Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Software Engineering to Develop Patterns for Accumulated Values of Accounting Transactions Sigit Widadi; Parwoto Parwoto
Journal of Electrical Technology UMY Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jet.1321

Abstract

Software for accounting information systems has its own peculiarities, because the transaction data is recorded in pairs over a period of time, must be traceable and can be seen again in the future at the time period desired by the user according to the accountability of financial information systems. This research presents a prototype development technique about inter-account configuration in the accounting structure and aims to provide technical assistance on how to develop a pattern of financial transaction information presentation on a double entry record system model using financial applications. Relational data set theory and concepts are used as a scientific explanation framework on how the correlation between accounts can be constructed mathematically so that the concepts can be understood by programmers when they develop software. The result of this study has been tested by applying to the financial applications in one of the microfinance institutions and it can work properly. The prototype development techniques of this research can be applied to the software development in the business field, such as services, manufacturing and trade byimplementing in the form of the software configuration system tools. furthermore, the financial application developers are expected to utilize this prototype development technique to produce more dynamic software as a financial data processor according to the accounting rules in the business organizations.
PENINGKATAN BRAND KERIPIK BELUT BERBASIS MEDIA ONLINE Putri Rachmawati; Hanifah Rahmi Fajrin; Parwoto Parwoto
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.723 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.676

Abstract

Zaman semakin maju dan berkembang digital online sangat berguna pada saat ini. Dua tahun berjalan ini Indonesia masih berjuang dengan wabah covid-19, sehingga mobilitas masyarakat dibatasi. UMKM yang belum menggunakan media social online akan kesulitan dalam menjajakan penjualannya. Tujuan pengabdian ini memanfaatkan teknologi informasi khususnya media social dan marketplace untuk mengenalkan brand baru. Kelompok UMKM belut ini terbentuk untuk kebutuhan keseharian menggunakan bahan baku lokal daerah Klaten. Kebanyakan dalam bentuk berbagai varian keripik lokasi yang sangat strategis dekat dengan tempat wisata yaitu Candi Prambanan dan komplek candi lainnya sebelum pandemic banyak penjualannya, akan tetapi semenjak beberapa tahun ini menurunnya penjualan sehingga kelompok ini memerlukan upaya untuk peningkatan penjualannya. Manfaat dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan penjualan melalui digital online. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah pengembangan “branding” produk dan berbasis IT. Sasaran program ini adalah kelompok ibu – ibu di Kebondalem dan UMKM belut. Pengabdian ini menggunakan platform media social Instagram dan marketplace shopee serta titik koordinat pada google map dengan Brand “Bu Joko”
Good Governance Alokasi Dana Desa (ADD): Peran Perangkat dan Akuntabilitas Publik Desi Susilawati; Parwoto Parwoto; Puspita Dewi Wulaningrum; Tri Tri Wijayanto
Journal of Applied Accounting and Taxation Vol 5 No 1 (2020): Journal of Applied Accounting and Taxation (JAAT)
Publisher : Pusat P2M Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.913 KB) | DOI: 10.30871/jaat.v5i1.1506

Abstract

This research was conducted related to the accountability of the management of the Village Fund Allocation (ADD) 2018 in Village of Tirtomartani, Kalasan District. The research objectives are 1) Measuring the Role of Village Apparatuses in realizing good governance in managing village financial funds, 2) to determine the accountability of ADD management can work effectively for all dimensions, namely Transparency, Accountability and Participation in each process and stage which includes the Planning Phase, Implementation and Reporting 3) to help resolve the problems in the management of ADD so that issues regarding the management of ADD can prove and explain the strategic plans and objectives or the goals that have been planned and established by village government organizations through the meeting mechanism of village development planning. The results of this research that the principle of transparency and participation had been implemented well through the mechanism of consultation and deliberation that involved all elements of village community institutions, indicated by the answers of respondents show 91% answered "yes". The principle of transparency is fulfilled by the existence of clear information about the schedule of implementation of activities, sources of funds that are easily accessed by the community, showed that respondents' answers“yes” were 85.6%, which meant that implementation the ADD APBDES was already accountable. Although ADD management has been accountable, it certainly cannot be separated from the role of village officials or village apparatus which is a key to the successful management of ADD APBDES. The results showed that the role of village apparatus in Tirtomartani village was 72%., indicated that village apparatus have played a role to create good governance of managing ADD. This research is expected to contribute in the form of Transfer of Knowledge for village government administrators in order to be optimalized in the management of ADD in the planning process, implementation (expenditure of funds) and reporting in accordance with the provisions of the central government.
Penerapan PSAK No. 106 Pada Pembiayaan Musyarakah di BMT Batik Mataram Andreani Hanjani; Andika Ranto Pratama; Parwoto Parwoto
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia JATI Vol 2, No 2: October 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jati.020217

