Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sosialisasi Pemahaman Sejarah Dan Budaya Bahari Sebagai Upaya Mencegah Pencemaran Laut Pada Remaja Bahri Bahri; Rifal Rifal; Aditia Muara Padiatra; Najamuddin Najamuddin; Ahmadin Ahmadin; Abdul Rahman
Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/dimasejati.v2i2.7019

Abstract

 Artikel ini merupakan pengabdian masyarakat yang bertujuan merekonstruksi pemahaman sejarah dan budaya bahari sebagai upaya mencegah pencemaran laut pada remaja di Pesisir Sungai Tuju-tuju, Sulawesi Selatan. Program ini menjadi sangat penting untuk dilakukan, berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan, masalah pencemaran laut menjadi persoalan utama, biota laut yang hidup di sepanjang sungai tidak dapat bertahan hidup lama atau memilih bergesar ke daerah yang jauh dari garis pantai, akibatnya mengurangi pendapatan masyarakarat yang bekerja sebagai pemancing ikan (fa’mmeng), penangkap kepiting (faddakang), dan penjala ikan (fa’jala) di sungai. Metode yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah 1) melakukan identifikasi masalah, 2) menyiapan materi sosialisasi berupa penyediaan buku sejarah dan budaya bahari mengenai pentingnya laut sebagai sumber kehidupan, 3) memberikan penjelasan kepada remaja tentang bahaya pencemaran laut, 4) menghimpun para remaja dan aparat desa untuk menyusun dan mempraktekkan dampak pencemaran lingkungan. Dengan bermitra dengan aparat desa, produk yang dihasilkan berupa pemahaman mengenai pentingnya menjaga sungai, serta pembuatan tempat sampah yang mudah diakses oleh masyarakat. 
PERAN STRATEGIS NAHDLATUL ULAMA DALAM PENGUATAN NASIONALISME KEMANUSIAAN UNTUK MENANGKAL RADIKALISME Abdul Rahman; Ahmadin Ahmadin; Rifal Rifal
Jurnal Artefak Vol 8, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.366 KB) | DOI: 10.25157/ja.v8i2.5555

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam menangkal radikalisme di Indonesia melalui penguatan nasionalisme kemanusiaan. Tujuan tesebut dijabarkan dalam tiga permasalahan pokok yaitu: bagaimana konsep nasionalisme kemanusiaan yang dikembangkan oleh NU, bagaimana upaya NU dalam mewujudkan nasionalisme kemanusiaan, dan bagaimana cara NU mengimplementasikan nasionalisme kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu: pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasionalisme kemanusiaan yang dikembangkan oleh NU ialah paham kebangsaan yang memberikan pengakuan kepada seluruh elemen bangsa yang terdiri atas suku, agama, ras, dan antar golongan yang berbeda untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan hak dan kewajiban berdasarkan Pancasila. Nasionalisme kemanusiaan diwujudkan melalui kegiatan dakwah dan pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam meneguhkan dan menyebarkan pemahaman aswaja sebagai pilar penguatan adpatasi, integrasi, pencapaian tujuan dan pemeliharaan tatanan sebagai bangsa yang berdaulat. Dalam mengimplementasikan nasionalisme kemanusiaan, NU menerapakan prinsip dasar yaitu tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleran), tawasut (moderat), dan i’tidal (adil) dalam berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.This paper aims to describe the role of Nahdlatul Ulama (NU) in counteracting radicalism in Indonesia through strengthening humanitarian nationalism. These objectives are described in three main problems, namely: how is the concept of humanitarian nationalism developed by NU, how NU's efforts to realize humanitarian nationalism, and how NU implements humanitarian nationalism in the life of the nation and state. This study uses historical methods, namely: topic selection, heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results show that the humanitarian nationalism developed by NU is a nationalism that gives recognition to all elements of the nation consisting of ethnicity, religion, race, and between different groups to actively participate in exercising rights and obligations based on Pancasila. Humanitarian nationalism is manifested through preaching and education activities to produce superior human resources in strengthening and spreading the understanding of aswaja as pillars of strengthening adaptation, integration, achieving goals and maintaining order as a sovereign nation. In implementing humanitarian nationalism, NU applies the basic principles of tawazun (balance), tasamuh (tolerant), tawasut (moderate), and i'tidal (fair) in various sectors of the life of the nation and state.
Sosialisasi Bahaya Narkoba bagi Pelaut Melalui Kegiatan “Dari Laut Tanpa Narkoba” Di Desa Tarasu Dimas Ario Sumilih; Rifal Rifal
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 3: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.557 KB)

