Yuslan Basir
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Studi Pengaruh Penambahan Kapasitor Shunt pada Sistem Kelistrikan 150 KV Lampung utara Ichsandi .; Yuslan Basir; Yusro Hakimah
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 1 No. 2 Juli 2013
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1548.286 KB) | DOI: 10.52333/destek.v1i2.168

Abstract

Kualitas tegangan dalam sistem tenaga listrik merupakan hal yang penting untukmenjaga kehandalan sistem tenaga listrik pada jaringan 150 kV. Batasan operasi untuktegangan tinggi (150 kV) yaitu -10% dan +5% dari tegangan nominal. Dilakukan 20 simulasidengan kapasitor 5, 10, 15 dan 20 MVAr di Gardu Induk Blambangan Umpu, Gardu IndukBukit Kemuning, Gardu Induk Kotabumi, Gardu Induk Menggala, dan Gardu IndukGumawang. Jatuh tegangan di Gardu Induk Gumawang dari 131,81 kV (-12.13 % daritegangan nominal) menjadi 136,47 kV (-9.02 % dari tegangan nominal) dengan pemasangankapasitor 15 MVAr di Gardu Induk Gumawang.Voltage quality in electric power systems is essential to maintaining the reliability of thepower system 150 kV network. Operating limits for high voltage (150 kV) is -10% and +5%of the nominal voltage. Conducted 20 simulations with capacitor 5, 10, 15 and 20 MVAr atBlambangan Umpu substation, Bukit Kemuning substation, Kotabumi substation, Menggalasubstation, and Gumawang substation. Voltage drop in Gumawang of 131.81 kV (-12.13%of nominal voltage) to 136.47 kV (-9.02% of the nominal voltage) with the installation of 15MVAr capacitors at substation Gumawang.
ANALISA KEHANDALAN SISTEM JARINGAN SUPLAI ASIAN GAMES 2018 DENGAN PENAMBAHAN GH BARU DI KOMPLEK GOR JAKABARING Ardi Meisandi; Yuslan Basir; Dyah Utari Y.W.
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 7 No. 1 Januari 2019
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.454 KB) | DOI: 10.52333/destek.v7i1.402

Abstract

Manuver jaringan distribusi adalah kegiatan modifikasi terhadap operasi normal akibat dari adanya gangguan atau pemeliharaan listrik sehingga tetap tercapai kondisi penyaluran yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipenyulang mana yang akan dimanuver jika terjadi gangguan dan kehandalan sistem jaringan dengan menghitung nilai SAIFI, SAIDI pada Gardu Hubung GOR. Dari hasil pembahasan menunjukan paada saat keadaan normal, Penyulang Sriwijaya merupakan prioritas utama penyaluran daya di GH GOR karena tidak terjadi drop tegangan. Penyulang Unglen merupakan prioritas kedua penyaluran daya di GH GOR Lama dengan tegangan terendah di GH GOR sebesar 19946 volt, persentase drop tegangan sebesar 0.11% dari tegangan kirim dan rugi daya sebesar 8 kW. Pada saat terjadi gangguan Penyulang yang paling tepat untuk melakukan manuver adalah Penyulang Meranti dengan tegangan terendah 19548 volt dengan persentase 0.74% diikuti Penyulang Gurami 19516 volt dengan persentase 1.68% dan Padjajaran 18764 volt dengan persentase 6.22%. Untuk indeks SAIDI SAIFI yang terbaik adalah Penyulang Unglen merupakan prioritas utama pada GH GOR Lama. Apabila Penyulang Unglen mengalami gangguan maka Penyulang yang paling tepat untuk melakukan manuver adalah Penyulang Gurami dengan nilai indeks SAIDI 0.081 diikuti dengan penyulang Meranti 0.137 dan Penyulang Padjajaran 0.507.Kata kunci: manuver, drop tegangan, gangguan, SAIFI, SAIDI.
ANALISA PENGARUH DISTORSI HARMONISA PADA AIR CONDITIONER SISTEM INVERTER Yuslan Basir; Dina Fitria; Relis Stardo
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.697

