Mutiara Puspa Widyowati
Universitas Pakuan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)

IDENTIFIKASI KONSEP STANDAR DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ENTITAS MIKRO Mutiara Puspa Widyowati
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.922 KB) | DOI: 10.34204/jiafe.v4i2.1182

Abstract

Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) merupakan standar yang disahkan untuk diimplementasikan pada entitas tanpa akuntabilitas publik termasuk didalamnya entitas mikro. Namun, standar tersebut kurang sesuai khususnya untuk entitas mikro karena dianggap masih terlalu rumit. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian yang menunjukkan rendahnya penerapan standar tersebut oleh entitas kecil dan menengah khususnya entitas mikro. SAK ETAP lebih cenderung sesuai untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yang memiliki skala besar, bukan untuk entitas yang memiliki skala kecil. Terkait dengan hal tersebut untuk membantu Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (EMKM) agar dapat menyajikan laporan keuangan, DSAK IAI telah mengesahkan exposure draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) dengan konsep yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK ETAP. Penelitian ini berusaha mengidentifikasi dan mengklasifikasi karakteristik entitas mikro dan kebutuhan informasi keuangan dari pengguna laporan keuangan entitas mikro. Melalui analisis karakteristik dan kebutuhan informasi tersebut dapat dilakukan analisis konsep standar yang sesuai untuk entitas mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa entitas mikro memiliki karakteristik antara lain, memliki jumlah contract partner yang sedikit (umumnya pemilik, pihak bank, dan pemerintah), transaksi bisnis yang sederhana, serta rendahnya pengetahuan pemilik mengenai penyajian laporan keuangan untuk pihak luar. Kebutuhan informasi dari entitas mikro, yaitu informasi arus kas masuk dan keluar dan informasi yang berkaitan dengan kinerja. Dengan demikian, konsep standar yang dibutuhkan oleh entitas mikro, yaitu asumsi dasar pengakuan transaksi menggunakan dasar kas. Entitas mikro hanya perlu membuat dua laporan keuangan utama, yaitu laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan.
SUSTAINABILITY ACCOUNTING DALAM BENTUK MODEL BIAYA DAN PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN Haqi Fadillah; Mutiara Puspa Widyowati; Yan Noviar Nasution
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 9, No 1 (2023): Vol 9, No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34204/jiafe.v9i1.7240

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah model perhitungan biaya dan pengungkapan akuntansi lingkungan di PT Sarinda Karya Nugraha. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan merancang sebuah model biaya dan pengungkapan akuntansi lingkungan. Model yang dihasilkan berupa teknik analisis untuk mengidentifikasi dampak lingkungan yang kemudian dijabarkan dalam beberapa poin biaya dari model Hansen dan Mowen dipadukan dengan model Fekrat untuk pengungkapan akuntansi lingkungan dan dikombinasikan dengan peraturan lingkungan yang ada di Indonesia. Dari penyusunan model biaya dan pengungkapan akuntansi lingkungan, terlihat bahwa perusahaan belum menganggarkan biaya kegagalan eksternal. Dari penyusunan model tersebut, tentunya ini memberi kontribusi bagi perusahaan untuk untuk menilai keberlanjutan usaha dalam mengatasi dampak lingkungan, sebagai alat pengambilan keputusan manajemen secara strategis, serta untuk menjaga dan meningkatkan nama baik atau reputasi perusahaan.ABSTRACTThis study aims to produce a cost calculation model and environmental accounting disclosures at PT Sarinda Karya Nugraha. This research is qualitative research by designing a cost model and environmental accounting disclosures. The resulting model is an analytical technique to identify environmental impacts which is then translated into several cost points from the Hansen and Mowen model combined with the Fekrat model for environmental accounting disclosures and combined with existing environmental regulations in Indonesia. From the preparation of the cost model and environmental accounting disclosures, it appears that the company has not budgeted for external failure costs. The preparation of this model, of course contributes to the company to assess business sustainability in overcoming environmental impacts, as a strategic management decision-making tool, as well as to maintain and enhance the good name or reputation of the company