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan pembiayaan musyarakah dengan menggunakan pedoman PSAK No. 106. Penelitian ini dilakukan di BMT Batik Mataram. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa BMT Batik Mataram belum sepenuhnya melakukan penerapan pembiayaan musyarakah sesuai dengan PSAK No 106 yang berlaku. Dari pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan, hanya saja mengenai pengakuan keuntungan yang belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No 106. Menurut PSAK N0 106 paragraf 09, keuntungan usaha musyarakah dibagi diantara mitra secara proposional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa aset maupun aset non kas). Sedangkan pada praktiknya Pihak BMT Batik Mataram mengakui keuntungan dengan perhitungan nisbah bagi hasil menggunakan presentase yang di tentukan diawal akad.
Pemberdayaan UMKM Tas Batik dan UMKM Pot Sabut Kelapa Dalam Menentukan Biaya Produksi Sigit Widadi; Wisnu Kartika; Parwoto Parwoto; Hanifan Nuruddin Syafiin
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v6i3.10850

Abstract

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mayoritas dikelola sebagai usaha skala rumah tangga yang melibatkan anggota keluarga pemilik usaha. Kerajinan tas batik dan kerajinan pot sabut kelapa merupakan mitra kegiatan ini. Hasil observasi menunjukkan pihak mitra belum cermat dalam menghitung biaya produksi dan harga pokok penjualan (HPP) sehingga perlu didampingi agar terhindar dari kerugian yang tidak disadari. Langkah pendampingan dilaksanakan dengan mengajak mitra untuk mencermati kembali proses produksi dan mencatat komponen bahan baku, alat, tenaga kerja, pengemasan hingga tahap siap dipasarkan. Alur proses produksi dicermati bersama oleh tim pengabdi dan mitra menggunakan diagram proses bisnis. Selanjutnya pihak mitra diajak melakukan perhitungan konversi biaya dari sumberdaya yang digunakan pada setiap proses. Pada proses pendampingan, pihak mitra mengirimkan contoh perhitungan biaya produksi dan HPP dari salah satu produk yang siap dipasarkan berdasarkan arahan dari tim pengabdi. Hasil yang diperoleh ternyata terdapat selisih antara 3 persen hingga 5 persen dari biaya produksi yang diperkirakan oleh pemilik usaha sebelum kegiatan ini. Hasil pendampingan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kedua mitra dalam menyusun komponen biaya produksi agar seluruh nilai variabel produksi masuk dalam perhitungan.
Mentorship are Packaging, Branding, and Digital Marketing as Institutional Reinforcements of MSMEs Community in Kapanewon Turi Rinasa Agistya Anugrah; Sri Hardianti Sartika; Parwoto Parwoto; Ferriawan Yudhanto
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.774 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i2.2782

Abstract

The COVID-19 pandemic has impacted changes in people's consumption patterns, namely from fundamental markets to online markets, so there needs to be an adaptation from MSME actors. MSMEs are one of the economic sectors that support the economy, especially in developing countries such as Indonesia. MSMEs in Kapanewon Turi, Sleman Regency is one the MSMEs with high potential to develop. However, institutional strengthening is needed for the MSME community in this region because there is no coordination and organization in an MSME community in Kapanewon. In addition, the Packaging of some MSMEs is not up to standard, branding is not yet strong, and the information technology capabilities of MSME actors are still low. Based on these problems, a solution for each problem is needed. Community formation and institutional strengthening of MSMEs were formed and continued with legal registration to become PT MSMEs by presenting resource persons from the Kapanewon Turi office. MSME actors are assisted in registering a NIB (Enterprise Identification Number) to achieve the legality of PT MSMEs. Then, increasing the knowledge and skills of MSME actors in terms of Packaging, branding, and digital marketing is carried out through counseling, training, and mentoring activities. The result of this service is that most MSMEs participants who already have a NIB and take part in counseling, training, and mentoring experience increased their knowledge and skills in Packaging, branding, and digital marketing.
Perencanaan Wisata Edukasi Bumi Perkemahan melalui Penguatan Kelompok Kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KKLPMK) Sri Handari Wahyuningsih; Parwoto Parwoto; Birul Alwadiani
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa (BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.54.945

