Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Increasing the Physical Quality of Instant Yogurt by Spray Drying with Instant Additive Mulyani, S; Indratiningsih, Indratiningsih; Pramono, YB
ANIMAL PRODUCTION Vol 6, No 1 (2004): January
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.962 KB)

Abstract

This research was carried out to compare the effects of soy lecithin and yolk as instant additive, to know the effects of instant additive level and their interaction on physical quality of instant yogurt (rehydration rate, solubility and viscosity).  The data were analyzed by statistical analysis based on Completely Randomized Block Design (CRBD) with factorial pattern (2x3) using one control treatment (without instant additive), if the result were significant, then continued by Duncan’s New Multiple Range test (DMRT).  The first factor was variety of instant additive (soy lecithin, yolk), whereas the second factor was concentration of instant additive (0.5, 1.0 and 1.5% v/v).  The result of this research showed that variety of instant additive has no significant effect on viscosity, but it has significant effect  (P<0.05) on rehydration rate and solubility.  The second factor has significant effect (P<0.05) on solubility, but has no significantly effect on rehydration rate and viscosity.  Interaction of them only occurred on solubility of instant yogurt.  The result of DMRT showed that the increasing physical quality of instant yogurt occurred on the 0.5% concentration. It was compared with control treatment.  Increasing concentration has no effect on rehydration rate, solubility or viscosity, except on solubility.  The solubility decreased at level of instant additive 1.5%.  The conclusions of this research were soy lecithin and yolk had different ability to increase solubility and rehydration rate but gave similar effect on viscosity.  Application of soy lecithin or yolk as instant additive up to 0.5% would increase physical quality of instant yogurt (rehydration rate, viscosity and solubility).  As compare to soy lecithin, yolk has better performance in increasing and making stable solubility of instant yogurt. (Animal Production 6(1): 1-8 (2004) Key Words:  Instant Yogurt, Soy Lecithin, Yolk, Physical Quality
PENGARUH KOMBINASI SUSU DENGAN AIR KELAPA TERHADAP TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), TOTAL GULA DAN KEASAMAN DRINK YOGHURT Kardina Enny Dian Kumalasari; Nurwantoro Nurwantoro; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 2 (2012): Mei 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.735 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi susu dengan air kelapa terhadap total BAL, total gula dan keasaman drink yoghurt. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan yang digunakan adalah susu segar encer (BK 8,42%) sebanyak 10 liter, kultur starter (L. bulgaricus dan S. thermophillus), air kelapa dengan ketebalan daging buah 0,8 sampai 1,0 cm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil sidik ragam menunjukkan perlakuan kombinasi susu dengan air kelapa menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap total BAL, total gula dan keasaman. Total BAL drink yoghurt menurun dari T0 sampai T4 dengan nilai rerata antara 5,7 × 106 CFU/ml s.d. 1,6 × 106 CFU/ml; total gula meningkat dari T0 sampai T4 dengan nilai rerata antara 3,174% s.d. 4,005% dan keasaman menurun dari T0 sampai T4 dengan nilai rerata antara 0,761% s.d. 0,682%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa pada drink yoghurt maka semakin rendah total BAL dan keasaman serta total gula yang semakin meningkat.
PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ALKOHOL, pH, DAN PRODUKSI GAS PADA PROSES FERMENTASI BIOETANOL DARI WHEY DENGAN SUBSTITUSI KULIT NANAS Nur Azizah; A N Al-Barrii; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 3 (2012): Agustus 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.953 KB)

