Kabupaten Jeneponto merupakan daerah penghasil garam terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan, diantaranya sebaran tambak garam berada di Kecamatan Arungkeke. Hasil produksi saat ini, terbilang masih sangat kurang dibandingkan wilayah penghasil garam lainnya yang ada di Indonesia. Diantara penyebabnya yaitu pengolahan garam sebagian besar masih dilakukan dengan cara tradisional, sehingga tingkat produksi sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh luasan eksisting kompenen petak tambak garam guna mengetahui kebutuhan air untuk menghasilkan potensi produksi yang maksimal, serta mengetahui rasio luasan komponen petak tambak garam serta pola pengaturan pengaliran air ke kolam bozem ke petak Peminihan dan meja garam untuk menghasilkan tingkat produksi garam yang maksimum. Untuk mengetahui luasan tiap petak dilakukan digitasi dengan menggunakan citra resolusi tinggi yang diperoleh dari Google Earth serta hasil drone yang kemudian diolah dengan bantuan aplikasi ArcGIS untuk mendapatkan luasan eksisting tambak garam di Kecamatan Arungkeke. Luas efektif kolam tambak garam 213,46 Ha, luas Bozem 65,79 ha (30,8%), dan Luas meja garam/pemenihan 147,72 Ha (69,2%). Untuk menghasilkan 100 ton/ha dibutuhkan komposisi luas rasio komponen tambak garam untuk Bozem 50%, Pemenihan 24,39%, Meja Garam 5,80% dan penampungan bitten serta pematang 19,81%. Panen garam di meja garam dapat dilakukan sebanyak empat kali untuk menghasilkan 100 ton/ha garam.