Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI PRODI PENDIDIKAN GURU MI JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO Izza Aliyatul Muna
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.810

Abstract

Salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat menciptakan kondisi tercapainya hasil konsep keilmuan IPA dan komponen proses keilmuan IPA adalah dengan melaksanakan pembelajaran di laboratorium yang berupa praktikum. Kegiatan praktikum adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu konsep/prinsip baru bagi mahasiswa yang didasarkan pada konsep atau prinsip yang telah ada dan dirumuskan oleh para ahli. Pengelolaan laboratorium IPA perlu dilakukan agar laboratorium dapat berfungsi optimal. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi kegiatan mengatur, memelihara, serta usaha-usaha menjaga keselamatan para pemakai laboratorium. Berdasarkan observasi awal, laboratorium IPA prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo sudah digunakan sebagai kegiatan pembelajaran maupun praktikum, secara umum alat dan bahan yang dimiliki laboratorium tersebut sudah lengkap dan memadai, akan tetapi belum didukung dengan pengelolaan yang optimal.Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui keadaan laboratorium IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo; 2) Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo; 3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan solusi penyelesaian dalam pelaksanaan praktikum IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo.Penelitian yang dilakukan bersifat evaluatif deskriptif naturalis dan datanya bersifat kualitatif serta kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket yang disampaikan kepada responden yaitu mahasiswa PGMI semester 2 angkatan 2015/2016. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dianalisis dengan model Milles dan Huberman, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Keadaan laboratorium IPA prodi PGMI berada pada kategori baik, sebesar 72%, ini berarti sarana prasarana sudah lengkap untuk mendukung berlangsungnya kegiatan praktikum; 2) Pelaksanaan kegiatan paktikum IPA prodi PGMI pada kategori baik persentase sebesar 72%. Keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa yaitu keterampilan bekerja di dalam laboratorium (process laboratory skill), keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan manipulasi (manipulative skill), dan keterampilan keselamatan kerja di dalam laboratorium (safety skill). 3) Kendala-kendala yang dihadapi dosen dalam pelaksanaan kegiatan praktikum IPA adalah dana, diikuti jarangnya diklat, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keselamatan kerja, waktu yang tersedia juga sangat terbatas, dan tidak adanya laboran yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.
Efektivitas Model Pembelajaran Scramble dengan Pendekatan Socio-Scientific terhadap Rasa Ingin Tahu Peserta Didik Erza Novita Sari; Hanin Niswatul Fauziah; Izza Aliyatul Muna; Muhamad Khoirul Anwar
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.517 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i3.177

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan model scramble dengan pendekatan socio-scientific di MTs Al-Ishlah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Eksperimen. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII A sebanyak 16 peserta sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebanyak 16 peserta sebagai kelas kontrol. Pengambilan data dengan cara membagikan angket kepada peserta didik sesudah menerapkan model pembelajaran scramble dengan pendekatan socio-scientific. Data dianalisis dengan uji­-t menggunakan software SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai P-value sebesar 0,000. Karena P-Value kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rasa ingin tahu peserta didik yang menggunakan model pembelajaran scramble dengan pendekatan socio-scientific dengan rasa ingin tahu peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Efektivitas Metode Pembelajaran Jigsaw Daring Dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa SMP Febrianto Yopi Indrawan; Edi Irawan; Titah Sayekti; Izza Aliyatul Muna
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.161 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i3.179

Abstract

Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan yang dikembangkan dalam kemampuan abad 21 yang menemukan masalah dalam pengembangannya pada masa pandemi covid 19. Metode jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bisa meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa. Tujuan peneliti ini untuk mengetahui (1) apakah ada perbedaan keterampilan kolaborasi siswa antara kelas jigsaw daring dan video daring, (2) bagaimana keterampilan kolaborasi siswa metode jigsaw daring. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan model eksperimen kelas. Penelitian dilaksanakan di SMPN 4 Ponorogo menggunakan sampel 60 peserta didik yang dibagi kedalam 2 kelas dipilih secara random dengan metode berbeda, yaitu kelas jigsaw daring dan video daring. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen post-test yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-t dengan komputasi data perangkat lunak. Berdasarkan analisis data ditemukan jawaban jika (1) Model pembelajaran jigsaw daring lebih baik dari pada kelas video daring dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi, (2) Hasil keterampilan kolaborasi siswa dengan metode pembelajaran jigsaw daring peningkatan maksimal pada indikator fleksibilitas (7,812) dan kurang efektif pada indikator tanggung jawab (6,500). Metode jigsaw daring mampu mempengaruhi dan meningkatkan keterampilan kolaborasi. Metode jigsaw daring sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi dalam pembelajaran daring.
Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Berbasis STEM dalam Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Lelik Ayu Anggraini; Syaiful Arif; Izza Aliyatul Muna; Aristiawan Aristiawan
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.155 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i2.199

