This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Najib Advani
Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Diskrepansi Nilai CRP dan LED pada Fase Akut Penyakit Kawasaki Najib Advani; Lucyana Alim Santoso
Sari Pediatri Vol 19, No 6 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.6.2018.307-10

Abstract

Latar belakang. Dasar diagnosis penyakit Kawasaki (PK) yang ditetapkan oleh konsensus American Heart Association (AHA) 2004 dan 2017 berdasarkan gejala dan tanda klinis, serta ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium, di antaranya reaktan fase akut, seperti CRP (C reactive protein) dan LED (laju endap darah) yang umumnya meningkat pada fase akut. Penelitian sebelumnya mendapatkan adanya perbedaan nilai (diskrepansi) antara keduanya. Tujuan. Untuk mengetahui apakah pada fase akut PK cukup diperiksa CRP atau LED atau keduanya.Metode. Penelitian retrospektif yang melibatkan 1163 subjek PK secara konsekutif selama 1 April 2000 sampai dengan 31 Mei 2017.Terdapat 741 subjek yang memenuhi syarat kelengkapan semua data. Nilai potong yang digunakan untuk peningkatan CRP adalah > 30 mg/dl, dan LED >40 mm. Hasil. Terdapat dikrepansi antara nilai CRP dan LED pada 30,8% subjek yang artinya nilai CRP meningkat sedangkan LED normal atau sebaliknya.Kesimpulan. C reactive protein maupun LED perlu diperiksa bersamaan pada fase akut PK.
Ketajaman Klinis dalam Mendiagnosis Bising Inosen Albert Daniel Solang; Najib Advani; I Boediman
Sari Pediatri Vol 8, No 1 (2006)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp8.1.2006.32-6

Abstract

Latar belakang. Bising inosen adalah bising yang tidak berhubungan dengan kelainanorganik atau kelainan struktural jantung. Kepustakaan menyebutkan bising inosenditemukan pada 50% populasi anak sehat. Bising ini tidak bersifat patologis tetapisering disalahartikan sebagai bising organik, sehingga dilakukan berbagai pemeriksaanpenunjang yang mahal yang sebenarnya tidak diperlukan. Ketajaman klinis seorang dokteranak dalam mendiagnosis bising inosen sangat penting untuk mengatasi biaya tinggidan rasa kecemasan orang tua terhadap kondisi anak. Ketajaman klinis ini dapat diperolehdengan pengalaman dan pelatihan khusus pengenalan bising jantung pada anak.Tujuan. Membandingkan sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan fisis denganpemeriksaan ekokardiografi (sebagai baku emas) dalam mendiagnosis bising inosen.Metode dan subyek penelitian. Desain penelitian adalah uji diagnostik. Populasiterjangkau pasien berusia 0 bulan–12 tahun yang berobat di Poliklinik Anak Umum RSDr. Cipto Mangunkusumo dari tanggal 1 Agustus sampai 31 Oktober 2005. Populasitarget adalah pasien dengan bising jantung tanpa sianosis. Baku emas ekokardiografidilakukan pada semua pasien dengan bising jantung untuk mengkonfirmasi hasilpemeriksaan fisis.Hasil. Sensitivitas diagnosis bising inosen berdasarkan pemeriksaan fisis oleh penelitiadalah 97% dan spesifisitas 50%. Nilai duga positif adalah 91% dan nilai duga negatif75%. Rasio kemungkinan untuk hasil positif adalah 1,94 dan hasil negatif adalah 0,6(hasil uji sedang).Kesimpulan. Pemeriksaan fisis oleh peneliti yang telah mendapat pelatihan khususpengenalan bising jantung, cukup dapat dipercaya sehingga dapat menurunkan keharusanpemeriksaan ekokardiografi yang mahal. Pelatihan berkala mengenal jenis-jenis bisingjantung pada anak bagi peserta Program Dokter Spesialis Anak (PPDS) 1 Ilmu KesehatanAnak dan dokter spesialis anak sebaiknya dilakukan untuk menambah kompetensi dalammendiagnosis bising inosen dan menghindari biaya tinggi pemeriksaan penunjang.