Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Natural Disasters - Makna Sabar dalam Konteks Ketahanan Korban Banjir Muna, Arif Chasanul; Baihaqi, Ahmad; Muhlisin, Muhammad
Jurnal Penelitian Volume 13 Nomor 2 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.998 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v13i2.1193

Abstract

Masalah riset yang menjadi fokus utama dalam kajian ini mencakup dua hal, yaitu; bagaimana pemahaman dan implementasi warga korban banjir kelurahan Pasirsari terhadap konsep sabar?; dan bagaimana proses terbentuknya pemahaman dan implementasi kesabaran tersebut dalam konteks sosial budaya dan keagamaan di kelurahan Pasirsari? Penelitian ini adalah penelitian lapangan field research dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman warga mengenai banjir dan bagaimana proses terbentuknya. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif-evaluatif, diikuti dengan explanatory analysis, critical analysis dan analisis komparatif. Di antara hasil penelitian ini adalah di kalangan masyarakat korban banjir teridentifikasi tiga aspek dari kesabaran saja, yaitu ahwal, aqwal dan af’al. Sehingga aspek internal act dalam pandangan warga hanya meliputi ahwal saja. Sedangkan aspek external act meliputi ucapan (aqwal) dan tindakan (af’al).
ANALISA MATAN BERAGAM VERSI: REKONSTRUKSI TERHADAP METODE MUHADDITSÛN Muna, Arif Chasanul
Jurnal Penelitian Vol 6 No 2: Nopember 2009
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.488 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v6i2.228

Abstract

Penelitian ini menjelaskan beberapa persoalan yang berkaitan dengan metode analisa matan yang dikembangkan oleh ahli hadits dalam menyikapi fenomena perbedaan periwayatan dalam sebuah matan (ta’addud al-riwâyât; variant version). Tujuan utamanya adalah untuk merekonstruksi metode tersebut supaya lebih mudah dicerna dan supaya tidak difahami secara parsial. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan berbentuk library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisa muhadditsûn terhadap matan hadits yang beragam versi sangat komprehensif, hati-hati dan teliti. Setelah mengumpulkan semua data matan hadits yang beragam versi beserta sanad-nya, mereka menganalisanya dengan cara membandingkan antara satu jalur periwayatan dengan jalur yang lain. Tidak hanya aspek matan yang mereka amati, aspek sanad juga sangat diperhatikan.
POLA PEMALSUAN SANAD DALAM PERIWAYATAN HADIS: Pandangan Muhaƒu ddi.un dan Orientalis Muna, Arif Chasanul
Jurnal Penelitian Vol 9 No 1: Mei 2012
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.665 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v9i1.133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi tiga masalah: [1] bagaimana orientalis memikirkan pola pemalsuan sanad hadits di transmisi, [2] Bagaimana muhaddiśūn memikirkan pola pemalsuan sanad dalam transmisi hadits, dan [3] Apa persamaan dan perbedaan antara pandangan para orientalis dan muhaddiśūn pada pola pemalsuan sanad. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pandangan muhaddiśūn dan orientalis pada pemalsuan sanad adalah perbedaan yang sangat mendasar. Meskipun pola pemalsuan sanad yang diidentifikasi oleh muhaddiśūn dan orientalis serupa, tetapi pandangan mereka sangat berbeda. Hal ini karena pendekatan orientalis adalah skeptis yang tidak tidak mengakui keberadaan matan asli bersumber dari Nabi saw. sehingga memberikan pengaruh besar pada metode yang berbeda yang digunakan oleh para orientalis dan muhaddiśūn untuk menganalisis hadits terutama aspek sanad.
Pola Redaksi Matan Hadis dalam Kitab Majmû’ah al-Syarî’ah Karya K.H. Saleh Darat Mudzakiron, Mudzakiron; Muna, Arif Chasanul
RELIGIA Vol 18 No 2: Oktober 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.375 KB) | DOI: 10.28918/religia.v18i2.629

