Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pelatihan dan Pendampingan Mengenai GMP Kepada UKM Bir Pletok Cakung, Jakarta Timur Dimas Bayu Pinandoyo; Asriadi Masnar
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 2 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i2.5046

Abstract

Bir Pletok merupakan salah satu peninggalan budaya kuliner khas Betawi. UKM Bir Pletok Cakung masih memiliki banyak keterbatasan terutama dalam hal pemenuhan terhadap regulasi keamanan pangan. Kemanan pangan merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan izin edar makanan. Pelatihan dan pendampingan mengenai GMP merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar UKM ini dapat menghasilkan produk makanan yang aman untuk dikonsumsi dan memenuhi standar regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan ini diawali dengan survey untuk pemetaan masalah dari mitra, dilanjutkan dengan training dan pelatihan, lalu diakhiri dengan pendampingan. Hasil survey menunjukkan pengetahuan karyawan mengenai GMP masih sangat rendah. Dari 15 orang, hanya 3 orang yang mencapai nilai maksimal yaitu 80, sedangkan sisanya masih memperoleh nilai 60 kebawah. Pelatihan ini terbukti menaikkan pengetahuan warga mengenai GMP dengan signifikan. Sebelum pelatihan rerata nilai karyawan mengenai GMP hanya 55,56. Rerata nilai meningkat menjadi 86,67 setelah pelatihan. Bagaimanapun juga, masih perlu dilakukan pendampingan secara intensif untuk memastikan nilai-nilai GMP dipraktekan secara berkelanjutan.
ANALISIS PROKSIMAT, KANDUNGAN COLIFORM, DAN UJI HEDONIS MINUMAN FUNGSIONAL SIAP SAJI BERBAHAN DASAR CAMPURAN JAHE, SEREH, SECANG, PALA, CENGKEH, DAN KAPULAGA Asriadi Masnar; Dimas Bayu Pinandoyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Vol. 3 No. 1: Maret 2020
Publisher : Public Health Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jkmm.v3i1.10308

Abstract

Tren peningkatan permintaan akan minuman siap saji menawarkan peluang besar terhadap ceruk pasar produk minuman yang berkhasiat untuk kesehatan. Namun, sebagian besar dari produsen tidak menyajikan data krusial kepada publik dan rasa yang ditawarkan terlalu kuat menjadi tantangan tersendiri untuk memasarkan produk di antara gempuran produk minuman yang memiliki banyak varian rasa .  Penelitian ini bertujuan ini untuk  memaparkan aspek  kandungan proximat, uji keawetan (kandungan coliform)  dan uji preferensi terhadap minuman fungsional siap saji berbahan dasar utama jahe, sereh, secang, pala, cengkeh, dan kapulaga yang lebih dikenal secara komersil dengan sebutan bir pletok dengan rentang waktu penelitian 4 bulan (Agustus-November 2019). Kandungan antioksidan, energi, lemak, kadar air, abu protein, dan karbohidrat diperoleh dari hasil uji di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dengan uji DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picryl Hidrazil) dengan teknik analisis Spektrofotometri, Gravimetri dan Kjeldahl. Hasil uji Coliform diperoleh dari Laboratorium Mikrobilogi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia dengan Metode Most Probably Number (MPN). Uji hedonis diperoleh dari hasil uji menggunakan skala likert. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa diperlukan 1480.34 ppm (part per million) untuk dapat menangkap radikal bebas. Energi yang diperoleh sebesar 43,63 kkal/100gr, kadar air 88,9%, abu 0.28%, lemak 0,07%, Protein 0%, Karbohidrat 10,75%. Hasil uji coliform menunjukkan pada hari ke tiga 10 koloni muncul pada produk minuman ini yang diformulasi tanpa pengawet Natrium Benzoat. Dari 16 responden yang mengikuti uji hedonis diperoleh rata-rata nilai sebesar 4,04 dalam hal ini semua responden menyatakan sensasi rasa dan aroma produk yang kuat
Changes in chemical constituents and overall acceptability of papaya jam fortified with soya protein during storage Dimas Bayu PINANDOYO; Arisadi MASNAR
E-Journal Menara Perkebunan Vol 88, No 1 (2020): April, 2020
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v88i1.361

