Sudibyo Supardi
STIK Sint Carolus Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA SETELAH DILAKUKAN PELATIHAN SUPERVISI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT X, KOTA AMBON Feby Manuhutu; Regina V.T Novita; Sudibyo Supardi
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 01 (2020): JULI
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i01.1150

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit sebagai pemberi jasa layanan kesehatan dituntut untuk memberikan layanan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui dokumentasi berupa catatan perawatan klien. Dokumentasi asuhan keperawatan harus dilakukan dengan baik untuk memastikan keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan. proses asuhan keperawatan telah dilakukan dengan baik oleh perawat pelaksana, tetapi untuk proses dokumentasi masih sangat kurang. Kelengkapan dokumentasi pada proses asuhan keperawatan kurang dari 50%. Supervisi kepala ruang sebagai first line manager di RS X Kota Ambon pada pendokumentasian asuhan keperawatan tidak optimal karena belum adanya pelatihan. Tujuan: untuk mengetahui dokumentasi asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana setelah pelatihan supervisi kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Metode: Metode penelitian pra-eksperimental one group pre-test post-test design. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan pelatihan supervisi kepala ruang, dan pendampingan implementasi supervisi selama 1 minggu dapat meningkatkan skor pendokumentasian asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi) secara bermakna (p < 0.050). Tidak ada hubungan antara antara umur (p=1.926), Jenis kelamin (p=0.943), Pendidikan (p=0.173), dan lama kerja (p=0.195) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah pelatihan supervise kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Kesimpulan dan Saran: Rentang usia perawat 20-40 tahun (77.5%), jenis kelamin perempuan (82,5%), pendidikan D3/S1 Keperawatan (82,5%) dan lama kerja lebih dari 6 tahun (65%). Skor pendokumentasian meningkat secara bermakna (p < 0.050) setelah dilakukan pelatihan supervisi kepala ruang, dan pendampingan implementasi supervisi. Tidak ada hubungan antara antara umur (p=1.926), Jenis kelamin (p=0.943), Pendidikan (p=0.173), dan lama kerja (p=0.195) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah pelatihan supervisi kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Penelitian ini merekomendasikan intensitas supervisi kepala ruang harus dipertahankan dan dilakukan secara teratur serta berkelanjutan agar perawat pelaksana dapat temotivasi dalam meningkatkan pendokumentasian yang berorientasi pada pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Background: Hospitals as health service providers are required to provide quality services. Quality service can be realized through documentation in the form of client care records. Nursing care documentation must be done properly to ensure the safety and quality of health services. The nursing care process has been carried out well by the implementing nurse, but the documentation process is still lacking. The completeness of documentation in the nursing care process is less than 50%. Supervision of the head of the room as the first-line manager at RS X Ambon City in documenting nursing care was not optimal because there was no training. Aims: to find out the documentation of nursing care by the nurse executing after the training in the supervision of the head of the room at Hospital X Ambon CityMethods. Method: The method of pre-experimental research one group pre-test post-test design. The number of samples in this study were 40 respondents. Result: The results showed that training in the supervision of the head of the room, and assistance in implementing supervision for 1 week could significantly increase the score of nursing care documentation (assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation) significantly (p <0.050). There was no relationship between age (p = 1,926), gender (p = 0.943), education (p = 0.173), and length of work (p = 0.195) with documentation of nursing care after training in supervise headroom at Hospital X Ambon City. Conclusion: The age range of nurses was 20-40 years (77.5%), female gender (82.5%), D3 / S1 Nursing education (82.5%), and work duration more than 6 years (65%). The score for documentation increased significantly (p <0.050) after training on the supervision of the head of the room, and assistance in implementing supervision. There was no relationship between age (p = 1,926), gender (p = 0.943), education (p = 0.173), and length of work (p = 0.195), and documentation of nursing care after training in the supervision of the head of room at Hospital X Ambon City.
EFEKTIVITAS PELATIHAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN TERHADAP PENINGKATAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN PROSES IDENTIFIKASI PASIEN, KOMUNIKASI FEKTIF DAN HAND HYGIENE Siti Zaenab; Sudibyo Supardi; Sedia Simbolon
Jurnal Mitra Manajemen Vol 4 No 9 (2020): Jurnal Mitra Manajemen Edisi September
Publisher : Kresna Bina Insan Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52160/ejmm.v4i9.461

