Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MINAT ENTREPRENEURSHIP Muhammad Shohib
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 1 No. 1 (2013): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.57 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1355

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adversity quotient dengan minat enterpreneurship. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimen dengan mengambil responden 100 siswa-siswa SMA melalui metode accidental sampling. Instrument pengambilan data menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan minat entrepreneurship dengan nilai koefisien korelasi(R) sebesar 0,225 dan nilai signifikansi (p) 0,024. Hal ini berarti semakin tinggi adversity quotient maka semakin tinggi pula minat entrepreneurship, begitu pula sebaliknya, dengan sumbangan efektif sebesar 5%.Kata kunci: Adversity Quotient, Minat EntrepreneurshipThis research aimed to know correlation between adversity quotient and enterpreneurship interest. This study is non-experimental quantitative research with 100 students from high school participated as respondents.The study used accidental sampling method. The data collection instrument were 2 Likert scale. Result showed positive correlation between adversity quotient and interest in entrepreneurship with a correlation coefficient (r) of 0.225 and p= 0.024. It means that the higher adversity quotient,the higher interest to enterpreneurship, and vice versa, with the effective contribution by 5%.Keyword: Adversity Quotient, Entrepreneurship Interest
SIKAP TERHADAP UANG DAN PERILAKU BERHUTANG Muhammad Shohib
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 3 No. 1 (2015): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.266 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v3i1.2133

Abstract

Perilaku berutang telah banyak menjadi pilihan individu dalam menyelesaikan masalah pemenuhan kebutuhan. Perilaku berutang tidak hanya dimiliki oleh kalangan menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga dimiliki oleh kalangan menengah ke atas. Hal ini tentunya tidak bisa lepas dari sikap seseorang terhadap uang, dimana perbedaan sikap tersebut akan diikuti dengan perbedaan perilaku seseorang yang berhubungan dengan uang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap uang dengan perilaku berutang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan sampel penelitian sebanyak 227 orang. Metode pengambilan data menggunakan skala sikap terhadap uang (money attitude scale) dan skala perilaku berutang yang dianalisis melalui korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang dengan perilaku berutang (p = 0.023, r = 0.150). Sumbangan efektif variabel sikap terhadap uang kepada perilaku berutang sebesar 2.2%. Dalam analisis korelasi parsial ditemukan bahwa dimensi distrus, quality dan anxiety berhubungan dengan perilaku berutang, sedangkan dimensi power-prestige dan retention time tidak berhubungan secara signifikan dengan perilaku berutang. Kata kunci: Sikap terhadap uang, perilaku berutang Debt behavior has an option individuals in resolving issues fulfillment. Debt behavior not only owned by the middle to bottom class to meet basic needs, but also owned by the upper middle class. This certainly can not be separated from money attitude, where the difference in money attitude will be followed by the person's behavioral differences that related to money. This study aimed to determine the relationship between money attitudes to debt behavior. This study is a quantitative correlation with a sample of 227 people. The data collection method using a money attitude scale and debt behavior scale then analyzed through product moment correlation. The results showed that there was a significant relationship between attitudes toward money to debt behavior (p = 0.023, r = 0.150). Effective contribution attitudes toward money to debt behavior by 2.2%. In partial correlation analysis found that distrust, quality and anxiety dimensions associated with the debt behavior, while the power-prestige and retention time dimensions was not significantly related to debt behavior. Keyword : Money attitude, debt behavior
Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota Batu Muhammad Shohib; Ari Firmanto; Wahyu Andhyka Kusuma; Gita Indah Martasari
Jurnal Dedikasi Vol. 13 (2016): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v13i0.3135