Abstract

Processed fruit products commonly contain very low protein due to the heat treatment during processing period. This article presents the researchresults concerning the increase of nutrition value of papaya jam fortified with soya protein concentrate. Papaya jam prepared with ratio 40:1, 40:2, 40:3, 40:4, and 40:5 (v/v) of papaya pulp and soya protein concentrate. The treatment of papaya jam and soya protein with the highest acceptability was then analyzed for the changes in chemical constituents and overall acceptability at monthly interval during three months of storage. The parameters that being analyzed were moisture content, total soluble solids (TSS), pH, total and reducing sugars, non-enzymatic browning, acidity, ascorbic acid, total carotenoid, total phenol, crude protein, and total plate count.  The results showed that fortified papaya jams prepared with papaya pulp and soy protein concentrate ratio at 40:1 had the highest acceptability. During storage time it revealed that moisture content, TSS, pH, total and reducing sugars, and non-enzymatic browning increased, while acidity, ascorbic acid, total carotenoids, phenols, total antioxidants and crude protein contents of jam decreased. Fortification of papaya jam with soya protein concentrate (40:1 v/v) increased crude protein content on average from 3.15% to 4.16%. Total plate count (TPC) indicated that no microbial contamination during 3 months storage period. It can be concluded that papaya jam fortified with soya protein concentrate remained acceptable during storage although the acceptability decreased over time.
Analisis HACCP Pada UKM Minuman Siap Saji Aloe Vera (ALOJA) Sebagai Sarana Memenuhi Standar Produksi Pangan Yang Baik Dimas Bayu Pinandoyo; Asriadi Masnar
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v4i3.2020.205-212

Abstract

Background: BPOM stated that in 2017, small and micro food enterprises were responsible for 49,5 % food borne disease in Indonesia. Indonesian government had provided guidance about good handling standard for food product (GMP) by UU No.18 Tahun 2012. ALOJA as Small and Medium Enterprise (SME) had lot of limitation to meet the standard. HACCP analysis was needed to give recommendation in arranging SOP that meet the standard.Objectives: The objective of this research was to do and set HACCP analysis as a way to collect data to give recommendation in setting the SOP that meet food safety standard regulation.Methods: Research done by applying 7 of 14 steps in HACCP implementation. Judgment taken based on the level of severity (3 level) and level of occurrence probability (3 level). From the matrix derived from it, SOP recommendation was taken if the level of control was medium and above.Results: Recommendation given for Pest Control procedure, washing and dipping, cooling, packaging and sealing process.Conclusions: The result shown that pest control procedure, washing and dipping, cooling, packaging and sealing process was on medium risk or above. SOP recommendation done by adding nylon net sized 80 mesh and check it regularly, control the concentration of lime betel, limit and regulate the cooling room strictly, and to apply aseptic condition. If this not possible, the best option was to apply washing hand and feet procedure with soap/hand sanitizer, masker, cover the hair of worker during packaging and sealing.ABSTRAK  Latar Belakang: Pada tahun 2017 BPOM menyebutkan bahwa Industri Kecil Makanan berkontribusi terhadap 49,5% kasus keracunan pangan di Indonesia. Pemerintah melalui UU No. 18 Tahun 2012 telah mengatur mengenai prosedur pengolahan pangan yang baik (CPPB). ALOJA sebagai UKM produsen minuman siap saji Aloe vera memiliki keterbatasan dalam sarana-prasarana dan SDM sehingga pemenuhan standar produksi pangan yang baik sulit untuk diterapkan. Analisis HACCP perlu diterapkan untuk memberikan masukan dalam penyusunan SOP dalam alur produksinya sehingga memenuhi standar produksi pangan yang baik.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan menetapkan aturan HACCP sebagai bahan rekomendasi dalam penyusunan SOP yang memenuhi persyaratan standar produksi pangan yang baik.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan 7 dari 14 langkah dalam HACCP. Metode penilaian didasarkan pada keparahan (Severity) skala tiga dan tingkat kemungkinan terjadinya (probability) skala 3. Rekomendasi SOP disusun pada resiko medium hingga tinggi yang diperoleh dari matriks severity vs probability.Hasil: Dalam analisis HACCP ini ditemukan bahwa tahap yang masih memiliki resiko menengah ke atas adalah tahap pengendalian hama, pencucian dan perendaman, pendinginan, dan pengemasan-penyegelan. Rekomendasi yang diberikan adalah dengan menambahkan jala nilon ukuran 80 mesh pada ventilasi udara dan melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi jala nilon pengontrolan konsentrasi kapur sirih yang digunakan, dengan menyusun regulasi yang ketat untuk ruang pendinginan,dan penerapan kondisi aseptis atau minimal dengan adanya penyuci hama untuk tangan, masker, penutup kepala, apron yang bersih, dan kaki yang bersih.Kesimpulan: Rekomendasi SOP diberikan pada proses pengendalian hama, pencucian dan perendaman, pendinginan, dan pengemasan-penyegelan. 
Penguatan Branding Aspek Gizi dan Kemasan Ole-Ole Kuliner Khas Indramayu (BROKU) dalam rangka menuju Pariwisata Kelas Dunia Muh. Nur Hasan Syah; Prasetyo Hadi; Ibnu Malkan Bakhrul Ilmi; Utami Wahyuningsih; Arga Buntara; Fathiya Andara; Asriadi Masnar
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.372 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v4i2.1861

