Ina Agustin
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALYSIS WRITING SKILLS OF STUDENTS WITH HEARING DISABILITIES AT INCLUSIVE ELEMENTARY SCHOOL Arik Umi Pujiastuti; Ina Agustin; Saeful Mizan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR NUSANTARA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.567 KB) | DOI: 10.29407/jpdn.v4i1.12198

Abstract

Kenyataan yang ada, terdapat manusia yang memiliki kekurangan sehingga tidak bisa menguasai empat keterampilan atau kemampuan bahasa (menulis, membaca, berbicara, dan menyimak). Salah satunya adalah anak tunarungu. Kekurangan tersebut, berdampak pada kemampuan bahasa lainnya khususnya kemampuan berbicara dan menulis. Pada dasarnya kemampuan bahasa tulis adalah kemampuan bahasa yang bisa dilakukan anak tunarungu untuk menggantikan kemampuan bahasa lisannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan menulis pada siswa tunarungu di SDN Inklusi se Kabupaten Tuban. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui dari data wawancara, pada indikator 1) tujuh siswa yang dapat menulis dengan persentase 100%, indikator 2) empat siswa yang dapat menunjukkan kemampuan tersebut dan tiga siswa tidak dapat menunjukkan kemampuan tersebut, persentase sebesar 57,1% siswa yang dapat dan 42,9% siswa yang tidak dapat. Pada indikator 3) tiga siswa yang dapat dan empat siswa yang tidak dapat, persentase sebesar, 42,9% untuk siswa yang dapat dan 57,1% siswa yang tidak dapat. Indikator 4) satu siswa yang dapat dan enam siswa yang tidak dapat, persentase sebesar 14,2% siswa yang dapat menunjukkan kemampuan dan 85,8% siswa yang tidak dapat menunjukkan kemampuan tersebut. Indikator 5) tiga yang dapat menunjukkan kemampuan sesuai indikator dan empat yang tidak dapat menunjukkan, dengan persentase 42,9% siswa yang dapat dan 57,1% siswa yang tidak dapat. Data hasil tes menggunakan indikator 2 sampai 5. Indikator 2) empat siswa dapat menunjukkan kemampuan dan tiga siswa tidak dapat, persentase sebesar 57,1% siswa yang dapat menunjukkan kemampuan 42,9% siswa yang tidak dapat. Indikator 3) lima siswa dapat dua siswa tidak dapat, persentase sebesar 71,4% siswa yang dapat dan 28,6%bagi siswa yang tidak dapat menunjukkan kemampuan. Indikator 4) satu siswa dapat menunjukkan kemampuan dan enam siswa tidak dapat menunjukkkan kemampuan, persentase sebesar 14,2% siswa yang dapat dan 85,8% siswa yang tidak dapat menunjukkan kemampuan. Indikator 5) enam siswa dapat menunjukkan kemampuan dan satu siswa tidak dapat menunjukkan kemampuan, persentase sebesar, 85,8% siswa yang dapat dan 14,2% siswa yang tidak dapat. Simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kemampuan menulis siswa kelas IV tunarungu di SDN Inklusi se Kabupaten tuban rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah rendahnya kemampuan bahasa lisan yang dimiliki akibat tidak berfugsinya indera pendengaran yang dimiliki.
Permasalahan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di SDN Se Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Ina Agustin
ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Vol 3, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.153 KB) | DOI: 10.30651/else.v3i2.3104

Abstract

Abstrak: Penerapan pendidikan inklusi di Indonesia bertujuan untuk memberikan fasilitas dan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Penyelenggaraan pendidikan inklusi sudah di terapkan di sekolah dasar seluruh Indonesia khususnya kota-kota besar, tetapi dalam pelaksanannya menemukan banyak permasalahan.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di SD Negeri Se Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Subjek dalam penelitian ini adalah: guru Pembimbing Khusus (GPK), guru Kelas, kepala Sekolah di SD Negeri inklusif se-Kecamatan Soko Kabupaten Tuban.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kualitatif yang kemudian dianalisis melalui kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan ada berbagai permasalahan yang di temukan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, yaitu dari komponen guru, siswa, proses pembelajaran, manajemen sekolah, kurikulum, sarana prasarana, dan kerjasama. Permasalahan utama berkaitan dengan kurangnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa ABK, minimnya kemampuan guru dalam proses pembelajaran, belum tersedianya ruang sumber untuk pemberian layanan khusus bagi ABK, belum adanya kurikulum plus,  dan berbagai jenis ABK yang memiliki keberagaman karakteristik. Permasalahan lainnya adalah berkaitan dengan kurangnya kepedulian orangtua terhadap ABK dan kurangnya kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat, ahli professional dan pemerintah.Kata Kunci: Permasalahan, Pendidikan Inklusi, Anak Berkebutuhan KhususAbstract: The application of inclusive education in Indonesia aims to provide educational facilities and services for children with special needs (ABK). The implementation of inclusive education has been implemented in primary schools throughout Indonesia, especially in big cities, but in its implementation there have been many problems. This study aims to describe the problems experienced by schools providing inclusion education in the Public Elementary Schools in Soko Sub-District, Tuban Regency. Subjects in this study were: Special Advisors (GPK), Class teachers, headmaster all state Elementary Schools inclusive of Soko sub-district, in Tuban Regency. Data was collected through interview, observation, documentation techniques. The data obtained from this study are qualitative data which are then analyzed through data reduction activities, data presentation and conclusion drawing. The results showed that there were various problems found in the implementation of inclusive education, namely from the components of the teacher, students, the learning process, school management, curriculum, infrastructure, and collaboration. The main problem is related to the lack of competency of teachers in dealing with ABK students, the lack of teachers' ability in the learning process, the unavailability of source space for providing special services for ABK, the absence of a plus curriculum, and various types of crews who have diverse characteristics. Other problems are related to the lack of awareness of parents to ABK and the  lack of cooperation of various parties such as professional government and soceity.Keywords: Problems, Inclution Education, Children With Special Needs
Problematika Pembelajaran Tematik Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusi Ina Agustin
EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 4 No. 2 (2020): EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.646 KB) | DOI: 10.26740/eds.v4n2.p166-175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus di SD Inklusi, berbagai problematika dan upaya dalam menyelesaikannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, satu guru pembimbing khusus (GPK), satu guru kelas, dan satu anak tuna rungu di SDN Pucangan 2 Kecamatan Montong Kabupaten Tuban. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini memaparkan tentang pelaksanaan pembelajaran tematik, yaitu guru memberikan bimbingan khusus dengan menggunakan bahasa isyarat dan gerak bibir jelas dalam berkomunikasi, mengembangkan perangkat pembelajaran, menggunakan metode, media pembelajaran dan sarana prasarana sesuai kebutuhan siswa. Problematika dalam pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi minimnya pengetahuan guru dalam memahamibahasa isyarat lokal siswa, dan kesulitan dalam mengembangkan PPI serta keterbatasan dalam media dan sarana prasarana. Upaya guru dan pihak sekolah dalam mengatasi problematika dengan mengikuti KKG dan pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah berkaitan dengan pendidikan inklusi serta mengajukan bantuan kepad pemerintah untuk pengadaan media dan sarana prasarana penunjang untuk peningkatan proses pembelajaran.