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap kadar alkohol, pH, dan produksi gas pada proses fermentasi bioetanol dari whey dengan substitusi kulit nanas telah dilakukan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu T1, T2, T3, T4, dan T5, yang masing-masing adalah lama fermentasi 12, 24, 36, 48, dan 60 jam. Ulangan dilakukan sebanyak 4 kali untuk masing-masing perlakuan. Data diolah dengan menggunakan ANOVA, apabila ada pengaruh dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil Penelitian menunjukkan lama fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH tetapi tidak menunjukkan pengaruh (P>0,05) terhadap kadar alkohol dan produksi gas. Kesimpulan, lama fermentasi berpengaruh menurunkan nilai pH, tetapi tidak berpengaruh meningkatkan kadar alkohol dan produksi gas.
TOTAL ASAM, VISKOSITAS, DAN KESUKAAN PADA YOGHURT DRINK DENGAN SARI BUAH MANGGA (Mangifera indica) SEBAGAI PERISA ALAMI MD Harjiyanti; Yoyok Budi Pramono; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula sederhana yang terkandung dalam ekstrak buah mangga diduga dapat dimanfaatkan oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) untuk mendukung pertumbuhan dan meningkatkan aktivitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persentase ekstrak buah mangga sebagai perisa alami terhadap total asam, viskositas, dan kesukaan pada yoghurt drink. Rancangan percobaan untuk pengujian total asam dan viskositas adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, apabila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Uji sifat organoleptik menggunakan metode uji organoleptik dengan 25 panelis agak terlatih. Perlakuan yang diterapkan adalah pengaruh penambahan ekstrak buah mangga sebanyak 0% (T0), 1% (T1), 3% (T2) dan 5% (T3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak buah mangga (0, 1, 3 dan 5%) memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam, viskositas, dan kesukaan. Total asam menghasilkan angka 0,7539-0,797%; viskositas 10,2298-11,1701 cP; dan nilai kesukaan 3,72-4,04. Kesimpulan dari penelitian ini adalah yoghurt drink dengan penambahan ekstrak buah mangga sebesar 1% memiliki kualitas yang paling baik sebagai produk diversifikasi pangan
KUALITAS BAKSO BERBAHAN DASAR DAGING AYAM DAN JANTUNG PISANG DENGAN BAHAN PENGIKAT TEPUNG SAGU Meiske Wattimena; V P Bintoro; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.504 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara formulasi daging ayam dan jantung pisang dengan menggunakan tepung sagu sebagai bahan pengikat terhadap kualitas bakso ayam. Penelitian ini bermanfaat mengetahui formulasi daging ayam dan jantung pisang dengan konsentrasi tepung sagu yang tepat dalam pembuatan bakso sehingga dapat meningkatkan konsumsi. Rancangan percobaan faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Faktor pertama (A) adalah formulasi daging ayam dan jantung pisang,yaitu A0 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (100% : 0%) (Perlakuan   kontrol), A1 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (95% : 5%), A2 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (90% : 10%), A3 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (85% : 15%), A4 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (80% : 20%), dan faktor kedua (B) konsentrasi tepung sagu, yaitu B1 : Kosentrasi Tepung sagu 10%, dan B2 : Kosentrasi Tepung sagu 20. Uji oganoleptik terhadap bakso ayam yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Non Parametrik Kruskal-Wallis menggunakan program SPSS 16, jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Gibbon. Kombinasi bakso menggunakan formulasi daging ayam dan jantung pisang (80%:20%) dengan menggunakan tepung sagu 20%, merupakan kombinasi yang optimum, untuk menghasilkan bakso ayam dengan uji organoleptik yang dapat diterima.
PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (DURIO ZIBETHINUS MURR.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING Oktavia R Puspitarini; V P Bintoro; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 2 (2012): Mei 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.027 KB)