Abstract

Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota BatuMuhammad Shohib1, Ari Firmanto2, Wahyu Andhyka Kusuma3, Gita Indah Martasari41,2Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang3,4Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah MalangE-mail : 1) mshohib@umm.ac.id, 2)arifirmanto@yahoo.com, 3)kusuma.wahyu.a@gmail.com, 4) gita.voyager@gmail.comABSTRAKBimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan di sekolah. Peran dan fungsi strategisnya adalah untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan remaja. Oleh karena itu, perlu strategi lain untuk mengoptimalkan peran dan fungsi bimbingan dan konseling yaitu dengan membentuk kelompok konselor sebaya, mengingat masa remaja sangat dekat dengan rekan atau peer group. Metode kegiatan ini menggunakan model pelatihan dan bimbingan untuk memantau kelompok konselor yang dibentuk di sekolah - sekolah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pembentukan kelompok konselor oleh sekolah diharapkan membantu penanganan berbagai masalah remaja (siswa), baik berkaitan dengan studi dan pergaulan remaja. Pembentukan kelompok konselor sebaya juga dapat meminimalkan munculnya perilaku kenakalan remaja karena pelatihan kompetensi sebagai konselor membutuhkan karakter yang kuat (empati, menolong, proaktif, bersedia untuk mendengarkan dan berbagi serta kreatif mencari solusi). Implikasinya adalah kebutuhan untuk membentuk lebih banyak konselor di sekolah dan perguruan tinggi serta program mentoring lainnya.Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Peer Group
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH SURVEYOR TERHADAP PT PANN DALAM PENGGUNAAN JASA PENGECEKAN BARANG (KAPAL) Muhammad Shohib; A.A Ketut Sukranata
Kertha Negara : Journal Ilmu Hukum Vol 7 No 11 (2019)
Publisher : Kertha Negara : Journal Ilmu Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.883 KB)

Abstract

Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan mengamati suatu pekerjaan atau melakukan pengecekan suatu barang yang sesuai dengan ahlinya masing-masingdalam kaitannya dengan penulisan ini PT PANN selaku perusahaan yang berjalan dibidang sewa-menyewakan atau pembiayaan barang yaitu kapal, yang mana telah menunjuk matthew daniels sebagai surveyor untuk mensurve kapal milik KM First Kasih untuk dijadikan dasar kontrak leasing sewa guna usaha. Ternyata pada kenyataannya surveyor tidak bertanggungjawab atas kewajibannya dalam meneliti kapal tersebut sehingga dapat merugikan PT PANN . Akibat Kesalahan tersebut surveyor bisa dinyatakan wanprestasi dalam memenuhi hubungan kerjasama dengan PT.PANN selaku pengguna jasanya.adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah empiris yaitu metode yang tetap menggunakan Undang-undang sebagai acuannya dan juga melihat hasil praktiknya dilapangan. Hasil penelitian ini adalah surveyor harus mengganti kerugian yang telah dialami oleh PT PANN baik secara material ataupun non-material sebagai akibat hukum yang telah melanggar perjanjiannya atau wanprestasi yang sesuai dengan pasal 1243 KUHperdata yaitu “Debitur wajib membayar membayar ganti rugi, setelah dinyatakan lalai ia tetap tidak memenuhi prestasi itu”. Kata9Kunci:7Wanprestasi, Surveyor, Jasa Pengecekan Barang
Sekolah aman untuk anak-anak pengungsi akibat bencana tsunami Muhammad Shohib
Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi Vol. 3 No. 1 (2015): Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/procedia.v3i1.2212

Abstract

Pendidikan adalah hak dasar yang harus diberikan kepada anak-anak, bahkan dalam sebuah kondisi darurat sekalipun. Bencana tsunami yang telah meluluhlantakkan Aceh tidak dapat menghalangi pemenuhan hak dasar tersebut. Pendidikan seringkali menjadi prioritas dalam masyarakat dan perlu mendapat perhatian serius sejak tahap awal respon tanggap darurat. Anak-anak merupakan kelompok penting dalam masyarakat yang sedang dalam tahap pemulihan dari krisis. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh dampak negatif dari bencana (tsunami) yang akan dialami oleh anak-anak dan dibawa sepanjang usianya, tetapi juga karena besarnya potensi yang mereka miliki dalam memberikan kontribusi positif terhadap respon dan usaha-usaha pemulihan. “Kembali ke sekolah” adalah keinginan pertama yang diminta oleh anak-anak dan keluarganya dalam sebuah kondisi dararut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah dianggap dapat meringankan beban psikologis, mengembalikan keceriaan anak dan sekaligus sebuah model terapi bagi korban yang mengalami trauma psikologis yang mendalam. Sekolah aman merupakan solusi tepat untuk memberikan respon terhadap kekhawatiran dampak negatif dari bencana tsunami dan usaha-usaha pemulihan psikososial yang lain. Pendirian sekolah aman dapat dijadikan model bagi relawan dan pengambil kebijakan di masa tanggap darurat untuk mengatasi dampak kerawanan yang ditimbulkan dari bencana tsunami. Di samping itu konsep sekolah aman dapat digunakan untuk mengukur ketepatan tindakan dalam manajemen bencana dan akan membuka peluang intervensi-intervensi lain dalam sektor non pendidikan (kesehatan, hukum dan perlindungan anak serta lingkungan hidup).Kata Kunci: Sekolah aman, anak-anak pengungsi, tsunami