Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE PLANNING OF ARTIFICIAL RECHARGED WELLS AT PURI BUNGA NIRWANA, BUKIT PERMAI, AND GUNUNG BATU HOUSINGS AT JEMBER Sri Wahyuni; Gusfan Halik; Wahyu Sri Wulandari
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 02 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.489 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i02.6896

Abstract

Puri Bunga Nirwana, Bukit Permai, and Gunung Batu Housings are some of the housings that exist in Sumbersari subdistrict. These housings are the third former residential land that was initially able to rainwater seeped into the land of the free but is now covered by housing buildings. The effect of this case is the water cannot go into the land directly but the weather even in times of flooding rains. Therefore, to overcome this problem, it is necessary to do a study and planning of artificially recharged wells in the area. From the result of research with the basic circle and square pad at Puri Bunga Nirwana Housings for the types of houses with an area of 72 m2, 84 m2, and 105 m2 were made artificial recharged wells with a diameter of 1 m and a depth of 2 m. While at Bukit Permai and Gunung Batu Housings for the types of houses with an area of 75 m2, 90 m2, 101 m2, and 202 m2 were made artificial recharged wells with a diameter of 1 m and a depth of 2 m. And the useful cross-section used on each housing is the square cross-section. Perumahan Puri Bunga Nirwana, Perumahan Bukit Permai dan Perumahan Gunung Batu merupakan beberapa perumahan yang ada di Kecamatan Sumbersari. Ketiga perumahan ini dahulunya merupakan lahan yang awalnya mampu meresap air hujan ke dalam tanah secara bebas akan tetapi kini tertutup oleh bangunan-bangunan perumahan. Hal ini menyebabkan air tidak dapat langsung masuk ke dalam tanah tetapi menggenang bahkan banjir di saat hujan turun. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan perencanaan sumur resapan di daerah tersebut. Dari hasil penelitian dengan penampang lingkaran dan penampang persegi pada Perumahan Puri Bunga Nirwana untuk tipe rumah dengan luas 72 m2, 84 m2, dan 105 m2 dibuat sumur resapan dengan diameter 1,0 m dan kedalaman 2,0 m. Pada Perumahan Bukit Permai dan Perumahan Gunung Batu untuk tipe rumah dengan luas 75 m2, 90 m2, 101 m2 dan 202 m2 dibuat sumur resapan dengan diameter 1,0 m dan kedalaman 2,0 m.dari hasil perhitungan diketahui bahwa penampang yang efektif digunakan pada masing-masing perumahan adalah penampang persegi.
Rasionalisasi Kerapatan Stasiun Hujan di Sub DAS Ngasinan Hulu Menggunakan Data Hujan Pengukuran dan Satelit Yumna Atika; Sri Wahyuni; Lily Montarcih Limantara
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 13 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2022.013.02.09

Abstract

Kesalahan dalam pemantauan data hidrologi pada sebuah DAS dapat menyebabkan data yang dihasilkan tidak akurat serta dapat menyebabkan hasil perencanaan dan pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien. Permasalahan lain pada Sub DAS Ngasinan Hulu adalah ketersediaan data curah hujan yang minim, time series data hujan pendek dan tidak lengkap, kurangnya petugas pengamat, kesalahan pembacaan data, dan kesulitan dalam mendapatkan data curah hujan dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi jaringan serta jumlah stasiun hujan yang efektif dan efisien pada Sub DAS Ngasinan Hulu menggunakan data pengukuran dan satelit CHIRPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yang pertama adalah melakukan uji kesesuaian antara data hujan pengukuran dengan satelit CHIRPS. Lalu mengevaluasi jaringan stasiun hujan eksisting berdasarkan standar WMO. Selanjutnya, melakukan rasionalisasi stasiun hujan menggunakan metode Kagan-Rodda dengan data pengukuran dan satelit CHIRPS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa data hujan satelit CHIRPS sudah sesuai dengan data hujan pengukuran. Lalu, menurut standar WMO Sub DAS Ngasinan Hulu cukup diwakilkan oleh 6 stasiun hujan. Selanjutnya setelah dilakukan rasionalisasi menggunakan metode Kagan-Rodda dengan kesalahan perataan < 10% didapatkan luas pengaruh dan sebaran stasiunhujan yang sudah cukup merata dengan menggunakan 6 stasiun hujan.