Abstract

Kitab Majmȗ’ah al-Syarĩ’ah al-Kãfiyah li al-‘Awam merupakan kitab penting dalam khasanah keilmuan Nusantara. Kitab yang ditulis oleh Kyai Saleh Darat dengan aksara pegon dan berbahasa jawa ini menjadi rujukan masyarakat dalam bidang akidah, fiqh dan juga akhlak-tasawuf. Sebagaimana kecenderungan ulama sunni yang lain, Kyai Saleh Darat mempunyai pandangan bahwa hadis Nabi merupakan dalil keagamaan yang otoritatif, sehingga di dalam kitab Majmȗ’ah al-Syarĩ’ah banyak ditemukan hadis-hadis Nabi sebagai dalil. Objek kajian penelitian ini adalah matan-matan hadis yang tercantum dalam kitab Majmȗ’ah al-Syarĩ’ah. Yang menjadi fokus kajian adalah kesamaan dan ketidaksamaan redaksi matan yang terdapat dalam kitab Majmȗ’ah al-Syarĩ’ah dengan matan-matan yang terdapat dalam kitab-kitab hadis primer. Kajian ini penting sebab periwayatan hadis bi al-ma’nā paska pengkodivikasian hadis merupakan permasalahan yang banyak menyita perhatian para akademisi hadis.
PERKEMBANGAN STUDI HADITS KONTEMPORER Muna, Arif Chasanul
RELIGIA Vol 14 No 2: Oktober 2011
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.371 KB) | DOI: 10.28918/religia.v14i2.91

Abstract

Studi hadits selalu mengalami perkembangan danpengembangan yang dinamis dalam setiap fase sejarahnya,sesuai dengan tuntunan dan tantangan zamannya. Tulisan inimencoba memotret dan mendeskripsikan perkembangan studihadits satu abad terakhir di dunia Islam. Dengan pendekatanhistoris-deskriptif, tulisan ini akan memetakan karakter dankecenderungan mutakhir studi hadits di dunia Islam. Ada empatkecenderungan kajian hadits yang dideskripsikan pada tulisanini, yaitu pertama studi manuskrip kitab-kitab hadits; keduastudi polemik seputar hadits; ketiga studi kemukjizatan ilmiahdan kemukjizatan futuristik dalam hadits dan keempatpengembangan kajian takhrij hadits.
Form Analysis Sebagai Metode Kritik Matan: Menakar Keakuratan Pemikiran Robert Marston Speight (1924-2011) Arif Chasanul Muna
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.531 KB) | DOI: 10.29240/alquds.v5i1.1895

Abstract

Form Analysis as a Method of Matn Criticism: Scrutinizing the Accuracy of Robert Marston Speight's Thought (1924-2011)Together with sanad, matn is the main component in a hadith. Among the important discussions regarding matn is the existence of several matn which have different editorials while informing one incident. This problem is usually called the problem of matn with various versions (ta'addud al-riwāyāt; variant version). In the West, this problem has received the attention of many academics, among them Robert Marston Speight. He offers a form analysis method for studying and researching the problem of matn with various versions. This paper systematically describes how the Speight analysis method is, and how its position is in the study of hadith in the West. Critical analysis of the Speight method was also carried out by comparing it with the views of other academics and also the views of muhaddiṡūn. This paper uses a qualitative method in the form of a research library with a critical analysis model. This paper shows several conclusions: the method of analysis used by Speight, namely form analysis, is the development of the method of analysis of the matn which has been introduced, especially by Schacht with the purposes of dating tradition; many academics both in the West and the East doubted Speight's method of analysis and criticized its accuracy; and when compared to the muhaddiṡūn method, the Speight method contains several methodological flaws.
PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN KEMISKINAN DI MADINAH PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW. Arif Chasanul Muna
Jurnal Hukum Islam Volume 9, Nomor 2, Desember 2011
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article endeavors to observe our prophet PBUH’s efforts in alleviating the poverty in Madina after his hijrah. The relevance compilations of hadiths (sayings and doings of the prophet PBUH) are described as historical sources to see the methods and the means of the prophet PBUH in eradicating the poverty. These hadiths are explained not only to be interpreted literally, but contextually. In doing so, this writing would be started by depicting the city of Madina with its economic activities and poverty’s problem that emerged after the hijrah. The response and the manner of the prophet PBUH in alleviating the poverty will be explaining afterward.
Kritik Pandangan G.H.A. Juynboll terhadap Ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil Arif Chasanul Muna
Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/klm.v14i1.359

