Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Massa Dan Waktu Kontak Adsorben Dari Tanah Gambut Dalam Penyisihan Logam Besi (Fe) , Logam Mangan (Mn) Dan Warna Pada Air Gambut Mila Safitri; Edward HS; Syarfi Daud
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol 8 (2021): Edisi 2 Juli s/d Desember 2021
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peat soil as an adsorbent in peat water treatment is located in Sabak Permai Village, Sabak Auh District, Siak Regency. This study aims to study the effect of mass variation and contact time of peat soil adsorbent on the efficiency of Fe, Mn and color removal in peat water. The experiment was carried out by adsorption at a speed of 125 rpm by varying the mass (5, 10, 15, 20 g/L) and contact time (120, 150, 180, 210 minutes). While the fixed variables are 10% Phosphoric Acid Activator, 3000C Heating and 80 mesh particle size. The concentration of iron metal removal (Fe) was 0.449 mg/L with a percentage of 88.66%, Manganese (Mn) was 0.081 mg/L with a percentage of 90.75% and color removal in peat water was 380.5 PtCo. with a percentage of 71.5%. The adsorption capacity of peat water on Fe metal is 3.618 mg/gr, Manganese Mn is 0.796 mg/gr and color 1.259 mg/g organic matter is 294.2 mg/gr and iron (Fe) is 3.91 mg/gr at a mass of 20 grams and a time of 210 minutes.  Keywords: Peat Soil, Peat Water, Adsorption, Removal Efficiency, Adsorption Capacity
Potensi Senyawa Antimikrobia dari Organ Tanaman Ramuan Nginang Rahel Aulia Saraswati; Mila Safitri; Deana Nur Hafidzah Rahmah; Citra Monika Sainti Camalin; Chintami Setyawan Putri; Endang Setyaningsih
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.451 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya ragam budaya tradisionalnya. Keragaman budayanya tercermin dari adat istiadat yang diberlakukan dimasyarakat. Salah satu kebiasaan sehari-hari yang sering dilakukan oleh suku tertentu, yaitu kebiasaan mengunyah sirih dicampur dengan gambir, pinang dan kapur sirih. Kebiasaan ini dikenal dengan nama menginang. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin sulit menemukan orang yang masih menginang disetiap daerah, dikarenakan bahan dalam ramuan menginang rasanya yang pahit dan getar di mulut. Bahan yang digunakan dalam menginang antara lain sirih, pinang, kapur sirih, dan gambir. Semua bahan menginang, memiliki kandungan senyawa kimia bermanfaat yang sangat banyak. Senyawa kimia atau zat aktif dalam bahan menginang, antara lain yaitu tannin, flavonoid, alkaloid, vitamin C, polifenol dan asam katekin. Campuran dari keenam bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai agen antibiotik ataupun antimikrobia. Antimikrobia diartikan pula sebagai antibakteri. Antimikrobia adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena memiliki kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak suatu bahan pangan. Tujuan dari artikel kali ini yaitu untuk mengkaji potensi senyawa antimikrobia apa saja yang ada pada ramuan menginang khususnya pada gambir dan sirih. Pengkajian kedua bahan menginang yang berpotensi sebagai senyawa antimikrobia ini didasarkan pada kajian beberapa literatur yang berupa hasil-hasil penelitian relevan yang telah dipublikasikan pada skripsi, thesis, jurnal nasional terindeks, maupun jurnal internasional bereputasi.