Abstract

Sebagai besar Pelaut belum banyak memahami bahaya narkoba. Akibatnya, Pelaut masih memandang bahwa pengguna narkoba itu sesuatu yang lazim-lazim saja. Tanpa disadari bahwa narkoba telah menyebar luas di kalangan masyarakat Kajuara, termasuk diantaranya di Desa Tarasu. Beberapa kasus yang terjadi selesai begitu saja, tanpa ketelibatan masyarakat secara penuh dalam mencegah penyebaran dan penggunaan narkoba. Tulisan ini berusaha menjelaskan kepada pelaut perihal bahaya narkoba kepada para pelaut, yang akan menimbulkan keresahan kepada masyarakat. Menghancurkan pekerjaan, keluarga, bahkan yang lebih berbahaya kepada penggunanya. Kegiatan “dari laut tanpa narkoba” merupakan sesuatu yang akan terus dilakukan di Pelabuhan Tuju-tuju. Kegiatan ini sebagai slogan dari kegiatan pencegahan narkoba dengan cara melakukan sosialisasi, menggantungkan brosur dan menonton video bahaya narkoba melalui handphone masing-masing peluat yang akan dipandu langsung. Pelaut tidak lengkap dengan melihat di televisi, berita penangkapan narkoba, atau dampak kesehatan terhadap penggunaan narkoba yang mereka dapatkan di media massa tetapi perlu diadakan sosialisasi kultural mengenai bahaya narkoba. Salah satu cara untuk merealisasikan ini semua dengan membentuk tim yang didalamnya berasal dari pelaut dengan nama ‘dari laut tanpa narkoba’. Melalui tim yang dibentuk ini, yang berasal dari peserta sosialisasi dapat memproduksi pengetahuan mengenai bahaya narkoba, harapannya pelaut memiliki perspektif yang utuh mengenai bahaya narkoba. Luaran yang diharapkan dari kegiatan “dari laut tanpa narkoba” dengan melakukan sosialisasi secara masiv, salah satunya yaitu sumber ilmu dan informasi yang mendukung kegiatan pencegahan narkoba dengan cara pembuatan brosur dan nonton video bahaya narkoba yang tentunya merawat generasi pelaut tanpa narkoba. Luaran yang diharapkan adalah barang dan jasa. Bentuk jasa berupa sosialisasi bahaya narkoba, sedangkan barang berupa brosur “dari laut tanpa narkoba”.Kegiatan akhir dari pengabdian ini adalah melaksanakan sosialisasi kepada pelaut yang berada di pelabuhan dan perahu, selain itu melakukan menanggalan brosur yang  berada perahu sebagai penanda bahaya, dan sebagai pengingat bahaya narkoba. Kegitan ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Tarasu, Ahmad Tang Suki dengan jumlah 6 orang mengingat bahwa masih dalam kondisi Covid-19 dengan mempertimbangkan protokol kesehatan. Selanjutnya kegiatan ini berlangsung selama sehari secara bertahan dan periodik selama sebulan, yang dimlai pada 7 september pukul 08.00-16.00 WITA. Kegiatan pengabdian ini menitiberatkan pada sosialisasi terkait bahaya narkoba bagi para pelaut melalui kegiatan dari laut tanpa narkoba. Substansi dari penyajian materi lebih memperkenalkan bagaimana pentingnya menghindari bahaya narkoba, karena semua akan hancur apabila barang terlarang ini menjadi bagian dalam hidup para pelaut. Kegiatan ini dilakukan dengan metode partisipatoris dengan langsung memantau setiap perkembangan pola pikir masyarakat.
Pendidikan Inkulturasi Nilai Budaya Keluarga pada Santri Pondok Pesantren Darul Huffadh Kabupaten Bone Amiruddin Amiruddin; Rifal Rifal
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 2
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.82 KB)

Abstract

This article discusses the enculturation education of family cultural values in students of Darul Huffadh Islamic Boarding School in Bone Regency. Enculturation is a process that takes place from childhood from a small environment (family) to a large environment (community). This research uses a qualitative method with descriptive type. Data collection techniques were obtained by field research which included observation, documentation and interviews. The data analysis techniques through data reduction, data presentation and drawing conclusions. Facts in the community show that not a few pesantren children are 'damaged' when outside the pesantren or immediately after graduating from pesantren which may be the cause is due to lack of optimal enculturation that he gets in the family. Islamic boarding school students Darul Huffadh began entering boarding schools aged 13 years where the period was still a time of needing education from parents in order to be able to accept family cultures perfectly. However, at that age they are far from potential parents who are unable to accept family culture so that they can eventually deviate. There is a growing striotype in the Kajuara community, that only thugs enter pesantren. It was during the pesantren that they learned ahklak and religious understanding. Where enculturation is associated with transmitting a culture that has been considered good by the family for a long time to be cared for. As happened in the Darul Huffadh Islamic Boarding School, most of the returnees included their families from those who had been students in the place.
Aplikasi Absensi Mahasiswa Meningkatkan Efisiensi dan Mencegah Kecurangan dalam Pencatatan Kehadiran Abdul Rifai Wadjidi; Rifal Rifal; Sulfahmi Sulfahmi; Kurnia Prima Putra
Journal of Deep Learning, Computer Vision, and Digital Image Processing Vol 1 No 2 (2023): Volume 1 Issue 2 September 2023
Publisher : CV. Sakura Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61255/decoding.v1i2.170

Abstract

Attendance is the process of recording and monitoring the presence of individuals in an event, meeting, or specific activity. In an educational setting, attendance is used to monitor the presence of students in class. Attendance becomes part of the assessment given by instructors to students, which can affect the final grades received by the students. However, cheating often occurs among students regarding attendance in order to meet the minimum attendance requirement in teaching and learning activities. This practice of proxy attendance can harm the instructors, other students, and even the students who engage in such cheating. Additionally, the attendance sheets used to record attendance often suffer from damage. Yet, these attendance sheets will be used as reports related to teaching and learning activities within a semester. If these documents are damaged, it will affect the document verification process by the university. Therefore, we have designed the Student Attendance Application to facilitate and enhance the efficiency of recording student attendance in the campus environment.