Siti Nurul Hidayati
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSU Dr. Soetomo, Surabaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Zinc Administration Affects Bronchial Mucosal NF-κB p105/p50, p-NF-κB p65, IL-8, and IL-1β of Zinc-deficient Rats Reza Gunadi Ranuh; Andy Darma; Alpha Fardah Athiyyah; Ergia Latifolia; Retno Asih Setyoningrum; Boerhan Hidajat; Siti Nurul Hidayati; Anang Endaryanto; Ferry Sandra; Subijanto Marto Sudarmo
The Indonesian Biomedical Journal Vol 12, No 3 (2020)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v12i3.1041

Abstract

BACKGROUND: Risk of acute respiratory infections in children less than 5 years of age is up to 95%. Zinc deficiency is one of the main risk factors. This study aimed to explore the effect of zinc on the bronchial mucosae inflammatory status expressed by nuclear factor (NF)-κB p105/p50, NF-κB p65, interleukin (IL)-8, and IL-1β.METHODS: Twenty-four Wistar rats were divided into 4 groups: normal zinc diet group without zinc supplementation (Z1), normal zinc diet group with zinc supplementation (Z2), zinc deficient diet group without zinc supplementation (Z3), and zinc deficient diet group with zinc supplementation (Z4). NF-κB p105/p50, p-NF-κB p65, IL-8, and IL-1β were measured by immunohistochemical staining.RESULTS: The inflammatory status of bronchial mucosae between Z1 and Z2 groups showed no difference (p=0.055). However, the inflammatory status of bronchial mucosae between Z3 and Z4 groups showed significant difference (p<0.01). Multivariate factorial design showed that zinc supplementation was beneficial when given to zinc deficient diet group with regard to decrease p-NF-κB p65, IL-8 and IL-1β levels (p<0.001) and increase dendritic cell (p=0.022).CONCLUSION: Zinc administration under conditions of zinc deficiency affects the inflammatory status, as shown by the decrease of p-NF-κB p65, IL-8 and IL-1β and the increase of NF-κB p105/p50.KEYWORDS: zinc, NF-κB, p105/p50, p65, IL-8, IL-1β, rat
Zinc Supplementation Effect on the Bronchial Cilia Length, the Number of Cilia, and the Number of Intact Bronchial Cell in Zinc Deficiency Rats Andy Darma; Alpha Fardah Athiyyah; Reza Gunadi Ranuh; Wiweka Merbawani; Retno Asih Setyoningrum; Boerhan Hidajat; Siti Nurul Hidayati; Anang Endaryanto; Subijanto Marto Sudarmo
The Indonesian Biomedical Journal Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v12i1.998

Abstract

BACKGROUND: Airway epithelium is the first line of defense against a variety of exposures. Inflammatory processes, hyperresponsiveness and zinc deficiency cause epithelial damage. Zinc is involved in apoptosis and microtubule formation. However, its role in the integrity of bronchial mucosa and cilia is unclear.METHODS: To assess the effect of zinc on the integrity of the bronchial epithelium, 24 male Rattus norvegicus strain Wistar rats were randomized into four experimental groups: normal zinc diet group without zinc supplementation, normal zinc diet group with 60 ppm zinc supplementation, zinc deficient diet group without zinc supplementation, and zinc deficient diet group with 120 ppm zinc supplementation. Bronchial mucosal integrity was measured with the number of epithelial cells, and the number and length of cilia.RESULTS: Number of cell in normal zinc diet group was 8.8±1.82, while it was only 8.1±1.08 in zinc deficient diet group (p<0.001). Number of cilia per cell was 4.6±1.08 in normal zinc diet group, compared to 4.0±0.79 in zinc deficient diet group (p<0.001). Ciliary length also differ by 7.68±0.66 μm in normal zinc diet group and only 5.16±0.91 μm in zinc deficient diet group (p<0.001).CONCLUSION: Zinc supplementation of the normal zinc diet group affected the length of bronchial cilia. Zinc supplementation of the zinc deficient diet group affected the integrity of the bronchial epithelium, which was shown by the number and length of cilia, and the number of epithelial cells.KEYWORDS: zinc, bronchial epithelial integrity, cilia length, number of cilia, epithelial cell 
Hubungan Asupan Zat Gizi dan Indeks Masa Tubuh dengan Hiperlipidemia pada Murid SLTP yang Obesitas di Yogyakarta Siti Nurul Hidayati; Hamam Hadi; W. Lestariana
Sari Pediatri Vol 8, No 1 (2006)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.185 KB) | DOI: 10.14238/sp8.1.2006.25-31