Abstract

Abstrak: AC (Air Conditioner) sistem inverter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur sistem pengkondisian udara. Dimana pada fungsinya adalah untuk mengurangi pemakaian energi listrik yang dihasilkan oleh AC non inverter (split). Akan tetapi pada penggunaanya AC termasuk jenis beban non linear. Dimana beban yang tidak linear dapat menyebabkan timbulnya gangguan (distorsi) sehingga menimbulkan harmonisa. Untuk distorsi harmonisa yang dihasilkan akan berbeda tergantung pada penggunaan dan pengoperasian beban non linear pada unit AC. Pada penelitian ini, akan dilakukan pengukuran dan perbandingan nilai THDi dan THDv yang dihasilkan dari unit AC inverter dan non inverter. Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan pada AC sistem inverter memiliki nilai THDi terendah sebesar 44,14 % pada jam ke tujuh dan AC non inverter sebesar 12,99 % pada awal pemakaian. Sedangkan nilai THDi tertinggi pada AC sistem inverter sebesar 109,59 % pada jam ke 8 dan AC non inverter sebesar 22,76 % pada jam ke 8. Sehingga jika dilihat dari hasil pengukuran dan perhitungan yang didapat maka pada AC sistem inverter memiliki nilai THDi yang lebih tinggi dibandingkan dengan AC non inverter (split) dengan perbandingan diantara 66 % sampai 87 %. Kata kunci: harmonisa, beban non linear, THDi, THDv, inverter
ANALISA SISTEM KOORDINASI RELAY PROTEKSI DI PLTG BORANG 60 MW SUMATERA SELATAN Alka Ranggi; Yuslan Basir; Dyah Utari YW
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 7 No. 2 Juli 2019
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.656 KB) | DOI: 10.52333/destek.v7i2.504

Abstract

Abstrak: Koordinasi sistem proteksi kelistrikan diperlukan untuk mengisolir gangguan yang terjadi pada sistem tenagalistrik, sehingga gangguan-gangguan yang terjadi dapat dilokalisir dari sistem yang sedang berjalan. Hal ini akanmeningkatkan keandalan sistem karena gangguan yang terjadi tidak sampai mengganggu apalagi merusak sistem. PLTGBorang merupakan power plant 2 x 30 MW di wilayah Sumatera Selatan. Dalam upaya melayani kebutuhan listrik,dioperasikan dua buah generator gas turbin dengan daya masing-masing 30 MW. Sejak didirikan hingga saat inikoordinasi sistem proteksi kelistrikan plant belum pernah dilakukan kajian mendalam kinerjanya dalam mengamankansistem tenaga listrik dari gangguan. Oleh karena itu, dilaksanakan studi koordinasi proteksi pada sistem kelistrikanPLTG Borang sehingga teruji keandalannya. Dari tipikal koordinasi yang dianalisis dapat diketahui bahwa ada beberapakesalahan koordinasi pada setelan (setting) pick-up dan time delay. Berdasarkan hasil analisis direkomendasikanpenyetelan ulang rele dan diberikan setelan dengan kurva standard inverse time. Untuk trafo 1600 kVA settingOvercurrent (Low set) Incoming 0.5 A dan time dial 4.64 detik Outgoing 0.55 A dan time dialnya 0.19 detik,Instantaneous Pickup (High set) Incoming 17 A dan time delay 0.1 detik Outgoing 8 A dan 0.33 detik. Trafo 2500 kVAsetting Overcurrent (Low set) Setting 2.4 A dan time dial 0.51 detik Instantaneous Pickup (High set) Setting 6.66 A dantime delay 0.33 detik. Generator Overcurrent (Low set) 0.625 A dan time dialnya 0.9 detik Instantaneous Pickup (Highset) Setting 1.25 A dan time delay 4 detik. Setting Under Voltage di sett 36 Volt.Kata kunci: gangguan, koordinasi, rele pengaman
ANALISAKOORDINASISETTINGRELEPROTEKSIGANGGUAN TANAHPADAPENYULANGBANTENGDIGARDUINDUKBUKIT SIGUNTANGPALEMBANG Dhowi Purwanti; Hazairin Samaulah; Yuslan Basir
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 4 No. 1 Januari 2016
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v4i1.267

