Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISASI ADSORPSI BATUBARA MUDA TERMODIFIKASI HIDROGEN PEROKSIDA MENGGUNAKAN METODE KONTINYU TERHADAP METILEN BIRU Yuliani, Galuh; Grandistin, Ghea Gristannia; Mursito, Anggoro Tri
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.131 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n1.9170

Abstract

Kapasitas adsorpsi batubara muda masih lebih rendah bila dibandingkan dengan adsorben lain terutama bila dibandingkan dengan karbon aktif. Pada penelitian ini telah diupayakan peningkatan kapasitas adsorpsi pada batubara muda melalui pengayaan kadar oksigen dipermukaannya. Batubara muda yang digunakan berasal dari daerah Kalimantan, Indonesia, memiliki nilai kalori 5015,41 cal/g, 53,67 % karbon, 6,02 % hidrogen, 38,58 % oksigen, 0,69 % nitrogen, dan 0,12 % sulfur. Uji adsorpsi dilakukan menggunakan metode kontinyu dengan larutan metilen biru sebagai larutan model. Konsentrasi metilen biru ditentukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 664 nm. Data hasil pengujian FTIR menunjukkan batubara muda hasil modifikasi adanya penambahan intensitas pada 1750cm-1 yang menandakan penambahan gugus C=O. Dari hasil uji adsorpsi menunjukkan adanya peningkatan kapasitas adsorpsi pada batubara muda hasil modifikasi yaitu dari 48,59 mg/g menjadi 91,11 mg/g. Dapat disimpulkan bahwa oksidasi menggunakan hidrogen peroksida telah berhasil meningkatkan kemampuan adsorpsi batubara muda.
PENCAIRAN BATUBARA PERINGKAT RENDAH DENGAN KATALIS Al2O3 DAN Pd/Al2O3 MENGGUNAKAN METODE HOT COMPRESSED WATER Fachruzzaki, Fachruzzaki; Handayani, Ismi; Mursito, Anggoro Tri
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 20 No 2 (2020): Jurnal INTEKNA, Volume 20, No. 2, Nov 2020: 53 - 110
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/intekna.v20i2.956

Abstract

Metode hot compressed water (HCW) dapat menjadi metode dalam ekstraksi batubara sehingga dapat dihasilkan filtrat yang mengandung senyawa organik dalam bentuk cairan maupun minyak. Dalam penelitian ini, dilakukan variasi laju alir air dalam proses ekstraksi dan juga dengan adanya penambahan katalis Al2O3 dan Pd/ Al2O3 untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan laju alir yang lebih tinggi dihasilkan filtrat yang mengandung senyawa organik lebih tinggi. Percobaan dengan menambahkan katalis mengakibatkan proses berjalan lebih cepat sehingga dihasilkan nilai bilangan organik (BO) lebih tinggi dan residu yang tersisa semakin sedikit. Hasil FTIR residu menunjukkan bahwa ekstraksi batubara dengan HCW lebih efektif jika menggunakan katalis Pd/ Al2O3 yang selektif dalam mendegradasi senyawa organik.
Karakteristik dan Potensi Batuan Sumber Hidrokarbon dari Conto Permukaan di Daerah Pemalang, Jawa Tengah Praptisih, Praptisih; Sendjaja, Yoga Andriana; Isnaniawardani, Vijaya; Mursito, Anggoro Tri
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 55, No 1 (2021)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.55.1.572

Abstract

Penelitian yang dilakukan pada singkapan batulempung di daerah Pemalang, Jawa tengah bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan potensi batuan sumber hidrokarbon. Metode yang digunakan adalah penelitian di lapangan dan laboratorium. Penelitian di lapangan meliputi pengamatan litologi dan pengambilan conto batulempung. Analisa di laboratorium terdiri dari analisa TOC dan pirolisis Rock Eval. Hasil analisa TOC terhadap terhadap 11 conto batulempung menunjukkan nilai TOC sebesar 0,59-1,86 %. Tmaks 410-502oC menunjukkan tingkat kematangan belum matang hingga paska matang. Nilai HI berkisar antara 1-115 mgHC/TOC. Potensi hidrokarbon di daerah penelitian menunjukkan kategori material organik rendah dengan kerogen yang termasuk type III. Kualitas batuan sumber berdasarkan nilai HI termasuk dalam kategori gas prone.
The Characteristics of Padamarang Magnesite under Calcination and Hydrothermal Treatment Mutia Dewi Yuniati; Feronika Cinthya Mawarni Putri Wawuru; Anggoro Tri Mursito; Iwan Setiawan; Lediyantje Lintjewas
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 29, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2019.v29.1016