Abstract

Latar belakang. Obesitas pada anak dan remaja meningkatkan risiko penyakitdegeneratif dan kardiovaskular. Namun belum jelas apakah remaja yang obesitas berisikomengalami hiperlipidemiaTujuan. Menilai hubungan antara indeks masa tubuh (IMT), asupan karbohidrat danlemak dengan hiperlipidemia pada murid SLTP yang obesitas.Metoda. Penelitian cross sectional di Yogyakarta. Sampel 109 murid SLTP dengan IMT =persentile-95 kurve IMT dari NCHS-CDC, dipilih secara acak dari murid SLTP yang obesitas,yang didapat pada survei obesitas secara cross sectional. Tinggi badan diukur denganmicrotoise dan berat badan diukur dengan timbangan digital. Data asupan karbohidrat danlemak diperoleh dari wawancara menggunakan FFQ periode 3 bulan terakhir.Hasil. Prevalensi obesitas murid SLTP 4,9%, hiperkolesterolemia 88,1% danhipertrigliseridemia 100%. Asupan lemak berhubungan dengan kejadian hiperkolesterolemia(OR=6,48; KI 95%:2,80-15,02) dan hipertrigliseridemia (OR=5,31; KI95%:2,34-12,07). Asupan karbohidrat juga berhubungan dengan kejadianhiperkolesterolemia (OR=5,43; KI 95%:1,85-15,92) dan hipertrigliseridemia (OR=3,71:KI 95%:1,34-10,27). IMT tidak berhubungan dengan kejadian hiperlipidemia.Kesimpulan. Peningkatan asupan lemak dan karbohidrat berhubungan dengan kejadianhiperlipidemia pada anak yang obesitas.
Pengaruh Penyakit Infeksi terhadap Kadar Albumin Anak Gizi Buruk Nur Aisiyah Widjaja; Siti Nurul Hidayati; Roedi Irawan
Sari Pediatri Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp15.1.2013.46-50

Abstract

Latar belakang. Penyakit infeksi dan gizi buruk merupakan hubungan yang sinergis. Serum albumin merupakan prognostik faktor yang penting untuk pasien gizi buruk terutama yang dirawat di rumah sakit. Pasien rawat inap dengan gizi buruk mempunyai risiko komplikasi klinis yang lebih berat, dan mortalitas lebih tinggi dibanding pasien tanpa gizi buruk.Tujuan. Mengetahui pengaruh penyakit infeksi terhadap kadar albumin anak dengan gizi buruk yang dirawat di rumah sakit.Metode. Penelitian analitik deskriptif retrospektif dari data sekunder status semua pasien gizi buruk dengan atau tanpa edema yang dirawat di bangsal anak RSUD Dr Soetomo, Surabaya sejak Mei tahun 2008-Juni 2009. Data yang diambil adalah data umur, jenis kelamin, dan status penyakit. Pasien dibagi dua kelompok, yaitu kelompok infeksi dan non infeksi, dan diukur kadar albuminnya. Analisis data menggunakan chi-square dan t-test.Hasil. Didapatkan 77 anak dengan gizi buruk tipe non edema, 44 anak dengan penyakit infeksi dan 33 anak dengan penyakit non infeksi. Nilai rerata albumin pada anak gizi buruk dengan infeksi lebih rendah dan bermakna secara statistik dibandingkan gizi buruk non infeksi (3,08±0,74 g/dL dibanding 3,56±0,99 g/dL, p=0,019). Anak gizi buruk dengan serum albumin rendah mempunyai risiko untuk mendapatkan penyakit infeksi lebih tinggi dibanding anak gizi buruk tanpa penyakit infeksi (RR:1,35, CI 95%:1,030-1,946).Kesimpulan. Kadar serum albumin yang rendah pada anak gizi buruk yang dirawat di rumah sakit lebih berisiko untuk mendapatkan infeksi.
Perbandingan Jumlah Limfosit Total pada Anak Gizi Buruk dengan Infeksi dan Tanpa Infeksi HIV Nur Aisiyah Widjaja; Dina Angelika; Siti Nurul Hidayati; Roedi Irawan
Sari Pediatri Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243 KB) | DOI: 10.14238/sp15.2.2013.99-104