Abstract

The orientalist assumed that the method of ahl ḥadīts is only focused on the sanad analysis. Beyond that, they also give a critic of the sanad analysis methods and assume that is problematic. Among orientalists who discuss sanad is G.H.A. Juynboll. Besides, he agreed with his predecessors about the uncomprehensiveness method of ahl ḥadīts, Juynboll also argued that the aforementioned sanad analysis method. According to him, the science of al-jarḥ wa al-ta’dīl -which is the most important aspect in sanad analysis was deeply problematic, the reason can be traced from two sides; the first, the narrators (al-rāwi) assessment standards are not objective. The fact is, more assessments are based on the opposite (regionalism); it’s mean that in the early days of the hadith narration there were conflicts between one region to anothers, so that the narrators of the region refused to narrate from another regions. For example, the conflicts occurred between the narrators of Medina and Iraq or between Iraq and Syria. Secondly, a lot the terms have evolved over time, thus there occured various meanings among them. Therefore, through this article the writer will try to criticize this opinion and examine the level of Juynboll understanding to the methods of ahl ḥadīts analysis, especially on the issue of al-jarḥ wa al-ta‘dīl. Afterward, seeing to what extent the actual accuracy of the criticism is given by orientalist (in this case Juynboll) to the method of ahl ḥadīts.
Politisi Lokal dan Ziarah Menyingkap Hajat Melalui Alquran Kuno Bismo Arif Chasanul Muna; Ahmad Fauzan
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 10 No. 2 (2020): DESEMBER
Publisher : Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mutawatir.2020.10.2.239-266

Abstract

Ziarah merupakan aktifitas yang sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam di Jawa. Salah satu destinasi penting yang banyak dikunjungi adalah desa Bismo. Di desa tersebut terdapat peninggalan para wali, salah satunya adalah manuskrip Alquran kuno yang diyakini sebagai tulisan tangan sunan Bonang (1465-1525). Tulisan ini mengungkap bagaimana sejarah dan praktik ritual ziarah di Bismo, dan bagaimana resepsi para politisi lokal terhadap ritual ziarah dan Alquran kuno di Bismo. Dengan menggunakan pendekatan antropologis, tulisan ini berkesimpulan bahwa (1) praktik ritual ziarah di Bismo termasuk unik, selain membaca bacaan dan doa sebagaimana yang dilakukan di tempat lain, peziarah yang mempunyai hajat khusus melakukan ritual mandi membuang sial dan membuka Alquran kuno; (2) Ziarah yang dilakukan para politisi lokal di Bismo juga memiliki kekhasan sendiri. Motivasi yang mendorong mereka bukan hanya motivasi keagamaan namun juga motivasi sekular untuk melancarkan cita-cita dan tujuan. Pandangan mereka terhadap Alquran Bismo berkelindan antara pandangan sakralitas terhadap peninggalan wali dan pandangan pragmatis memposisikan Alquran Bismo sebagai instrument untuk menggapai hajat.   Pilgrimage is an activity that has become a tradition among Muslims in Java. One of the most visited destinations is the village of Bismo. In the village, there are relics of the saints, one of which is an ancient Qur'an manuscript that believed to be the handwriting of Sunan Bonang (1465-1525). This paper aims to examine the history and practice of pilgrimage rituals in Bismo, and the reception of local politicians to the rituals of pilgrimage and the ancient Qur'an manuscript in Bismo. Using an anthropological approach, this paper concludes that (1) the practice of pilgrimage rituals in Bismo is unique, in addition to reading prayers as they are carried out elsewhere, pilgrims who have special intentions must perform bathing rituals to get rid of bad luck and open the ancient Qur'an; (2) Pilgrimage by local politicians in Bismo also has its own peculiarities. The motivation that drives them is not only religious enthusiasm but also secular impetus. Their visions on the Bismo Qur'an are intertwined between the view of the sacredness of the relics of the saints and the pragmatic view of positioning the Bismo Qur'an as an instrument to reserve their expectations.
POLA PEMALSUAN SANAD DALAM PERIWAYATAN HADIS: Pandangan MuhaÆ’u ddi.un dan Orientalis Arif Chasanul Muna
Jurnal Penelitian Vol 9 No 1: Mei 2012
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v9i1.133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi tiga masalah: [1] bagaimana orientalis memikirkan pola pemalsuan sanad hadits di transmisi, [2] Bagaimana muhaddiśūn memikirkan pola pemalsuan sanad dalam transmisi hadits, dan [3] Apa persamaan dan perbedaan antara pandangan para orientalis dan muhaddiśūn pada pola pemalsuan sanad. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pandangan muhaddiśūn dan orientalis pada pemalsuan sanad adalah perbedaan yang sangat mendasar. Meskipun pola pemalsuan sanad yang diidentifikasi oleh muhaddiśūn dan orientalis serupa, tetapi pandangan mereka sangat berbeda. Hal ini karena pendekatan orientalis adalah skeptis yang tidak tidak mengakui keberadaan matan asli bersumber dari Nabi saw. sehingga memberikan pengaruh besar pada metode yang berbeda yang digunakan oleh para orientalis dan muhaddiśūn untuk menganalisis hadits terutama aspek sanad.