Abstract

Abstrak: Rele sebagai alat pendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT). Rele digunakan pada daerah pengaman Gardu Induk disisi 20 kV di Penyulang untuk mengatasi adanya gangguan hubung singkat yang terjadi karena adanya gangguan yang bersifat temporer atau permanen. Oleh karena itu pentingnya kinerja settingan koordinasi rele antara Over Current Relay ( OCR ) dan GFR ( Ground Fault Relay ) agar tidak menyebabkan kerusakan pada peralatan akibat gangguan hubung singkat yang terjadi. Arus gangguan hubung singkat yang terjadi di Penyulang Banteng adalah sebesar 3835,086 Ampere pada arus gangguan tiga fasa, sedangkan arus gangguan terkecil terjadi saat arus gangguan satu fasa ke tanah di saluran penyulang sebesar 231,0788 Ampere. Sedangkan set PLN didapat, arus setelan (Iset) sebesar 231,079 A dengan Tms 0,10 sedangkan untuk setelan rele disisi incoming di dapat arus setelan (Iset) sebesar 37 A dengan Tms 0,26 dari data set PLN arus setelan (Iset) disisi penyulang 241,5 A dengan Tms 0,122 dan sisi Incoming arus setelan (Iset ) 573,3 A. berdasarkan hasi diatas dapat disimpulkan bahwa koordianasi antara OCR dan GFR sudah cukup selektifitas dan handal dalam kinerja rele. Dan dari hasil perhitungan terjadi perbedaan selisih waktu kerja rele yang cukup lama dan mempengaruhi kinerja rele untuk mentripkan dalam jeda waktu 1.33 detik. Berdasarkan perhitungan tersebut maka semakin besar arus gangguan yang terjadi akan semakin lama pula waktu rele tersebut bekerja mentripkan ke PMT. Jika dibiarkan arus gangguan tersebut membesar terlalu lama maka arus gangguantersebut dapatmerusakperalatanpadatransformator. KataKunci: Releproteksi,arushubungsingkat,settingreleOverCurrentRelay (OCR)danGraund Fault Relay(GFR).
PENERAPAN OVER CURRENT RELAY (OCR) KOPEL 20 KV DI GARDU INDUK BOOMBARU Gilang Ramadhan; Yuslan Basir; Dyah Utari Y.W.
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 8 NO 1 JANUARI 2020
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v8i1.580

Abstract

Abstrak: PMT kopel 20 kV adalah suatu hal yang penting pada sistem 20 kV di GI Boombaru yang berfungsi untuk penggabungan beban pada penyulang di sistem 20 kV sehingga diperlukanya sistem proteksi yang handal dalam kinerjanya yaitu Over Current Relay (OCR). Relay OCR pada kopel diharapkan dapat menghindari dari gangguan hubung singkat pada sistem 20 kV penyulang ataupun beban lebih. Relay ini bekerja dengan cara membandingkan arus yang terbaca dengan nilai setinganya, bila arus yang dibaca lebih besar dari pada nilai setingan maka relay akan menge-trip-kan Pemutus Tenaga (PMT) atau circuit breaker (CB) setelah waktu tertentu. Dari hasil perhitungan OCR PMT kopel 20 kV dengan kopel penyulang  selisih waktu tms = 0,08 SI,dan waktu kerja t = 0,2 s. Untuk waktu kerja   rele  terhadap  OCR penyulang dan incoming dimana waktu kerja incoming yaitu : tset penyulang < tset inc , maka tset inc = 0,4 + tset penyulang = 0,4 + 0,3= 0,7 detik, penyulang 0,3 detik dan PMT kopel 20 kV 0,4 detik. Waktu kerja OCR PMT 20 kV berada di tengah antara penyulang dan incoming.Kata kunci: sistem proteksi, arus hubung singkat, relai arus lebih, setting relai, PMT kopel 20 kV
ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI LAMPU YANG MENGGUNAKAN BALAST MANGNET DAN ELEKTRONIK Muhni Pamuji; Yuslan Basir
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 4 No. 2 JULI 2016
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1919.732 KB) | DOI: 10.52333/destek.v4i2.294

Abstract

Abstrak: Pemakaian energi listrik semakin diharapkan dan diarahkan ke penggunaan energi yangefektif dan efisien untuk hasil yang maksimal. Khusus pada sistem penerangan, penggunaan lampuflorent atau yang biasa disebut lampu TL dirasakan sangat bermanfaat, baik untuk penerangan rumah,perkantoran maupun untuk keperluan industri. Pengujian peralatan rangkaian bertujuan untuk mengujiefek perubahan penggunaan balast magnetik dan balas elektronik terhadap efisiensi lampu sehinggadapat dimengerti tentang karakteristik kedua macam balast tersebut. Dalam pengujian ini akandidapatkan data-data yang diperlukan untuk perbandingan dan penganalisaan secara teori sesuaidengan alat yang akan diuji. Pada saat penyalaan ke dua jenis balast tersebut terdapat perbedaan,dimana dari hasil pengukuran didapatkan jenis balast magnetik daya lampu sebesar 18 W dengan jenislampu TL, arus start 0,28 A dan arus yang mengalir 0,20 A. Untuk jenis balast elektronik daya lampu18 W jenis lampu excellent arus start 0,20 A dan arus yang mengalir 0,17 A, Cos φ yang dihasilkanpada balast elektronik 0,98. Sedangkan untuk balast magnetik Cos φ 0,50. Untuk efisiensi lampu padabalast elektronik 90% sedangkan untuk balast magnetik sebesar 59,8%.Kata Kunci: Efisiensi Lampu, Balas Magnetik, Balas Elektronik
Analisa Pengukuran Field Stregth Pada Service Area Pemancar PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Palembang Remi Susilo; Yuslan Basir; M. Helmi; M. Nefo Alamsyah
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.821 KB) | DOI: 10.52333/destek.v2i2.17

