Pembangkit listrik siklus biner yang menggunakan pemanas fluida geothermal memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Performa dari pembangkit tersebut ditinjau dari panas yang digunakan (heat rate) dan daya yang dihasilkan. Dalam penelitian ini dilakukan kajian hubungan antara heat rate dan daya yang dihasilkan dengan menggunakan rekuperator dan tanpa menggunakan rekuperator. Rekuperator adalah alat penukar panas yang memanfaatkan panas tersisa dari fluida kerja untuk memanaskan fluida kerja itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh rekuperator terhadap hubungan heat rate dan daya yang dihasilkan secara simulasi melalui permodelan. Parameter laju aliran massa fluida pemanas atau brine diatur sebesar 400 ton/jam, dengan temperatur divariasikan dengan rentang antara 90-160oC untuk melihat perubahan daya yang dihasilkan dibandingkan dengan siklus biner tanpa rekuperator. Selain itu, parameter daya yang dihasilkan akan dibuat tetap (fixed) untuk melihat laju aliran massa fluida pemanas yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak HYSYS v7.3. Dari simulasi yang telah dilakukan dengan menggunakan rekuperator terjadi peningkatan daya sebesar 71kW atau sekitar 2,303%. Sementara jumlah aliran massa brine berkurang rata rata sebesar 16,3 ton/jam atau sekitar 4,082%.Kata kunci: geothermal, siklus biner, performa, rekuperator, HYSYS v7.3