Inflamasi merupakan suatu respon protektif yang ditimbulkan oleh kerusakan jaringan salah satunya akibat dari denaturasi protein. Formulasi poliherbal memiliki aktivitas farmakologi yang dapat bekerja dinamis untuk menghasilkan manfaat terapeutik maksimal dengan efek samping minimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar total flavonoid dan aktivitas antiinflamasi dari ekstrak tunggal secang (ES) dan jahe merah (EJ) serta kombinasi kedua ekstrak tersebut, yaitu: formulasi F1 (1ES:1EJ), F2 (2ES:1EJ), dan F3 (1ES:2EJ). Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dan dilakukan secara in vitro. Ektraksi secang dan jahe merah dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Penentuan kadar total flavonoid dilakukan menggunakan metode reaksi alumunium klorida dengan kuarsetin sebagai standart. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan secara in vitro menggunakan metode denaturasi protein BSA dengan natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar total flavonoid dari ekstrak secang sebesar 37.96 ± 0.27 mgQE/g ekstrak dan ekstrak jahe merah sebesar 26.51 ± 0.79 mgQE/g ekstrak. Aktivitas antiinflamasi berdasarkan kekuatan nilai IC50 dapat dilaporkan sebagai berikut: natrium diklofenak (9,360 ± 0,154 ppm) > secang (109,289 ± 0,889 ppm) > F2 (2ES:1EJ) (117,659 ± 1,245 ppm) > F1 (1ES:1EJ) (130,026 ± 1,661 ppm) > F3 (1ES:2EJ) (150,610 ± 1,266 ppm) > jahe merah (160,356 ± 2,468 ppm). Hasil analisis statistika terkait nilai IC50 menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua sampel (dengan p=0,000). Dengan demikian, ekstrak tunggal secang dan jahe merah serta kombinasi kedua ekstrak tumbuhan tersebut memiliki potensi sebagai antiinflamasi.