Abstract

Mitra Pengabdian Masyarakat ini adalah Kelompok Kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KKLPMK) yang berlokasi di Dusun Kuthan, Jatirejo, Lendah Kulonprogo. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah kesiapan KKLPMK dalam merencanakan pengembangan potensi wilayah yaitu Bukit Pereng yang akan dijadikan sebagai Wisata Bumi Perkemahan sebagai strategi pemberdayaan UMKM dan perekonomian warga. Bukit pereng memiliki nilai estetika karena lokasi yang bersebelahan dengan sungai Progo, dengan lahan luas kepemilikan Tanah Sultan Ground. Solusi yang diberikan adalah memberikan program penyuluhan, pendampingan, dan motivasi. Metode pelaksanaan program yang dipilih adalah Focus Group Discussion (FGD), identifikasi pelaku usaha di wilayah setempat, penyuluhan kewirausahaan bagi UMKM, dan Pendampingan melalui Branding. Hasil pelaksanaan pengabdian antara lain adanya kesamaan persepsi tentang rencana program pengembangan Bumi Perkemahan, kesadaran anggota KKLPMK tentang Potensi Usaha, identifikasi pelaku usaha, dan Peningkatan pengetahuan akan Kewirausahaan UMKM bagi pelaku usaha pendukung. Program ini memberikan manfaat bagi warga dalam proses penyiapan Wisata Bumi Perkemahan sebagai embrio pemberdayaan ekonomi warga berbasis potensi lokal.
OPTIMALISASI BRANDING AWARENESS UNTUK PERLUASAN PASAR DAN PELATIHAN DIGITAL MARKETING UMKM MIE LETHEK DAN TAHU BACEM DI DESA TRIMURTI SRANDAKAN BANTUL Desi Susilawati; Parwoto Parwoto; Ervina Ratna Ningsih; Resma Kurnia Turidho
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 9 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i9.3092-3101

Abstract

Setiap daerah hampir pasti memiliki makanan atau kuliner khas. Mie lethek merupakan salah satu kuliner khas daerah Bantul. Letek adalah kata dalam bahasa Jawa yang artinya kotor atau kusam. Sebutan ini muncul karena warna mie yang tidak putih bersih melainkan putih kusam kecokelatan dan kurang menarik. Bahan utamanya adalah tepung tapioka dan singkong (singkong kering). Sentra produksi mie lethek berada di Dusun Nengahan dan Gunung Saren Lor, Kecamatan Srandakan, Bantul, dan Yogyakarta.Permasalahan yang dihadapi mitra dalam bidang pemasaran adalah kemasan yang masih sangat sederhana dan kurang menarik. hanya di bungkus plastik dengan logo usang. Logo, slogan, serta informasi produk dan pemasaran masih belum tersentuh teknologi atau masih bersifat konvensional, sehingga dibutuhkan ide-ide kreatif untuk berinovasi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memperkuat brand awareness dan digitalisasi pemasaran yaitu pemasaran melalui media sosial untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan kualitas dan kemasan display yang menarik konsumen serta meningkatkan jumlah penjualan untuk perluasan pasar. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah participatory rural appraisal (PRA) melalui penyuluhan dan pelatihan.Output dari program ini adalah memperkuat branding produk Mie Lethek dan Tahu, sehingga pemasarannya menarik dan meluas dengan memfokuskan pemasaran di media sosial. Seperti pembuatan spanduk, WhatsApp Business, Pembuatan media promosi online Facebook, Instagram, Website, Youtube, packaging, dan video proses produksi, serta poin Google Maps Logo produk yang lebih “eye-catching”. Kemasan produk ini diperbaiki untuk kemasan yang estetik. Selain itu dibuat pula banner dan neon box untuk branding lokasi, seperti serta poin Google Maps karena perkembangan bisnis sangat dinamis, aspek pemasaran ini harus terus dikembangkan sesuai dengan tren pasar.