Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENDAMPINGAN REVITALISASI KARANG TARUNA Muhammad Hayat; Vina Salviana; Rachmad Kristiono Dwi Susilo
Jurnal Dedikasi Vol. 10 (2013): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v10i0.1756

Abstract

Hayat M1, Vina Salviana2 & Rachmad KDS3Staf Pengajar. 1,2 & 3Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 MalangEmail: vina_salviana@yahoo.co.idABSTRACTKegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Kelurahan Togogan, KecamatanSrengat, Kabupaten Blitar adalah salah satu bentuk kepedulian Jurusan Sosiologi FISIP UMM terhadapmasyarakat. Dipilihnya pemuda sebagai sasaran kegiatan, tidak bisa dipisahkan dari sedikitnya ruangapresiasi yang diperuntukkan bagi penerus bangsa. Pemuda di Kelurahan Togogan mengalamikemandegan dan terbatasnya ruang berkreasi. Hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari tidak berfungsinyaKarang Taruna. Oleh karena itu, mengaktifkan dan memberdayakan karang taruna pada dasarnyaadalah memberi wadah bagi tersalurkannya kreativitas.Permasalahan yang muncul berkaitan dengan pemberdayaan karang taruna adalah minimnyaketerlibatan kader dalam aktivitas kelurahan. Selain itu ketidakefektifan anggota karang taruna dilembaga desa, berimplikasi pada lemahnya posisi tawar dengan pengambil kebijakan.Untuk mendukung terciptanya pemuda yang berdaya, anggota dan pengurus karang tarunaharus mempunyai kemampuan konsolidasi. Hal tersebut penting bagi terciptanya karang taruna yangtangguh dan diperhitungkan. Konsolidasi akan bisa dijalankan secara baik dan berkelanjutan manakaladalam diri anggota dan pengurus mempunyai kesadaran bahwa sence of belonging terhadap karangtaruna adalah sebuah keniscayaan.Kondisi tersebut dapat menciptakan atmosfer kepedulian terhadap karang taruna. Implikasilogisnya adalah aneka rupa kegiatan akan bisa dijalankan dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab.Menumbuhkan kesadaran, merupakan hal penting bagi pengokohan pondasi karang taruna.Olehkarena itu kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian mencoba untuk memberi ruang bagipengembangan kreativitas dan komitmen terhadap organisasi. Model ceramah dan simulasi permainanserta menempatkan pemuda sebagai bagian dari pemecah masalah adalah cara terbaik untukmendewasakan pemuda bahwa dengan berlatih dan terlibat langsung dalam organisasi (karang taruna)bisa menumbuhkan kepedulian bagi diri maupun lingkungannya.Kegiatan pelatihan selama pengabdian (pembentukan karang taruna Kelurahan Togogan, PelatihanKeorganisasian, Pelatihan Kepemimpinan, dan Pelatihan Administrasi dan Kesekretariatan mendapatrespon yang baik dari peserta dan merupakan ruang kesadaran yang berakhir pada manifestasi“partisipatif” yang menjadi bagian dari kepedulian berorganisasi.Kata Kunci : Revitalisasi, Karang Taruna
Kebijakan Pertumbuhan Industri dan Munculnya Masyarakat yang Anomi Muhammad Hayat
Sospol : Jurnal Sosial Politik Vol. 2 No. 1 (2016): Juli - Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sospol.v2i1.4757

Abstract

AbstrakKebijakan pembangunan Indonesia yang menekankan pada pertumbuhan telah tersirat pada pengembangan yang terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Ini adalah efek dari ruang penyangkalan merebut modal di arena Darwin disebut sebagai "survival of the fittest." Ini adalah arena di mana persaingan sangat ketat dan kompetitif sehingga orang-orang yang kekurangan kemampuan akan dihilangkan. Dalam konteks masyarakat kota, orang-orang yang tidak memiliki apapun kemampuan kompetitif akhirnya akan menjadi kelompok marjinal. Selanjutnya, dalam piramida masyarakat kota, kelompok-kelompok marginal akan membangun komunitas baru yang pasti akan menghasilkan nilai-nilai baru dengan cara dan selera mereka sendiri. Sosiologis, dapat dipahami sebagai munculnya masyarakat dengan nilai-nilai "liyan".Industri dengan pertumbuhan sebagai fokus utamanya telah menciptakan jenis masyarakat anomali (yang membuat kelompok lain atau dirinya sendiri / dirinya tidak ada atau "liyan"). Anomali masyarakat telah direkam dari produksi kesadaran kolektif dengan kepentingan ekonomis sebagai orientasi utama. Ini akan memunculkan satu-dimensi-masyarakat yang membuat modal mencari cara-cara hidup mereka dalam kehidupan. Bahkan kondisi ini telah menghilangkan ruang publik dalam komunikasi masyarakat.Kata kunci: anomali masyarakat, kebijakan, pertumbuhan industri AbstractThe policy of Indonesian development emphasizing on the growth has implied on the concentrated development in the city areas. It is the effect of the contesting space seizing capital is in the arena Darwin called as “survival of the fittest.” It is an arena where competition is very tight and higly competitive so the ones who are lack of capability will be naturally eliminated. In the context of the city society, the ones who don’t possess any competitive ability will finally become the marginal groups. Next, in the pyramid of city society, those marginal groups will build a new community who will surely produce the new values with their own ways and tastes. Sociologically, it is understood as the emergence of society with truly “liyan” values of the natural pyramid of the city society before the urbanisation waves happen. Industrial growth emphasizing on the economic growth has implied on how an individual or a group interact with others. Then the main building of the interactions will finally come to economical interests and the non-existence of the human values. At the end the common spaces which are built together will always be in the economical perspective.Key words: anomalous society, industrial growth, policy
Lumpang: Subjek dalam Masyarakat Homogen (Studi di Desa Torongrejo, Kota Batu, Jawa Timur) Muhammad Hayat
Jurnal Community Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v8i1.4601