Abstract

Latar belakang. Anak gizi buruk dengan dan tanpa infeksi HIV mempunyai tampilan klinis yang hampir sama. Jumlah limfosit total (TLC) dapat digunakan sebagai parameter respon imun selular pada anak gizi buruk dan sebagai penilaian penurunan respon imun selular pada HIV yang dapat dipakai sebagai skrining awal.Tujuan. Membandingkan jumlah limfosit total pada anak gizi buruk dengan dan tanpa infeksi HIV.Metode. Penelitian analitik deskriptif retrospektif dari data sekunder status pasien gizi buruk umur 0-60 bulan yang dirawat di bangsal anak RSUD Dr Soetomo, Surabaya sejak tahun 2004-2009. Data yang diambil adalah data umur, jenis kelamin, dan status infeksi HIV. Diagnosis HIV berdasarkan pemeriksaan serologi tiga metode dan PCR. Semua pasien gizi buruk dengan dan tanpa HIV dihitung jumlah limfosit totalnya. Analisis data menggunakan chi-square dan t-test.Hasil. Didapatkan 58 anak dengan gizi buruk dan 14 anak disertai dengan infeksi HIV. Nilai rerata TLC pada anak gizi buruk dengan infeksi HIV 2743 (1008-4479), sedangkan tanpa infeksi HIV 6260 (4755-7766). Kelompok anak gizi buruk dengan infeksi HIV mempunyai TLC lebih rendah dibandingkan tanpa HIV (2743 vs 6260) yang bermakna secara statistik dengan mean difference -3517(-5740 sampai -1295 ),p=0,003. Perbedaan bermakna terutama pada kelompok umur 12-23 bulan (2279 vs 7403) dengan mean difference-5124 (-9074 sampai -1168), p=0.015. Kesimpulan. Anak gizi buruk dengan infeksi HIV mempunyai jumlah limfosit total yang lebih rendah dibandingkan gizi buruk tanpa infeksi HIV terutama pada kelompok umur 12-23 bulan.
Correlative Study Between Nutritional Status and Remission Outcome in Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia in Dr. Soetomo General Hospital Surabaya Asma' Athifah; Siti Nurul Hidayati; Sulistiawati Sulistiawati
Biomolecular and Health Science Journal Vol. 2 No. 1 (2019): Biomolecular and Health Science Journal
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.628 KB) | DOI: 10.20473/bhsj.v2i1.12723

Abstract

Introduction: The most common malignancy that is diagnosed in children is acute lymphoblastic leukemia. Undernourished children tend to have poorer long term survival. This descriptive analytic study is aimed towards analyzing the correlation between nutritional status at diagnosis and outcomes of induction phase therapy in childhood acute lymphoblastic leukemia at the Department of Pediatrics Dr. Soetomo General Hospital Surabaya in 2014.Methods: A cross-sectional method using the medical records of patients is used in this study. The nutritional statuses of patients are calculated using weight for length/height trough curves of WHO 2006 or CDC 2000.Results: The results show that from 45 children diagnosed with ALL, 53% are of the age ≤ 5 years old, with 58% males and 42% females. 13% of the patients are in the high risk group and 87% are in the standard risk group. Nutritional statuses of patients are 2% of them obese experienced remission after induction phase therapy, 56% normal with 80% of them experienced remission. 40% underweight with 89% of them experienced remission and 11% not experienced remission, 2% malnutrition and experienced remission. There is no correlation between the nutritional status of children with acute lymphoblastic leukemia with the outcome of induction phase (p = 0.798).Conclusion: In conclusion, there is no correlation between nutritional status and remission outcome of patients with ALL in the induction phase of therapy. However, high percentage of underweight patients shows nutrition needs special attention to improve therapy outcomes.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN BERAT PLASENTA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD RUJUKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015 Murliyanti Murliyanti; Hari Basuki Notobroto; Siti Nurul Hidayati
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 2 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.111 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i2.40

Abstract

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah berat lahir kurang 2500 gram tanpa memandang umur kehamilan. Penyebab BBLR multifaktoral, faktor ibu yang berpengaruh secara dominan mengenai pemenuhan nutrisi/ asupan gizi. Faktor plasenta yang berguna untuk menyalurkan makanan dan pembentukan hormon.Tujuan penelitian menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan antara status gizi dengan berat plasenta pada ibu yang melahirkan BBLR. Status gizi ibu hamil meliputi penambahan berat badan, ukuran LiLA, kadar Hb awal dan kadar Hb inpartu. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriftif dengan pendekatan cross sectional study. Hasil penelitian nilai π = 0,097, nilai ρ = 0,360 ukuran LiLA, nilai ρ = 0,394 kadar Hb awal dan nilai ρ = 0,100 pada kadar Hb inpartu dengan berat plasenta pada ibu yang melahirkan BBLR. Dari hasil kekuatan hubungan, yang paling kuat adalah ukuran LiLA dan kadar Hb awal, artinya pentingnya status gizi di awal kehamilan, karena pada trimester pertama kehamilan adalah proses pembentukan organ vital janin dan plasenta. Petugas kesehatan melakukan pengukuran berat plasenta, nasehat makan makanan bergizi. Penelitian lebih lanjut tentang berat plasenta antara persalinan aterm dan preterm pada BBLR. Kata kunci : Status Gizi, Berat Plasenta, BBLR, Pertambahan Berat Badan, ukuran LiLA, Kadar Hb Awal dan Kadar hb Inpartu