeling village (4) knowledge, attitude, and implementation of community in Budakeling village, Tri Mandala, and body symbol plant. The type of this study was descriptive explorative research. The population in this study were all plant species in Budakeling village, Karangasem regency. The samples in this study were body symbols plants which contained in 33 research squares. Parameters that measured in this study were ecosystem parameter and socio-system parameter. Ecosystem parameter included body symbol plant. Socio-system parameter included the custom and culture of Bali Majapahit in Budakeling village in preserving body symbol plant. Culture in this study included the parameters (1) human nature orientation, (2) man nature orientation, (3) time orientation, (4) activity orientation, and, (5) relational orientation. The sampling technique was using stratified random sampling while culture was done by giving questionnaire and doingf interview. The data was analyzed with ecological and descriptive statistics. The results of this study indicated (1) The composition of body symbol plant species in Budakeling village was 18 families from 22 species with the amount of 178 individual (20,94%), (2) Plant density at Tri Mandala in Budakeling village was 1,1628% which belonging to low category, while diversity index of body symbol plant on Tri Mandala in Budakeling village was 0,9964 with high diversity index meaning, (3) Distribution pattern of body symbol plant in Budakeling village was 1 species (4,5%) with a regular distribution pattern, 2 species (9,0%) with a random distribution pattern, and 19 species (86,3%) with a clustered distribution pattern, whereas the distribution category of body symbol plant was 1 species (4,5%) with large category, 5 species (22,7%) with medium category, and 16 species (72,7%) with narrow category (4) Community in Budakeling village had knowledge, attitude, and implementation about Tri Mandala and body symbol plant.keyword : Body Symbol Plant, Bali Majapahit, Budakeling Village, Tri Mandala
VARIASI CAMPURAN EKSTRAK BONGGOL PISANG (Musa paradisiaca) DAN AIR KELAPA (Cocos nucifera) MENGAKIBATKAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) I PT RISCA JANURIADI .; Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes. .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14852

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi campuran ekstrak bonggol pisang (Musa paradisiaca) dan air kelapa (Cocos nucifera) mengakibatkan perbedaan pertumbuhan di lihat dari berat basah, berat kering, dan lebar daun tanaman sawi (Brassica juncea L.). Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan rancangan randomized pre and post test control group design. Sampel penelitian yaitu tanaman sawi berjumlah 80 tanaman. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan pemberian variasi campuran ekstrak bonggol pisang dan air kelapa mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman sawi secara signifikan dari berat basah, berat kering, maupun lebar daun. Perbandingan 1:1 paling efektif meningkatkan pertumbuhan, karena perbandingan tersebut terjadi peningkatan berat basah secara bermakna sebesar 249,66%, berat kering secara bermakna sebesar 166,67%, serta lebar daun secara bermakna sebesar 55,94%. Simpulannya yaitu adanya peningkatan pertumbuhan tanaman sawi berdasarkan berat basah, berat kering, dan lebar daunnya setelah diberikan variasi campuran ekstrak bonggol pisang dan air kelapa.Kata Kunci : berat basah, berat kering, ekstrak, bonggol pisang, pertumbuhan This study aims to determine variations in the mixture extract banana weevil (Musa paradisiaca) and coconut (Cocos nucifera) resulted in growth differentials in view of the wet weight, dry weight, and width of leaf mustard (Brassica juncea L.). This study is a randomized true experimental design with pre and posttest control group design. The research sample is mustard plants totaling 80 plants. Data were analyzed with the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. The results showed a variation Award extract mixture of banana and coconut water weevil cause differences mustard plant growth significantly from the wet weight, dry weight, and width of leaves. A ratio of 1:1 of the most effective boost growth, because the ratio of wet weight increased significantly by 249.66%, dry weight significantly by 166.67%, as well as leaf width significantly by 55.94%. The conclusion that the mustard plant growth enhancement by wet weight, dry weight, and width of leaves after a given variation extract mixture of banana and coconut water weevil.keyword : wet weight, dry weight, extract, banana weevil, growth
DISTRIBUSI DAN DIVERSITAS SPESIES TUMBUHAN SIMBOL TUBUH (TRI ANGGA) MASYARAKAT BALI AGA PADA TRI MANDALA DI DESA SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI NI NYOMAN ARTINI .; Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14887

