Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penerapan Metode Lagrange Dalam Menentukan Maksimum Fungsi Utility COBB-DOUGLAS Eti Kurniati
Matematika Vol 9, No 1 (2010): Jurnal Matematika
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jmtm.v9i1.3487

Abstract

Abstrak. Metode Lagrange adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan maksimum atau minimum fungsi dengan suatu kendala persamaan. Aplikasi metode ini digunakan dalam berbagai bidang terutama bidang ekonomi. Salah satu penerapan metode ini  digunakan untuk  menentukan maksimum utilitas. Fungsi utilitas adalah suatu fungsi yang menggambarkan preference seseorang terhadap suatu barang. Salah satu fungsi utilitas adalah fungsi utilitas Cobb-Douglas, yaitu fungsi utilitas yang memenuhi preference Cobb-Douglas. Dalam tulisan ini, metode Lagrange akan digunakan untuk menentukan maksimum utility Cobb-Douglas dengan kendala harga.Kata kunci: Optimasi, Pengali Lagrange,  Fungsi utilitas Cobb-Douglas
Analisis Jumlah Produksi Kerudung Pada RAR Azkia Bandung Dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ) Farid H Badruzzaman; Erwin Harahap; Eti Kurniati; M. Deni Johansyah
Matematika Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Matematika
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jmtm.v16i2.3506

Abstract

Abstrak. Permasalahan dari persediaan adalah bagaimana menentukan jumlah produksi optimal dengan biaya total persediaan yang minimum. Sebuah persediaan dilakukan tidak lain dengan maksud mengantisipasi dan memenuhi permintaan yang akan datang. Penyimpanan persediaan dalam jangka waktu yang lama akan berdampak pada keusangan dan menurunnya kualitas, sehingga diperlukan perhitungan jumlah persediaan yang optimal. Model persediaan Economic Production Quantity (EPQ) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mempertimbangkan jumlah produksi dan jumlah permintaan hasil produksi. Tujuannya adalah dengan menentukan banyaknya produksi yang meminimumkan total biaya persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung jumlah produksi optimum pada perusahaan kerudung. Selama ini, jumlah produksi pada tahun 2017 dan sebelumnya berpedoman pada jumlah pesanan pelanggan ditambah 17,5% dari jumlah permintaan untuk cadangan persediaan. Hasil solusi optimum dengan model EPQ memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan yang selama ini berlaku.Kata Kunci: economic production quantity, persediaan, produksiAbstract. The problem of inventory is how to determine the optimal amount of production with minimum total inventory cost. An inventory is carried out with no other intent to anticipate and meet future demand. Storage of inventory over a long period of time will have an impact on obsolescence and declining quality, so it is necessary to calculate the optimal amount of inventory. Model inventory Economic Production Quantity (EPQ) is a method used to consider the number of production and the number of production demand. The goal is to determine the amount of production that minimizes the total cost of inventory. This study aims to calculate the number of optimum production on the company's hood. So far, the number of production in 2017 and previously guided by the number of customer orders plus 17.5% of the total demand for inventory reserves. The results of the optimum solution with the EPQ model have significant differences compared to those currently in force.Keywords: economic production quantity, inventory, production
Implementasi Model Perhitungan Perkiraan Total Fertility Rate (TFR) Berdasarkan Efektifitas Penggunaan Alat Kontrasepsi di Provinsi Jawa Barat Gani Gunawan; Eti Kurniati; Icih Sukarsih
Matematika Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Matematika
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jmtm.v16i2.2844

Abstract

Abstrak. Perhitungan jumlah penduduk dapat dilakukan secara langsung melalui suatu sensus penduduk. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk pada suatu wilayah adalah tingkat kelahiran atau angka fertilitas. Namun hasil pendataan yang dilakukan pada umumnya hanya memberikan informasi jumlah penduduk yang hidup pada saat sensus diadakan dan tidak mencatat secara lengkap jumlah bayi lahir hidup yang kemudian meninggal pada waktu sensus. Hal tersebut menyebabkan perhitungan angka fertilitas secara langsung tidak mungkin dilakukan, sehingga diperlukan suatu metode Matematika yang secara tak langsung dapat digunakan untuk menghitung angka fertilitas di suatu wilayah. Dalam makalah ini akan diperlihatkan suatu cara perhitungan kelahiran atau fertilitas secara tidak langsung, dimana cara ini dapat menentukan angka kelahiran tercegah sebagai indikator keberhasilan pengendalian jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB), sehingga melalui perhitungan  ini  dapat ditentukan angka fertilitas total yang didasarkan pada efektifitas penggunaan alat kontrasepsi.Kata Kunci : keluarga berencana (KB), total fertility rate (TFR), crude birth rate (CBR)Abstract. (Implementation of the Calculation Model for Estimated Total Fertility Rate (TFR) Based on the Effectiveness Use of Contraception in West Java Province) The calculation of the population can be done directly through a population census. One factor that can affect the population in a region is the birth rate or fertility rate. However, the results of data collection carried out, in general only provide information on the number of people living at the time the census is held, and not complete records of the number of live-born babies who later died during the census. This has made it impossible to calculate the fertility rate directly, so a Mathematical method is needed that can indirectly be used to calculate the fertility rate in an area. This paper will show a method of calculating birth or fertility indirectly, where this method can determine the preventable birth rate as an indicator of the success of controlling population through Family Planning (KB) programs, so that through this calculation can be determined the total fertility rate based on effectiveness use of contraceptives.Keywords : family planning (KB), total fertility rate (TFR), crude birth rate (CBR)
PERLUASAN JANGKAUAN PASAR PELAKU UKM SEPATU CIBADUYUT MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INTERNET MARKETING Icih Sukarsih; Eti Kurniati; Gani Gunawan; Respita Wulan
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1673