Abstract

Seiring berjalannya waktu Pendidikan adalah investasi masa depan yang tak ternilai. Dimana pendidikan berperan penting dalam pembentukan suatu perubahan. Dibutuhkan pemanfaatan kemampuan metakognisi dalam memecahkan suatu masalah. Dimana pembelajaran IPA tidak hanya pembelajaran pengetahuan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam penerapannya. Dibutuhkan kemampuan metakognisi dimana kemampuan terseburt muncul dalam diri peserta didik. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaaran dan Efektifitas model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbasis STEM dalam meningkatkan kemampuan metakognisi peserta didik kelas VIII di MTs Darul Huda Ponorogo. Pada penelitian ini menggunakan tes dan angket sebagai instrument pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian yang diakukan mengunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbasis STEM berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan peningkatan pembelajaran yang semula menggunakan model pembelajaran konvensional kemudian mengunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbasis STEM mengalami penigkatan sebanyak 32%. Serta hasil analisis angket yang telah diisi oleh tiap peserta didik bernilai positif dilihat dari perolehan skor yang terdapat dalam angket. Hal tersebut menunjuukan bahwa Numbered Head Together (NHT) berbasis STEM sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan peserta didik.
Studi Komparasi Metode Eksperimen Inkuiri dengan Eksperimen Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Materi Perpindahan Kalor Izza Aliyatul Muna
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 15, No 2 (2017)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.352 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v15i2.1006

Abstract

This study aims to compare students' learning outcomes in the subject of heat transfer using an inquiry experimental method and a verification experiment. The sampleswere PGMI class students which were selected using the purposive sampling technique. The datawere gained from the learning result of the cognitive domain of students obtained from the pre-test and post-test scores which were analyzed by using t-test of two variant equations and psychomotor domain learning result. The students' cognitive learning outcome using inquiry learning (N-gain 56.98%) differed significantly higher than that using verification experimental method (N-gain 39.58%). Meanwhile, in term ofpsychomotor aspects covering the skills of assembling tools in practicum, using practicum equipment, performing experiments according to procedures, taking data in practice, and presenting observation, the learning outcomes usinginquiry experimental method and verification experiment were respectively 77.06% and 74.91%. Thus, it revealed that there was no a significant difference between the use of inquiry experimental method and the verification experimental method on psychomotor aspect learning outcomes on the subject of heat transfer.حاول هذا البحث مقارنة نتائج تعلّم الطلاب في مادة انتقال الحرارة باستخدام طريقة التجربة التحقّقية والتجربة التحقيقية. وعينة هذا البحث هو الطلاب في قسم التربية لمدرسي المدارس الإبتدائية (أ) بأسلوب أخذ العينات المتعمدة ، أما بيانات هذا البحث فهو نتائج الطلاب للجانب المعرفي والجانب النفسحركي المحصولة عليها من الاختبار القبلي والاختبار البعدي وتُحلّل باستخدام اختبار t في التشابه في اثنين بين المتغيّرات. فنتائج التعلم للجانب المعرفي في مادة انتقال الحرارة باستخدام طريقة التجربة التحقيقية (  N-gain 56,98%) ويختلف  أكثر وهو أعلى من التعليم باستخدام الطريقة التجربة التحققية. (N-gain 39,58%). ونتائج التعلم للجانب النفسحركي المشتمل على مهارة تنسيق وتعليق الأدوات المستخدمة في عمل المختبر، واستخدامها، والقيام بالتجربة طبقا للخطوات المقررة، واتخاذ البيانات في عمل المختبر، وعرض نتائج الملاحظة باستخدام طريقة التجربة التحقيقية (77.06% ) لا يختلف كثيرا عن طريقة التجربة التحققية (74,91%) . بهذا لا يوجد فرق كبير بين استخدام طريقة التجربة التحقيقية وطريقة التجربة التحققية تجاه نتائج التعلم في الجانب النفسحركي في مادة انتقال الحرارة.