Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Berbagai Dosis Pengapuran dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Senyawa Antosianin pada Tanaman Coleus (Coleus scutellarioides L.) Mohamad Rizki Pratama; Ellis Nihayati
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2020.006.1.2

Abstract

Coleus merupakan jenis tanaman yang sering dibudidayakan menjadi tanaman obat maupun tanaman hias oleh kebanyakan masyarakat. Warna pada tanaman coleus disebabkan oleh pigmen yang terakumulasi didalamnya dan menyebabkan variasi warna, semakin tinggi dan pekat warna pada daun maka semakin tinggi kandungan antosianinya (Nguyen & Cin, 2009). Namun kandungan antosianin pada tanaman coleus menurut Ayu et al. (2018) berkisar 0,1664 - 0,8209 mg/g. Hal tersebut dikarenakan pada budidaya umum yang dilakukan petani memberikan dosis pupuk yang kurang sesuai dengan kebutuhan tanaman coleus. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari interaksi antar dosis pupuk kandang dan dosis kapur terhadap pertumbuhan dan kandungan antosianin tanaman coleus. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Jatimulyo, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, penelitian dimulai bulan Februari-April 2020. Penelitian ini disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 12 perlakukan yang diulang sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan analysis of varian (ANOVA) dan pengujian dilakukan dengan menggunakan F tabel taraf 5%. Apabila terjadi pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil menunjukan perlakuan 20 ton ha-1 pupuk kandang memberikan respon pertumbuhan lebih tinggi pada variabel pengamatan jumlah ruas, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, berat segar, dan berat kering tanaman. Sementara secara umum penambahan kapur 2, 4, dan 6 ton ha-1 tidak berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan, berat segar, dan berat kering tanaman. Penambahan dosis pupuk kandang 20 ton ha-1 dan kapur 6 ton ha-1 menghasilkan kualitas antosianin yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, penggunaan kapur 1-6 ton-1 dan pupuk kandang 10-20 ton-1 menghasilkan antosianin dengan kisaran 0,377-0,618 mg/g.
Pelatihan Pembuatan Kompos Limbah Mawar di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Ellis Nihayati; Moch. Dawam Maghfoer; Muhammad Roviq; Aldila Putri Rahayu; Nunun Barunawati; Deffi Armita; Akbar Saitama; Koesriharti Koesriharti; Titiek Islami; Tatik Wardiyati; Anna Satyana  Karyawati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v8i1.4528

Abstract

Aplikasi pupuk anorganik merupakan hal yang wajar dalam praktek budidaya tanaman. Begitu pula yang dilakukan oleh para petani mawar yang ada di Desa Gunungsari, Kota Batu. Namun aplikasi yang dilakukan sering kali melebih dosis yang ditentukan. Sehingga perlu adanya upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik agar dapat meningkatkan nilai guna mawar. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mengedukasi petani mengenai kelebihan dan kekurangan pupuk organik dalam rangka mengurangi bahan kimia sintetik dalam budidaya tanaman serta demonstrasi pembuatan pupuk organik dari limbah sisa panen mawar sebagai pengganti pupuk kimia sintetik. Kegiatan dilakukan secara luring mulai dari Mei hingga Desember 2022.  Kegiatan diawali dengan diskusi dan penyuluhan mengenai pengenalan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia sintetik, kemudian dilanjutkan dengan praktik lapang pembuatan kompos dan evaluasi keberhasilan program. Penyuluhan mengenai pupuk telah dijelaskan dengan baik dan meningkatkan minat para petani untuk mengolah limbah sisa panen mawar menjadi pupuk kompos. Pembuatan pupuk kompos dari limbah sisa panen mawar dapat memberikan manfaat terhadap petani berupa berkurangnya biaya pupuk, keuntungan produksi yang lebih tinggi serta berukurangnya limbah. Para petani berharap perlu adanya sosialisasi dan pelatihan yang berkala untuk dapat memantau perkembangan dan pengolahan pupuk dari limbah sisa panen mawar.
Pelatihan Pembuatan Kompos Limbah Mawar di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Ellis Nihayati; Moch. Dawam Maghfoer; Muhammad Roviq; Aldila Putri Rahayu; Nunun Barunawati; Deffi Armita; Akbar Saitama; Koesriharti Koesriharti; Titiek Islami; Tatik Wardiyati; Anna Satyana  Karyawati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v8i1.4528

Abstract

Aplikasi pupuk anorganik merupakan hal yang wajar dalam praktek budidaya tanaman. Begitu pula yang dilakukan oleh para petani mawar yang ada di Desa Gunungsari, Kota Batu. Namun aplikasi yang dilakukan sering kali melebih dosis yang ditentukan. Sehingga perlu adanya upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik agar dapat meningkatkan nilai guna mawar. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mengedukasi petani mengenai kelebihan dan kekurangan pupuk organik dalam rangka mengurangi bahan kimia sintetik dalam budidaya tanaman serta demonstrasi pembuatan pupuk organik dari limbah sisa panen mawar sebagai pengganti pupuk kimia sintetik. Kegiatan dilakukan secara luring mulai dari Mei hingga Desember 2022.  Kegiatan diawali dengan diskusi dan penyuluhan mengenai pengenalan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia sintetik, kemudian dilanjutkan dengan praktik lapang pembuatan kompos dan evaluasi keberhasilan program. Penyuluhan mengenai pupuk telah dijelaskan dengan baik dan meningkatkan minat para petani untuk mengolah limbah sisa panen mawar menjadi pupuk kompos. Pembuatan pupuk kompos dari limbah sisa panen mawar dapat memberikan manfaat terhadap petani berupa berkurangnya biaya pupuk, keuntungan produksi yang lebih tinggi serta berukurangnya limbah. Para petani berharap perlu adanya sosialisasi dan pelatihan yang berkala untuk dapat memantau perkembangan dan pengolahan pupuk dari limbah sisa panen mawar.
Yield and Yield Components of Red Onion (Allium ascalonicum L.) Influenced by Application of Amino Acid Fertilizer And Triacontanol Anggara Ista Putra; Budi Waluyo; Ellis Nihayati
Research Journal of Life Science Vol 9, No 3 (2022): IN PRESS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Red onions are one of the agricultural products with a relatively high demand for the consumer market in Indonesia, but the productivity figure is quite low when compared to other countries (FAO, 2021). This study seeks to explore the effectiveness of the application of amino acid fertilizer and triacontanol in increasing the yield and yield components of red onions. The study took place in Karangploso District, Malang from April to August 2021. Employing a randomized block design, this study used 2 factors, which are amino acid fertilizers (A1: 1000 ppm; A2: 3000 ppm; A3: 5000 ppm) and triacontanol (T0: 0 ppm; T1: 5ppm; T2: 10 ppm). Each combination is repeated 3 times. As a results, amino acid fertilizers can significantly affect the number of red onions bulbs, yields per hectare, economic weight, and economic weight loss. A significant result was seen in the application of triacontanol on red onions yields per hectare and economic weight. The interaction of characters of bulb length was shown in the combination of 5-10 ppm triacontanol with amino acid fertilizer. The best response, which ranged from 10.64% to 11.67%, was noted in fertilizer with 5000 ppm of an amino acid fertilizer. As the concentration of amino acid fertilizer in combination with triacontanol increased, the total bulb fresh weight increased as well, in which, 5000 ppm of amino acid fertilizer could increase the weight by 45,23-45,43 g clump-1, which was greater than the response of the 1000 ppm amino acid fertilizer combination.