Abstract

The phenomenon of lumpang as one of the points of view in the idea of culture as the basis for people's actions shows that lumpang is not just a symbol that is only literally accentuated. Instead, what appears is a symbol of the practice of community social values. Symbols in sociology are not merely things that have no life in their relationships. The approach used is qualitative through the depth of interview (interpretative understanding). The analysis used is the analysis model from Miles and Hubermen, which rotates like a cycle, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusion. The result showed that lumpang is the basis for community economic knowledge and lumpang is a culture that remains as the subject. The conclusion of this research is that lumpang as a subject in a homogeneous society is the subject is good manners, the subject is awareness to respect others, the subject is awareness to protect, and the subject is submission. The four things symbolized by lumpang are important links in the way people understand nature. There is space to use without having to eliminate traces of nature. This is a subject that realizes not the given subject.
Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) terhadap Existensi Perempuan antara Ruang Publik dan Domestik MUHAMMAD HAYAT
Jurnal Perempuan dan Anak Vol. 1 No. 1 (2015): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.033 KB) | DOI: 10.22219/jpa.v1i1.2741

Abstract

Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) terhadap Existensi Perempuan antara Ruang Publik dan DomestikMUHAMMAD HAYAT, MAJurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Jln. Raya Tlogomas no. 246, Malang 65144; *Email : hayato.hayat@gmail.comAbstract :Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) merupakan cara pemerintah untuk menggerakkan kemampuan masyarakat dalam melihat kemampuan diri sebagai sebuah komunitas yang mempunyai ”power”. Muara akhirnya adalah terciptanya kemandirian masyarakat yang menyadari bahwa diri mereka dan lingkungan sekitar mereka adalah ”tool yang sangat berharga” bagi terwujudnya masyarakat yang partisipatif. Penelitian dilakukan di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang mencoba fokus pada existensi perempuan di ruang publik dan domestik manakala pemerintah menstimuli dengan dana bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Keywords :PNPM, Existensi, Ruang Publik, Ruang Domestik
PERAN PONDOK PESANTREN WARIA AL- FATAH DI KOTA GEDE YOGYAKARTA DALAM MENGURANGI DISKRIMINASI Zahro Qoryatina Putri; Rachmad Kristiono Dwi Susilo; Muhammad Hayat
Ri'ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan Vol 6 No 2 (2021): Islamic Studies
Publisher : Pascasarjana IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/riayah.v6i2.3617

Abstract

Humans as God's creatures have rights that must be obtained, besides that every human being as a citizen also has rights that must be obtained as citizens without having to look at gender, race, ethnicity, or religion. In Indonesia, transgender is a term for a man who looks and behaves like a woman. Waria in Indonesia are a minority group who often get discriminated against because their identity is not recognized. There is a public stigma that says that transgender is a deviant behavior resulting in a lot of acts of discrimination. This is the purpose of my research, which is to find out how the role of the Waria Al-Fatah Islamic Boarding School is in reducing discrimination by looking at the efforts made in providing training, education, experience, and in providing spiritual experience by using qualitative research types and study methods. Embedded cases or multiple cases are due to in-depth study of interactions between communities, organizations, communities by disclosing specific, detailed and detailed matters, besides not only understanding or researching a unique and distinctive case. The subjects of this study include the administrators of Islamic boarding schools listed on the organizational structure, transgender students, and also local residents who are directly adjacent to the activities of Islamic boarding schools. In this study using the theory of Culture Studies, Culture Studies is a theory that examines culture, the reason for using this theory is because the transgender Islamic boarding school is a product of cultural acceleration or Counter Culture. It is interpreted as a minority culture characterized by conflicting values, norms, and behaviors. The result of this research is that the Waria Al-Fatah Islamic Boarding School is a space that is able to provide security and comfort for its students to worship, learn about Islamic science, learn entrepreneurship, to capacity building.
GIANT TEMPEH FESTIVAL: BETWEEN SUBJECT AND GIVEN SUBJECT (A STUDY OF GIANT TEMPEH FESTIVAL IN TLOGOREJO DISTRICT BUMIAJI VILLAGE BATU CITY IN SLAVOJ ZIZEK PERSPECTIVE ABOUT SUBJECT IDENTITY) Muhammad Hayat
Jurnal Partisipatoris Vol. 1 No. 1 (2019): Maret 2019
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jp.v1i1.7829

