Irma Badarina
Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KAJIAN KEBERLANJUTAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN AIR NAPAL DAN KECAMATAN BATIKNAU KABUPATEN BENGKULU UTARA Sulaksono Sulaksono; Irma Badarina; Heri Dwi Putranto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.2.20426

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai indeks dan status keberlanjutan masing-masing di-mensi dari usaha ternak sapi potong di Kecamatan Air Napal dan Kecamatan Batiknau Kabu-paten Bengkulu Utara. Mengidentifikasi dan mengkaji faktor-faktor atau atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap Keberlanjutan Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Air Na-pal dan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara. Indeks dan status keberlanjutan usaha ternak sapi potong ini dinilai dari dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial budaya, dimensi teknologi dan infrastruktur serta dimensi hukum dan kelembagaan. Dalam menganalisis data keberlanjutan dari usaha ternak sapi potong di Kecamatan Air Napal dan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara adalah dengan metode Multi Dimensional Scaling (MDS) yang disebut dengan pendekatan RAP-BANGKAPET. Dimana hasilnya dinya-takan dalam bentuk nilai indeks dan status keberlanjutan. Identifikasi atribut-atribut yang sen-sitif terhadap indeks dan status keberlanjutan masing-masing dimensi memakai Analisis Lever-age dan Monte Carlo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks status keberlanjutan dari usaha ternak sapi potong di Kecamatan Air Napal dan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara adalah 56,14% (cukup berkelanjutan). Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi sebesar (64,23%), dimensi ekonomi (51,95%), dimensi sosial budaya (54,72%), dan dimensi hukum dan kelembagaan (74,97%) dikategorikan baik dengan status cukup berkelanju-tan. Untuk dimensi teknologi dan infrastruktur sebesar (34,81%) dikategorikan kurang dengan status kurang berkelanjutan. Dari 50 (lima puluh) atribut yang dianalisis, terdapat 36 (tiga puluh enam) atribut yang perlu diperhatikan dan segera ditangani karena sensitif terhadap indeks dan status keberlanjutan. Untuk meningkatkan status keberlanjutan untuk masa yang akan datang (jangka panjang) maka perlu dilakukan upaya perbaikan secara menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif dalam peningkatan status kawasan.