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Efektivitas Pelatihan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) Terhadap Kepatuhan Perawat Melaksanakan Identifikasi Pasien, Komunikasi Efektif dan Hand Hygiene di Rumah Sakit Umum X Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experiment non-equivalent control group with pre and post test design. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kepatuhan perawat dalam melaksanakan Identifikasi Pasien pada bulan pertama setelah pelatihan SKP (p-value 0.020) sedangkan pada bulan ke dua tidak berpengaruh (p-value 0.096), Komunikasi Efektif (p-value 0.005) pada pada bulan pertama dan (p-value 0.0034) pada bulan kedua bermakna pada kelompok intervensi, tetapi peningkatan kepatuhan perawat melaksanakan Hand Hygiene pada kelompok intervensi dan Proses identifikasi pasien, komunikasi efektif dan Hand Hygiene pada kelompok kontrol tidak bermakna. Pelatihan SKP meningkatan Kepatuhan Perawat Melaksanakan Komunikasi Efektif bulan pertama sebesar 5,04 dibandingkan kontrol. Hubungan variabel perancu (umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenjang karir) dan peningkatan Kepatuhan Perawat Melaksanakan Komunikasi Efektif secara statistik tidak bermakna (p-value>0,05). Penelitian ini merekomendasikan melakukan penelitian Efektifitas Pelatihan SKP terhadap peningkatan kepatuhan perawat melaksanakan 6 program sasaran keselamatan pasien.
Pengaruh Zoominar Komunikasi Efektif Terhadap Peningkatan Pengetahuan Perawat dan Persepsi Pasien tentang Penerapan Edukasi Sesuai SNARS di RS X dan Y Kota Bekasi: The Effect of Effective Communication Zoominar on Increasing Knowledge of Nurses and Patients Perceptions of the Implementation of Education in Accordance with SNARS in X and Y Hospitals Bekasi City Fransisca Andayani; Tutiany; Sudibyo Supardi
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 4 No. 4: NOVEMBER 2021 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.511 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v4i4.1783

Abstract

Komunikasi efektif menjadi dasar perawat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga sehingga dapat berpartisipasi pada proses asuhan. Tujuan penelitian; menganalisis pengaruh zoominar komunikasi efektif terhadap peningkatan pengetahuan perawat dan persepsi pasien terhadap penerapan edukasi sesuai SNARS di RS X dan Y Kota Bekasi. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan quasy experiment. Nonequivalent control group pre-posttest design sampel penelitian ini berjumlah 30 perawat dan 30 pasien masing-masing untuk kelompok intervesi dan kontrol. Intervensi berupa zoominar komunikasi efektif dan evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang penerapan komunikasi efektik untuk perawat dan kuesioner persepsi terhadap penerapan edukasi sesuai akreditasi untuk pasien. Hasil penelitian pengetahuan perawat tentang penerapan edukasi sesuai SNARS sesudah zoominar pada kelompok intervensi terjadi peningkatan 14,96 (49,8%) secara bermakna dengan nilai Pvalue 0,000 (p < 0,05) tetapi kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan (p value > 0.05). Pengaruh zoominar komunikasi efektif dan lama kerja perawat terhadap peningkatan pengetahuan perawat tentang penerapan edukasi sesuai SNARS secara statistik bermakna. Perawat yang mengikuti zoominar komunikasi efektif kemungkinan pengetahuannya naik 16 kali dibandingkan kontrol (p<0,05). Hubungan antara peningkatan pengetahuan perawat, pendidikan pasien dan persepsi pasien terhadap penerapan edukasi sesuai SNARS oleh perawat secara statistik bermakna (p< 0,05).