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Komposisi spesies seluruh tumbuhan di Desa Songan 2) Keanekaragaman tumbuhan simbol tubuh di Desa Songan dan 3) persebaran spesies tumbuhan simbol tubuh di Desa Songan . Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh tumbuhan di kawasan Desa Songan. Sampel dalam penelitian ini adalah spesies tumbuhan, yang terdapat dalam 32 kuadrat penelitian. Metode pengumpulan data di lapangan menggunakan metode teknik systematic sampling Data dianalisis dengan menggunakan statistik ekologi dan disajika dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) terdapat 78 spesies tumbuhan yang termasuk kedalam 47 familia 2) Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan simbol tubuh di Desa Songan sebesar 0,9850 yang tergolong tinggi.Kata Kunci : Keanekaragaman, Komposisi Floristik, Tumbuhan Simbol Tubuh. The aims of this research were to know 1) Composition of all species in Songan village, 2) Diversity of plant species of body symbol in Songan village and distribution of plant species body symbol in Songan village. The kind of this research was an explorative research. The population in this research were entire plants that exist on the Songan village and distribution of . The samples in this research are all plant species whichis covered in 32 quadrat of research area. The method of collecting data was quadratic method with using systematic sampling technique.The composition of species data analysis were done using ecology statistc calculation and shown in a form of descrptive data. The results of this research indicate that, 1) there are 78 plant species found that belong to 47 families in Songan village. 2) The diversity index of plant species body symbol on Songan village, is 0,9850 which means highly variated. keyword : Diversity,Floristic composition, Plant spescieses of body symbol
Pemanfaatan Daun Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth.) Yang Ditambahkan Effective Microorganism 4 (EM4) Sebagai Pupuk Hijau Dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Gumitir (Tagetes erecta L.) Ni Kadek Arini .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18462

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pemanfaatan daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) yang ditambahkan EM4 sebagai pupuk hijau dengan dosis berbeda mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.), (2) Dosis daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) sebagai pupuk hijau yang paling baik untuk menghasilkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). Penelitian ini adalah penelitian sungguhan (true experimental research) dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dosis daun gamal sebagai pupuk hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 gram, 100 gram, 200 gram, 300 gram, 400 gram dan 500 gram. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah tanaman gumitir dengan umur, tinggi tanaman, dan jumlah daun yang sama. Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji statistik ANOVA one way. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan berat kering tanaman gumitir yang diberikan daun gamal sebagai pupuk hijau dengan dosis berbeda berdasarkan hasil uji hipotesis yakni angka signifikansi 0,002. (2) Dosis daun gamal sebagai pupuk hijau yang optimal yaitu dosis 300 gram dengan rata-rata berat kering sebesar 3,20 gram. Kata Kunci : Tanaman Tagetes erecta L., Dosis Pupuk Hijau Daun Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth, Berat Kering Tanaman Tagetes erecta L. The purposes of this research were to know: (1) The utilization of gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth.) leaves added of EM4 as green fertilizer with different caused for growth of margold (Tegetes erecta L.) plants. (2) The best dosage of gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) leaves as green fertilizer caused different growth of margold (Tagetes erecta L.) plants. This research was true experimental research with RAL design of research design. The dose of gamal leaf fertilizer used in this research were 0 grams, 100 grams, 200 grams, 300 grams, 400 grams and 500 grams. The population in this research were all margold plants (Tagetes erecta L.), while the samples in this research were gumitir with the same age, plant height, and number of leaves. ANOVA one way was used analysis of data. The results of this research were: (1) There was a difference in the dry weight of margold plants given by gamal leaves as green fertilizer with different dosage based on the results of hypothesis testing that is the significance number 0.002. (2) the optimal dosage of gamal leaves as green fertilizer is 300 grams with an average dry weight of 3,20 grams. keyword : Tagetes erecta L. plants, Dosage of Green Fertilizer Leaves Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth., Dry Weight of Tagetes erecta L. Plants
PEMANFAATAN DAUN MINDI (Melia azedarach L.) PADA BERAT DAN LAMA WAKTU DEKOMPOSISI BERBEDA SEBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta L.) I Gede Ria Mahendra .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18482