Abstract

Muhammad hayatThis research entitled Giant Tempeh Festival: Between subject and given subject was done in Tlogorejo district Bumiaji village, Batu City. “Subject” or term “subject awareness” means Tlogorejo Society grow and develop in their awareness of the power of values which they have produced so far. Meanwhile, term “given subject” means that there is intervention of other values which are more dominant to influence society’s daily attitude. Those other values tend to eliminate society’s original values.This research uses qualitative approach with descrptive model. It employs the theory of subject by Slavoj Zizek. This theory point out that subject grows and develops in the daily awareness of society. The result of this research shows that subject emerges in local values which are represented as manifestation of corn rice as embeddedness. There is embeddedness whice can unite society in their daily attitude based on attitude norms in their knowledge. Further more, Giant Tempeh Festival is also process of learning about atificial thing. It means festival is a sign of image of something with material sense which slowly interferes and eliminates the local awareness on local knowledge. Finally the subject begins to move to something which is so artificial.
DUALITAS STRUKTUR PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN PARIWISATA (STUDI KASUS DI DESA ORO-ORO OMBO KECAMATAN BATU KOTA BATU) Siti Nurul Fitriyah Winarsih; Rachmad K. Dwi Susilo; Muhammad Hayat
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 4 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i4.64934

Abstract

Batu City was originally famous for its branding as the City of Apples which lifted from the structure, but with the change of the Mayor of Batu, Batu City has changed the direction of the development of Batu City into an agricultural-based tourism city. The actors have used the traditional structure of agriculture into a new structure for tourism development. This study aims to explain the duality of agricultural structures and tourism development in Oro-oro Ombo Village, Batu District, Batu City. The researcher uses a qualitative research approach with the type of case study research. Determination of the selected subjects using snowball sampling technique. Collecting data using observation, interview, and documentation techniques. The data analysis technique uses time series analysis. Anthony Giddens’ structuration theory is used as a supporting equipment for research analysis. The results of the research are as follows: (1) The presence of a new structure in the form of development and encouraging farmers in Oro-oro Ombo Village to sell agricultural land to investors. (2) Actors who used to play an active role in the agricultural structure are now shifting to become actors in the tourism structure. (3) The duality of the agency-structure relationship which is characterized by the bargaining conditions that occur, the structure of agriculture and tourism in Oro-oro Ombo Village attracts each other (constrains), actually can help each other but the actors involved in the two structures still do not know how.Keywords: Actor, Agriculture, Duality of Structure, and Tourism AbstrakKota Batu semula terkenal dengan branding Kota Apel yang mengangkat eksistensi dari struktur pertanian, namun dengan bergantinya periode pemerintahan Wali Kota Batu telah mengubah arah pembangunan Kota Batu menjadi kota pariwisata berbasis pertanian. Para aktor telah menggeser struktur tradisional berupa pertanian menjadi struktur baru pembangunan pariwisata. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk dualitas struktur pertanian dan pembangunan pariwisata di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penentuan subjek dipilih menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deret waktu. Teori Strukturasi Anthony Giddens digunakan sebagai alat pendukung analisis penelitian. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Hadirnya struktur baru berupa pembangunan pariwisata mendorong petani di Desa Oro-oro Ombo untuk menjual lahan pertanian kepada para investor. (2) Aktor yang dulu aktif berperan dalam struktur pertanian kini bergeser peran menjadi aktor dalam struktur pariwisata. (3) Dualitas hubungan struktur-agensi ditandai dengan kondisi tawar menawar yang terjadi, struktur pertanian dan struktur pariwisata di Desa Oro-oro Ombo saling tarik menarik (constrain), sebenarnya bisa saling menunjang namun aktor yang terlibat di kedua struktur tersebut masih belum tahu harus bagaimana.Kata Kunci : Aktor, Dualitas Struktur, Pariwisata, dan Pertanian