M. Kholis Hamdy
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UNBOXING A HIDDEN AGENDA OF THE WORLD’S WESTERNISATION; A NARRATIVE LITERATURE REVIEW OF THE HISTORY OF DEVELOPMENT THEORY M. Kholis Hamdy
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 9, No 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v9i2.17897

Abstract

Abstrak. To say “No” to development, by means of westernisation, in the current context may be irrelevant, especially when the definition is not proportionally set in place. Power dynamics and shifting between the North and the South or the West and The East become vivid where world polarisation is a no longer absolute measurement in socio, economic, and politics. There is no clear division on the binary. This article serves a purpose of a historical recollection of how the term development by means of westernisation by modernizing the entire world through ‘development agenda setting’ with long globalized westernisation efforts have a significant impact on the world’s inequality. By reviewing articles narratively on the reference of development theory history, the vision of distributing equal benefits in the current world setting may not fall into similar past development agenda and development mainstreaming. Thus development ought to evolve from western origins to a global faith initiative to shape the world into non-interference, equality, and mutual benefit of sustainable development for each individual. This article concludes that the history of development theory has demonstrated the hidden agenda of the westernisation of the world since the beginning of development project, namely from the transitional period of the late nineteenth century to the beginning twentieth century. The remark of Truman is truly considered as the formal embarkation of the new era of the bold program so-called development project. Abstrak. Menolak pembangunan, dalam pengertiannya westernisasi, pada konteks masa kini tidaklah relevan, khususnya ketika definisi pembangunan tidak didudukkan pada tempatnya secara proporsional. Dinamika kekuasaan dan peralihan antara Utara dan Selatan atau Barat dan Timur semakin jelas dimana polarisasi dunia tidak lagi menjadi ukuran yang absolut dalam ranah sosial, ekonomi dan politik. Tidak ada pembagian yang jelas antara dua bagian tersebut. Artikel ini bertujuan sebagai suatu penghimpunan ulang historis tentang bagaimana istilah pembangunan dalam pengertiannya westernisasi dengan memodernisasi seluruh dunia melalui ‘pengaturan agenda pembangunan’ dengan upaya-upaya westernisasi global yang panjang memberi dampak signifikan terhadap ketimpangan dunia. Dengan meninjau beberapa artikel secara naratif yang menjadi referensi sejarah teori pembangunan, visi untuk mendistribusikan manfaat-manfaat yang sama dalam pengaturan dunia saat ini kiranya tidak terjebak pada agenda pembangunan masa lalu yang serupa dan pengarusutamaan pembangunan. Dengan demikian pembangunan harus berubah perlahan dari asal muasal Barat-nya kepada inisiatif keyakinan global untuk menajamkan dunia menuju pembangunan yang berkelanjutan yang non-intervensi, setara, dan saling bermanfaat bagi setiap individu. Artikel ini menyimpulkan bahwa sejarah teori pembangunan telah memperlihatkan agenda terselubung dari westernisasi dunia sejak awal proyek pembangunan, yaitu dari periode transisi pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kesimpulan Truman sangat dipertimbangkan sebagai embarkasi formal era baru program yang disebut proyek pembangunan.
Peran Kader Posyandu dalam Menurunkan Angka Stunting M. Kholis Hamdy; Helmi Rustandi; Venita Suhartini; Rinta Febrina Koto; Sekar Sari Agustin; Carla Amadea Syifa; Abuddafi Arhabi; Vanza Aulia Baskara; Fatur Refiandinova; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 4, No. 2 (2023)
Publisher : FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v4i2.37128

Abstract

Abstract. Stunting is a health problem that can reduce the quality of human resources. One of the parties who plays an important role in overcoming stunting is posyandu cadres. The role of posyandu cadres as community empowerers is very much needed in improving community welfare through health. This research aims to determine the role of posyandu cadres in reducing stunting rates in Sakambang Wanayasa Village, Purwakarta Regency. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques used were observation, interviews, documentation and the assistance of PRA techniques. The research results show that posyandu cadres have carried out their role in carrying out the mission to reduce stunting rates, but it can be said that this is not optimal. This can be seen from the activities carried out by cadres such as providing education about stunting, measuring and weighing toddlers to detect stunting, conducting home visits, providing additional food and vitamins to pregnant mothers and toddlers. In carrying out their role, posyandu cadres also receive support from both health workers and local village officials. However, in carrying out its role there are obstacles, namely the lack of cadre knowledge and education that must be provided regularly, inadequate posyandu infrastructure, low community participation and knowledge in responding to a problem, and funding for stunting prevention that is not timely. Keywords: Role, Posyandu Cadre, Stunting Prevention. Abstrak. Stunting adalah permasalahan kesehatan yang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu pihak yang berperan penting untuk mengatasi stunting ini adalah kader posyandu. Peran kader posyandu sebagai pemberdaya masyarakat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kader posyandu dalam menurunkan angka stunting di Desa Sakambang Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi serta bantuan teknik PRA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader posyandu telah menjalankan perannya dalam misi menurunkan angka stunting, namun dapat dikatakan belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh para kader seperti memberikan edukasi tentang stunting, melakukan pengukuran dan penimbangan pada balita untuk mendeteksi stunting, melakukan home visit, memberikan makanan tambahan dan vitamin pada ibu hamil dan balita. Dalam menjalankan perannya, kader posyandu juga mendapat dukungan baik dari tenaga kesehatan maupun aparat desa setempat. Namun, dalam menjalankan perannya terdapat hambatan di mana masih kurangnya pengetahuan kader dan edukasi harus diberikan secara rutin, sarana prasarana posyandu yang belum memadai, rendahnya partisipasi dan pengetahuan masyarakat dalam menyikapi suatu masalah, dan pendanaan pencegahan stunting yang tidak tepat waktu. Kata Kunci: Peran, Kader Posyandu, Pencegahan Stunting.