Abstract

Susu kambing merupakan salah satu jenis susu yang tersedia cukup banyak namun kurang termanfaatkan dengan baik karena adanya bau prengus (“goaty flavor”). Oleh karena itu, sangat diperlukan usaha pemanfaatan susu kambing agar lebih disukai masyarakat. Salah satunya adalah mengolah susu kambing menjadi karamel dengan penambahan buah durian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air, tekstur, rasa, bau dan kesukaan karamel susu kambing yang ditambah durian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu karamel susu kambing  tanpa dan dengan penambahan buah durian sebanyak 5%, 10%, 15%, 20%. Variabel yang diamati adalah kadar air, tekstur, rasa, bau dan kesukaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan susu kambing menjadi karamel secara nyata dapat menurunkan intensitas prengus dan meningkatkan nilai kesukaan. Penambahan buah durian dapat secara nyata meningkatkan kadar air (2,96~9,99%), menambah skor tekstur (sangat keras-keras ~ keras-tidak keras), dan meningkatkan kesukaan (dan kesukaan karamel susu kambing. Namun penambahan buah durian ternyata tidak memberi pengaruh terhadap aroma prengus.
PERUBAHAN WARNA DAN AROMA PADA PROSES GLIKASI SUSU KAMBING DENGAN D-GLUKOSA DAN RARE SUGAR A Setyani; AM Legowo; S Mulyani; Ahmad Ni&#039;matullah Al-Baarri
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi intensitas warna dan aroma pada proses glikasi susu kambing dengan D-glukosa dan berbagai jenis rare sugar. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (variasi jenis gula: D-tagatosa, D-psikosa, D-sorbosa dan D-glukosa) dan 5 ulangan. Variabel yang diamati yaitu intensitas warna dan aroma. Data dianalisis menggunakan sidik ragam, jika terdapat pengaruh yang signifikan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Duncan untuk variabel intensitas warna dan Uji Beda Nyata Jujur untuk variabel aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai jenis gula (D-tagatosa, D-psikosa, D-sorbosa dan D-glukosa) memberikan pengaruh nyata (P≤0,05) terhadap intensitas warna dan aroma. Penambahan D-psikosa menunjukkan intensitas warna tertinggi. Penambahan D-tagatosa lebih tinggi dibandingkan dengan D-glukosa dan penambahan D-sorbosa menunjukkan hasil terendah. Penambahan rare sugar dapat mengurangi bahkan menghilangkan aroma goaty pada susu kambing.
KADAR SERAT, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN RENDEMEN NUGGET AYAM YANG DISUBSTITUSI DENGAN JAMUR TIRAM PUTIH (Plerotus ostreatus) S N Permadi; S Mulyani; A Hintono
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 4 (2012): November 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.97 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar serat, sifat organoleptik, dan rendemen nugget ayam yang disubstitusi dengan jamur tiram putih. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ayam dan jamur tiram putih. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diambil adalah kadar serat, sifat organoleptik, dan rendemen. Perlakuan yang diterapkan yaitu nugget ayam tanpa substitusi jamur tiram putih (T0), nugget ayam dengan substitusi jamur tiram putih 20 % (T1), nugget ayam dengan substitusi jamur tiram putih 30 % (T2), nugget ayam dengan substitusi jamur tiram putih 40 %(T3), dan nugget ayam dengan substitusi jamur tiram putih 50 % (T4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi nugget ayam dengan jamur tiram putih berpengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada kadar serat, tetapi tidak memberikan pengaruh yang sangat nyata (P>0,01) pada randemen; sedangkan perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada sifat organoleptik warna dan tekstur , walaupun perlakuan tidak memberikan pengaruh yang sangat nyata (P>0,01) pada tingkat kesukaan. Kesimpulannya, jamur tiram putih mampu meningkatkan kandungan serat kasar pada nugget sehingga memberikan nilai fungsional yang lebih baik pada produk nugget tanpa mempengaruhi nilai rendemen dan sifat organoleptik kesukaan.
NILAI PH, KADAR AIR, DAN TOTAL ESCHERICHIA COLI DAGING SAPI YANG DIMARINASI DALAM JUS BAWANG PUTIH Nurwantoro Nurwantoro; V P Bintoro; A M Legowo; A Purnomoadi; L D Ambara; A Prakoso; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 2 (2012): Mei 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.87 KB)

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh marinasi daging sapi dengan metode perendaman dalam jus bawang putih terhadap  nilai pH, kadar air, dan total bakteri Escherichia coli telah dilakukan.  Penelitian  menggunakan rancangan acak lengkap, dengan perlakuan: T0 (tanpa marinasi), T1, T2, T3, dan T4 masing-masing marinasi  selama 5, 10, 15, dan 20 menit dalam jus bawang putih pada suhu ruang (25˚C). Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Pengujian variabel penelitian dilakukan setelah 8 jam penyimpanan pada suhu ruang. Pengolahan data menggunakan analisis ragam, apabila ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan.  Hasil penelitian menunjukkan, bahwa marinasi daging sapi dalam jus bawang putih tidak berpengaruh  (P>0,05) terhadap terhadap nilai pH, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air, dan total bakteri E. coli.  Kesimpulan,  marinasi daging sapi dalam jus bawang putih dapat menurunkan  kadar air dan total bakteri E. coli, tetapi tidak dapat menurunkan nilai pH.