Abstract

Abstrak : Salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan kualitas penerimaansiaran televisi adalah field strength atau kuat medan, yaitu kekuatan sinyal pancaran yangditerima oleh TV receiver di suatu tempat. Kelayakan penerimaan siaran pada receiverdapat diuji dengan cara mengukur field strength. Berdasarkan Keputusan MenteriPerhubungan Nomor : KM. 76 Tahun 2003 tentang rencana induk (master plan) frekuensiradio penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan televisi siaran analog padapita ultra high frequency (UHF). Untuk nilai field strength dalam band IV = 65 dB (μV/m).Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin jauh lokasi pengukuran daripemancar maka kuat medan field strength yang diterima semakin kecil.Kata Kunci : Pengukuran Field Strength
STUDI SISTEM MONITORING POWER JARAK JAUH PADA JARINGAN SELULER PT. SMARTFREN TELECOM PALEMBANG Parulian .; Yuslan Basir; Sariati .
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 1 No.1 Januari 2013
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.295 KB) | DOI: 10.52333/destek.v1i1.154

Abstract

Power supply adalah salah satu faktor yang menentukan didalam operasional sistem telekomunikasi seluler.Kualitas power menentukan kehandalan perangkat telekomunikasi, oleh sebab itu gangguan kelistrikan harus mendapatpenanganan lebih awal agar tidak mengakibatkan gangguan yang berdampak pada layanan seluler kepada pelanggan.Untuk menjaga agar sistem power dilokasi-lokasi BTS yang tersebar dapat dimonitor secara terpusat dansepanjang waktu (real time), dibuatlah suatu sistem monitoring power jarak jauh yang berfungsi memantau, kendali danmanajemen semua perangkat rectifier yang tersebar diremote area yang disebut Sistem Monitoring Power Jarak Jauhatau Power Elemen Management System via radio gelombang mikro.Kelemahan menggunakan Radio Gelombang Mikro adalah rentan terhadap gangguan yang disebabkan olehperubahan cuaca (udara) layaknya sistem komunikasi radio secara umum, sehingga berpengaruh terhadap tingkatkehandalan sistem monitoring power jarak jauh.Dalam tulisan ini akan membahas dan menganalisa penyebab terjadinya kegagalan proses penyampaianinformasi yang dikirim oleh rectifier di remote area menuju pusat monitoring via radio gelombang mikro dengan metodestudi kasus pada satu lokasi tertentu yang telah ditentukan sebagai bahan studi untuk mendalami proses pengirimaninformasi menggunakan perangkat radio gelombang mikro beserta faktor yang mempengaruhi kehandalannya.Kata Kunci : Link Budget, Path Calculation, RSL (Receive Signal Level), Fade Margin
PENGGUNAAN FILTER SEBAGAI PEREDAM HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk REGION PALEMBANG Vini Oktariani; Yuslan Basir; Dina Fitria
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.699

Abstract

Abstrak: Pengoperasian beban non linier pada sistem tenaga listrik akan menimbulkan suatu harmonisa. Harmonisa adalah suatu permasalahan yang saat ini menjadi problem yang harus segera diatasi. Hal ini dikarenakan hsrmonisa itu dapat menimbulkan dapat menimbulkan banyak efek negatif bagi perusahaan baik itu dari sisi peralatan maupun sisi ekonomi sendiri. Pengoperasian beban non linier pada pengukuran dan simulasi sistem kelistrikan di Gedung PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Region Palembang menimbulkan arus harmonisa dengan THDi sebesar 25,5% dan 11,43%. Ini melebihi dari nilai standar dari IEEE 519-1992 yaitu 5%. Membandingkan hasil perhitungan dan simulasi menggunakan ETAP dengan standar yang ditentukan, maka dengan pemasangan filter pasif high pass filterdan capasitor bank dapat mereduksi distorsi harmonisa dengan nilai THD arus menurun menjadi 2,27%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa dengan pemasangan filter pasif high pass filter telah berhasil mereduksi harmonisa smpai pada standar yang diperbolehkan oleh IEEE 519-1992. Kata kunci: filter, harmonisa, sistem kelistrikan, beban non linier, ETAP 12