Abstract

Industri sepatu Cibaduyut sebagai salah satu UKM yang menjadi unggulan di Jawa Barat tak lepas dari permasalahan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pemasaran. Kurangnya akses pasar membuat sebagian besar pengrajin hanya memasarkan hasil produksinya dengan cara menunggu pesanan pengusaha. Perkembangan teknologi informasi, hsususnya internet sebagai media pemasaran online belum dimanfaatkan oleh sebagian besar pengrajin. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan para pengrajin tentang bagaimana pemanfaatan teknologi internet dalam pemasaran online.Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kegiatan yang dilakukan adalah melalui pelatihan dan pendampingan internet marketing. Pada tahap pelatihan peserta diberikan materi berupa teori dan praktek tentang internet marketing, dengan komposisi 20% teori dan 80% praktek. Untuk mengoptimalkan hasil dari kegiatan pelatihan, selanjutnya dilakukan pendampingan terhadap peserta untuk mengaplikasikan hasil dari kegiatan pelatihan.Hasil yang dicapai dari kegiatan pelatihan adalah adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang cukup tinggi dari para pengrajin sepatu Cibaduyut dalam membangun dan menjalankan internet marketing melalui facebook. Dengan meningkatnya kemampuan ini, semua peserta telah berhasil membangun dan menjalankan sistem pemasaran online melaui media social facebook sehingga jangkauan pasar para pengrajin sepatu Cibaduyut semakin luas.
Analisis Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) Pada Fungsi Produksi Cobb-Douglas Resa Noelsa; Eti Kurniati
Bandung Conference Series: Mathematics Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mathematics
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.415 KB) | DOI: 10.29313/bcsm.v2i2.4812

Abstract

Faktor produksi dari suatu proses produksi memungkinkan bisa saling substitusi, misalnya modal dan tenaga kerja. Modal bisa menggantikan fungsi tenaga kerja melalui penggunaan mesin sehingga untuk memproduksi sejumlah output yang sama bisa melalui penggunaan jumlah modal dan jumlah tenaga kerja yang bervariasi. Hal tersebut dapat digambarkan dalam isoquant. Kemampuan substitusi antar dua factor produksi dapat dinyatakan melalui Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS). untuk menganalisa tingkat substitusi dan akibat dari perubahannya terhadap elastisitas substitusi. Pada penelitian ini digunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan variabel modal (K) dan tenaga kerja (L). Diperoleh bahwa MRTS dapat menentukan rasio kedua variabel input yang menghasilkan intensitas faktor produksi bersifat padat modal dan padat tenaga kerja yang membentuk kurva isoquant berbentuk konveks. Perubahan MRTS menyebabkan perubahan yang sama pada K terhadap L.
PENGGUNAAN METODE BAR BENDING SCHEDULE UNTUK MENGANALISIS KEBUTUHAN & SISA (WASTE) PEMBESIAN BALOK PADA PROYEK RUMAH SAKIT ISLAM AYSHA Dedy Dharmawansyah; Eti Kurniati; Auliya Kasyfil Aziz
Jurnal TAMBORA Vol. 7 No. 2 (2023): EDISI 19
Publisher : Wakil Rektor 3, Direktorat Riset, Publikasi dan Inovasi, Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jt.v7i2.3058

Abstract

In the construction work of the Aysha Islamic Hospital structure, the reinforcement carried out experienced significant material residues. This of course can affect the cost of a job on each floor. The data obtained on the 3rd floor beam reinforcement work at the Aysha Islamic Hospital project reached 32,498.72 kg or equivalent to Rp.341,236.560.00-. The iron work experienced a lot of material residue that was still suitable for use with an estimated 0.5% iron waste which was not actually used for further work. In practice, to avoid waste in iron work, implementers need to analyze how much reinforcement is needed to build a beam. The amount of the volume of iron work must be known or obtained before the implementation of construction, because the volume of a work is the basis of planning the development budget. From the calculation results in the discussion, it is obtained that the iron requirement (kg) needed for beam work in the implementation of the Aysha Islamic Hospital Project is 163303.15 kg. The amount of waste for beam work in the implementation of the Aysha Islamic Hospital Project is 20046.98 kg. The remaining percent of the beam (%) in the implementation of the Aysha Islamic Hospital Project is Rp. 1.714.683.075.-