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemberian daun mindi dengan berat yang berbeda sebagai media tanam meningkatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). (2) Pemberian daun mindi dengan lama waktu dekomposisi yang berbeda sebagai media tanam meningkatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). (3) Kombinasi antara pemberian berat daun mindi dengan lama waktu dekomposisi yang berbeda sebagai media tanam meningkatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experimental research). Sampel yang digunakan adalah tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) dengan ciri morfologi yang sama yaitu dengan tinggi 5 cm. Penelitian ini menggunakan 3 pengulangan dengan 20 perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Anava dua arah (Anava Two Way) dengan rancangan desain faktorial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) akibat pemberian berat daun mindi. Perlakuan pada berat 75 gr menghasilkan berat rata-rata tertinggi. (2) Tidak ada perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) akibat pemberian lama waktu dekomposisi daun mindi. (3) Tidak ada perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) akibat pemberian kombinasi lama waktu dekomposisi dan berat daun mindi. Kata Kunci : Pertumbuhan optimal, Limbah daun mindi, Konsentrasi, Masa dekomposisi This research aimed to find out: (1) The provision of mindi leaves with different weights as planting media increases the difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.). (2) The provision of mindi leaves with a long time different decomposition as a medium of planting increases the difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.). (3) The combination of heavy delivery of mindi leaves with a long time different decomposition as a medium of planting increases the difference in the growth of Gumitir plant (Tagetes erecta L.). This research is a real experimental research. The sample is the Gumitir (Tagetes erecta L.) plant with the same morphological characteristic of 5 cm. This study used 3 repetitions with 20 treatments. The Data was analyzed using a two-way Anava two Way statistical test with factorial design. The results of this study show that: (1) There were differences in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.) due to the heavy administration of mindi leaves. The treatment at weight 75 gr produces the highest average weight. (2) There was difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.) due to the prolonged administration of mindi leaf decomposition. (3) There was difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.) due to the combination of long-time decomposition and heavy leaf mindi.keyword : optimal growth, waste of mindi leaves, concentration, period of decomposition
PEMANFAATAN DAUN MINDI (Melia azedarach L.) PADA BERAT DAN LAMA WAKTU DEKOMPOSISI BERBEDA SEBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta L.) I Gede Ria Mahendra .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18483

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemberian daun mindi dengan berat yang berbeda sebagai media tanam meningkatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). (2) Pemberian daun mindi dengan lama waktu dekomposisi yang berbeda sebagai media tanam meningkatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). (3) Kombinasi antara pemberian berat daun mindi dengan lama waktu dekomposisi yang berbeda sebagai media tanam meningkatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experimental research). Sampel yang digunakan adalah tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) dengan ciri morfologi yang sama yaitu dengan tinggi 5 cm. Penelitian ini menggunakan 3 pengulangan dengan 20 perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Anava dua arah (Anava Two Way) dengan rancangan desain faktorial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) akibat pemberian berat daun mindi. Perlakuan pada berat 75 gr menghasilkan berat rata-rata tertinggi. (2) Tidak ada perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) akibat pemberian lama waktu dekomposisi daun mindi. (3) Tidak ada perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) akibat pemberian kombinasi lama waktu dekomposisi dan berat daun mindi. Kata Kunci : Pertumbuhan optimal, Limbah daun mindi, Konsentrasi, Masa dekomposisi This research aimed to find out: (1) The provision of mindi leaves with different weights as planting media increases the difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.). (2) The provision of mindi leaves with a long time different decomposition as a medium of planting increases the difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.). (3) The combination of heavy delivery of mindi leaves with a long time different decomposition as a medium of planting increases the difference in the growth of Gumitir plant (Tagetes erecta L.). This research is a real experimental research. The sample is the Gumitir (Tagetes erecta L.) plant with the same morphological characteristic of 5 cm. This study used 3 repetitions with 20 treatments. The Data was analyzed using a two-way Anava two Way statistical test with factorial design. The results of this study show that: (1) There were differences in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.) due to the heavy administration of mindi leaves. The treatment at weight 75 gr produces the highest average weight. (2) There was difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.) due to the prolonged administration of mindi leaf decomposition. (3) There was difference in the growth of Gumitir plants (Tagetes erecta L.) due to the combination of long-time decomposition and heavy leaf mindi.keyword : optimal growth, waste of mindi leaves, concentration, period of decomposition