Abstract

Magnesite (MgCO3) is the main source for production of magnesium and its compound. In Indonesia, magnesite is quite rare and can be only found in limited amount in Padamarang Island, Southeast Sulawesi Provence. Thus the properties of magnesite and the reactivity degree of the obtained product are of technological importance. The aim of this work was to analyze the characteristics of Padamarang magnesite under calcination and hydrothermal treatment processes. The processes were carried out at various temperatures with range of 150-900°C for 30 minutes. The solids were characterized with respect to their chemical and physical properties by using scanning electron microscopy with energy-dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDX), Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), and X-ray diffraction (XRD). SEM image indicates that magnesite was formed from thin and flat hexagon sheets. The FTIR and XRD analysis disclose that MgO formed at temperature above 300°C, where as the magnesite sample also lost its mass around 50%. These results demonstrate that Padamarang magnesite decomposes to magnesium oxide and carbon dioxide at high temperature.Magnesit (MgCO3) merupakan sumber utama untuk produksi magnesium dan senyawa-senyawanya. Di Indonesia, magnesit cukup jarang dan hanya dapat ditemukan dalam jumlah yang terbatas di Pulau Padamarang, Propinsi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu sifat magnesit dan derajat reaktivitas dari produk-produk magnesit penting untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik magnesit Padamarang dengan perlakuan kalsinasi dan hidrothermal.  Proses dilakukan pada temperatur yang bervariasi dari 150-900°C selama 30 menit. Sifat kimia dan fisika dari magnesit dikarakterisasi dengan menggunakan scanning electron microscopy dengan energy-dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDX), Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), dan X-ray diffraction (XRD). Gambar dari analisis SEM menunjukkan bahwa magnesit terbentuk dari lembaran-lembaran heksagonal yang tipis dan datar. Hasil analisis dengan FTIR dan XRD menunjukkan bahwa MgO terbentuk pada temperatur diatas 300°C, dimana sampel magnesit juga kehilangan massanya sekitar 50% pada suhu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Magnesit Padamarang terdekomposisi menjadi magnesium oksida dan karbon dioksida pada temperatur tinggi.
RAPID EX SITU COLLECTION AND THERMAL BEHAVIOR ANALYSIS OF VOLATILE ORGANIC MATTERS BY THERMAL EXTRACTION CONE CHAMBER FOR HIGH UN-BURNT CARBON COAL FLY ASH Anggoro Tri Mursito
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 15, No 1 (2005)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.489 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2005.v15.188

Abstract

A thermal extraction cone chamber system has been modified to measure differential thermal functions and products where overall volatile organic matters are lost to the environment during heating. The aims of the research are to analyze and measure the thermal behavior of high un-burnt carbon coal fly ash derived from textile industrial power in Bandung. Efforts are being made to find the solution in large-scale utilization for alternative energy based on their by product. The sample analysis show that volatile organics matter exceed 30%, which means that others oxides element content are independently favorable. The modified cone chamber can collect the sample up to the total volumes of 30% of the chamber. In contrast to traditional chamber sample collectors, the modified cone extracts volatile organics matter from high un-burnt carbon coal ash divided in two treatments. Results show that the energy of pyrolisis, direct combustion or simple carbonization can be recovered (20%-42%) from wet or dry sample, with extraction efficiency compound-specific. During the direct combustion experimentation, resulted to the embedded energy is pushing up to 2790C for the average of volatile organic matters of 34% and for pyrolisis experimentation is 3300C for average volatile organic matters of 30%. The maximum thermal productivity values of 80 minutes for the direct combustion is 10220C and for pyrolisis is 10310C, and the contrary of 10 minutes, for the direct combustion is 7430C and for pyrolisis is 7010C
Peningkatan Daya Serap Karbon Aktif Terhadap Ion Logam Hexavalent Chromium (CrVI) Melalui Modifikasi Dengan Cationic Surfactant (Ethylinediamine) Eko Tri Sumarnadi Agustinus; Anggoro Tri Mursito; Happy Sembiring
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 23, No 1 (2013)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1398.372 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2013.v23.66

Abstract

ABSTRAK Karbon aktif telah digunakan sebagai adsorban dalam pengolahan limbah cair industri dan terbukti mampu menyerap ion logam berat seperti Hg, Cu, Fe, namun kurang efektif terhadap ion logam hexavalent chromium (Cr.VI). Salah satu upaya peningkatan daya serap karbon aktif dapat dilakukan melalui modifikasi dengan cationic surfactant (Ethylinediamine, EDA), yakni dengan mengubah tegangan permukaan karbon aktif dari yang bersifat hydrophobic menjadi hydrophilic. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh prototip SMAC (Surfactant Modified Activated Carbon), yakni karbon aktif yang dimodifikasi dengan surfaktan, sehingga mempunyai daya serap tinggi terhadap ion logam hexavalent chromium (Cr.VI). Guna mencapai tujuan tersebut dilakukan treatment karbon aktif dari batubara dengan metoda batch. Parameter kimia dan fisika yang meliputi perubahan pH, suhu proses, waktu kontak, konsentrasi surfaktan dan berat karbon aktif digunakan sebagai parameter eksperimen. Mekanisme pembentukan prototip SMAC yang menyangkut karakteristik penyerapan diobservasi melalui analisis X-RD (X-Ray Diffractometer), FTIR (Fourier Transformer Infra Red), sedangkan daya serap terhadap ion logam hexavalent chromium (Cr.VI) diamati melalui analisis UV Spectrophotometry. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan daya serap karbon aktif termodifikasi (SMAC) terhadap  ion logam hexavalent chromium (CrVI) sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan karbon aktif biasa, dicapai pada kondisi pH 2, konsentrasi karbon aktif 5 g/liter dalam waktu kontak 2 jam.