Abstract

The reopening of tourism for tourists presents opportunities and challenges in improving the economy and public health status. The high potential of natural resources and tourism, combined with the lack of diversity in processing local food ingredients in Indramayu, requires action to maximize the management of local food ingredients from a technological aspect. This activity aims to improve the quality of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) through guidance and assistance in ensuring the quality of each product menu offered to customers. The activity method consists of: Focus Group Discussions, Identification of Indramayu's Typical Souvenir Potentials, Hygiene-Sanitation Education and Assistance, as well as Nutrition Value Calculation and Packaging Design for one of the MSMEs, namely Abon Ikan Gabus. Based on community service activities that have been carried out, it was found that the potential of Indramayu's natural resources for producing nutritious souvenirs is still underutilized, and there is a need to increase knowledge about hygiene and sanitation in food service, as well as information about product nutrition values and attractive product packaging design. Therefore, it is concluded that the potential of Indramayu's typical souvenir products is high, with the availability of local food ingredients, adequate knowledge with branding for nutrition and packaging. Continuous guidance efforts and increasing the number of involved MSMEs need to be carried out.
Food Packaging Rebranding Assistance for Vegetable Products of OkeFarm Neglasari Women Farmer Group Dimas Bayu Pinandoyo; Asriadi Masnar; Supardianningsih Supardianningsih
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6 No 1 (2022): May 2022
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/engagement.v6i1.986

Abstract

Packaging is one of the aspects that affecting the trust of consumers to a product. As a small enterprise, OkeFarm Neglasari Women Farmer had no packaging expert. The aim of this community service is to provide a good packaging to help them gaining new consumers. The packaging rebranding, developed by market analysist methods and adjusted to the financial ability of the small enterprise. The finalized designs were tested to packaging acceptance test by mean questioner methods. Rebranding resulted 30 new loyal consumers, 25 of them responded to the questioners. 76% of the new consumers were females and 24% of it were males. Most of the new consumers were at age range 31-35 years old (44%) and 26-30 years old (36%). The rebranding effective to attract consumers with income range 3.1-6 million IDR (40%), and 6.1-9 million IDR (24%). The new food packaging brand significantly increased the acceptance of vegetables products.