This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Lucyana Alim Santoso
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tata laksana Infeksi Sitomegalovirus pada Pasien Transplantasi Organ Padat Lucyana Alim Santoso; Mulya Rahma Karyanti; Nina Dwi Putri
Sari Pediatri Vol 19, No 3 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.572 KB) | DOI: 10.14238/sp19.3.2017.172-82

Abstract

Pasien kandidat transplan organ padat merupakan populasi yang berisiko tinggi mengalami infeksi, terutama setelah transplantasi, karena pasien akan menerima terapi imunosupresan sehingga infeksi maupun reaktivasi patogen lebih mudah terjadi. Patogen penyebab morbiditas tersering adalah sitomegalovirus (CMV). Infeksi sitomegalovirus dapat bersifat simtomatik maupun asimtomatik. Penyakit CMV timbul apabila infeksi bersifat simtomatik dan dapat terjadi baik oleh infeksi primer, reaktivasi, maupun superinfeksi virus. Gejala penyakit CMV pada pasien imunokompromais dapat menjadi diseminata. Baku emas untuk mendiagnosis CMV adalah dengan polymerase chain reaction (PCR) CMV. Namun demikian, belum ada panduan tatalaksana profilaksis maupun batasan titer CMV yang memerlukan terapi. Makalah ini bertujuan untuk menelaah literatur sehingga dapat menghasilkan panduan profilaksis dan terapi penyakit CMV pada pasien transplantasi organ padat di Indonesia.
Peran foto toraks sebagai alat bantu diagnostik pada fase akut penyakit Kawasaki Najib Advani; Lucyana Alim Santoso
Sari Pediatri Vol 20, No 6 (2019)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.532 KB) | DOI: 10.14238/sp20.6.2019.331-4

Abstract

Latar belakang. Belum ada pemeriksaan penunjang yang dapat memastikan diagnosis penyakit Kawasaki (PK) yang saat ini ditegakkan menggunakan kriteria klinis. Pemeriksaan penunjang tambahan dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, meskipun tidak definitif.Tujuan. Mengetahui apakah foto toraks dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik pada  penyakit Kawasaki.Metode. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif data rekam medis pasien penyakit Kawasaki di beberapa rumah sakit sejak Januari 2003 hingga Desember 2018. Kriteria inklusi adalah anak yang memenuhi kriteria diagnostik penyakit Kawasaki dari American Heart Association baik komplit maupun inkomplit serta memiliki data lengkap klinis, ekokardiografi dan foto toraks.Hasil.Terdapat 916 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan 786 (86%) diantaranya memiliki kelainan foto toraks. Kelainan terbanyak yang dijumpai adalah bercak infiltrat bilateral (84%). Tidak ada perbedaan bermakna pada frekuensi kelainan foto dada pada PK komplit maupun inkomplit.Kesimpulan. Tingginya angka kejadian kelainan paru pada foto toraks anak dengan PK, maka foto toraks dapat digunakan sebagai alat diagnostik tambahan pada kasus PK inkomplit.
Diskrepansi Nilai CRP dan LED pada Fase Akut Penyakit Kawasaki Najib Advani; Lucyana Alim Santoso
Sari Pediatri Vol 19, No 6 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.6.2018.307-10

Abstract

Latar belakang. Dasar diagnosis penyakit Kawasaki (PK) yang ditetapkan oleh konsensus American Heart Association (AHA) 2004 dan 2017 berdasarkan gejala dan tanda klinis, serta ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium, di antaranya reaktan fase akut, seperti CRP (C reactive protein) dan LED (laju endap darah) yang umumnya meningkat pada fase akut. Penelitian sebelumnya mendapatkan adanya perbedaan nilai (diskrepansi) antara keduanya. Tujuan. Untuk mengetahui apakah pada fase akut PK cukup diperiksa CRP atau LED atau keduanya.Metode. Penelitian retrospektif yang melibatkan 1163 subjek PK secara konsekutif selama 1 April 2000 sampai dengan 31 Mei 2017.Terdapat 741 subjek yang memenuhi syarat kelengkapan semua data. Nilai potong yang digunakan untuk peningkatan CRP adalah > 30 mg/dl, dan LED >40 mm. Hasil. Terdapat dikrepansi antara nilai CRP dan LED pada 30,8% subjek yang artinya nilai CRP meningkat sedangkan LED normal atau sebaliknya.Kesimpulan. C reactive protein maupun LED perlu diperiksa bersamaan pada fase akut PK.