Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA DALAM REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) Pitriani Pitriani
Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT) Vol 2, No 1 (2016): JURNAL EDUKASI DAN SAINS MATEMATIKA
Publisher : Department of Mathematics Education, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.647 KB) | DOI: 10.25134/jes-mat.v2i1.282

Abstract

Mathematical modeling ability: the ability of students in translating a real problem in everyday life sentence into mathematics (mathematical models). Realistic Mathematics Education (RME) is a math learning approach that starts from things that are 'real' for students or contexts easily imagined by students, then represented in the form of formal mathematics through mathematical processes. Learning to use RME to be intensified to remember that this learning can improve students' mathematical modeling ability. By having a good modeling ability so students can complete mathematical problems very well too.Keywords: Realistic Mathematics Education (RME), Mathematical Modeling Ability
HAK ASASI MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM Pitriani Pitriani
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 14 No. 1 (2014): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v14i1.11

Abstract

Normally, the position of the human person with all the rights of the most fundamental has gained recognition in the Declaration and the International Covenants. Human rights have become values and norms in international relations. This is shown by the agreement of all countries, at least in countries that are members of the United Nations to the United Nations Charter, the Universal Declaration of Human Rights (1948). Islam as a religion and its teachings are universal and comprehensive, encompassing faith, worship, and mu'amalat, each of which contains the doctrine of the faith; religious dimension to the teachings of the mechanisms of human devotion to God; with either the doctrine of man's relationship with fellow humans and to the environment. Each dimension is based on the teachings of the provisions referred to by the term Sharia or Islamic jurisprudence. In the context of law or jurisprudence there are teachings on Human Rights (HAM). The existence of the doctrine of human rights in Islam shows that Islam as a religion has placed man as honorable and noble creatures. Therefore, the protection and respect for the human being is the claim of Islam itself must be carried out by Muslims against fellow human beings without exception.Secara normatif, kedudukan pribadi manusia dengan segala hak-haknya yang paling asasi telah memperoleh pengakuan dalam Deklarasi dan Kovenan-kovenan internasional. Hak-hak asasi manusia telah menjadi nilai dan norma dalam hubungan internasional. Hal ini ditunjukkan oleh persetujuan semua negara, setidak-tidaknya negara-negara yang menjadi anggota PBB terhadap piagam PBB, Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi Manusia (1948).Islam sebagai sebuah agama dengan ajarannya yang universal dan komprehensif meliputi akidah, ibadah, dan mu’amalat, yang masing-masing memuat ajaran tentang keimanan; dimensi ibadah memuat ajaran tentang mekanisme  pengabdian manusia terhadap Allah; dengan memuat ajaran tentang  hubungan manusia dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitar. Kesemua demensi ajaran tersebut dilandasi oleh ketentuan-ketentuan yang disebut dengan istilah syari’ah atau fikih.Dalam konteks syari’at atau fikih itulah terdapat ajaran tentang Hak Asasi Manusia (HAM).Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukkan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia.Karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan dari ajaran Islam itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa kecuali.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KERINCI Pitriani Pitriani; Nurasiah Nurasiah
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 18 No. 02 (2018): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v18i02.314

Abstract

Abstract: The environment in Islamic teachings is rooted in the Qur'an. The approach used in this study is sociological juridical. The sample technique that the researcher used in this study was purposive sampling. After the data is classified then analyzed qualitatively, the analysis is not based on mathematical calculations but underlies the reality that is in the field then described in the form of reality. The results of this study include: 1) Human relations as caliphs on earth to their environment must be based on the principle of correct use and avoiding damage. 2) Monitoring of the TNKS forest has not been implemented effectively, this can be known, where there are still activities that can damage the TNKS forest such as encroachment, theft of forest products, illegal logging in the TNKS forest. 3) Constraints in the preservation and supervision of KSNP in Kerinci Regency are: a) constraints that there are still people who do not understand the importance of TNKS forests; b) field conditions or TNKS forests that are easily accessible to encroachers, illegal loggers and theft of forest products; c) lack of officers overseeing the TNKS forest; and d) lack of facilities and infrastructure.
GENERASI MUDA DAN KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM Pitriani Pitriani
Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 12 No. 1 (2016): Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kaidah bahasa Qur’ani generasi muda atau yang disebut “asy-syabab”didefinisikan dalam ungkapan sifat dan sikap seperti: Berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak. Memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dengan perkataan. Seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Generasi muda Islam harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai tauladan bagi umat manusia, Kepemimpinan dalam Islam adalah seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Dimana kepemimpinan Nabi sesuai dengan Al Qur’an, Artinya setiap tindakan Nabi SAW adalah sesuai dengan petunjuk Al Qur’an atau tindakan Nabi itu adalah manifestasi dari Al Qur’an. Bagaimanakah Al Qur’an menjadi pedoman dalam memimpin. Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya.
PEMBINAAN PESERTA DIDIK DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH Pitriani Pitriani
Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 12 No. 2 (2016): Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan kata lain, pendidikan adalah aspek yang menentukan masa depan yang lebih baik bagi peserta didik. Karena pada dasarnya pendidikan bertujuan mengembangkan berbagai potensi diri yang ada pada diri peserta didik agar peserta didik menjadi kreatif, berilmu, mandiri, cakap, berakhlak mulia, serta mempunyai keterampilan. Untuk tercapainya hal tersebut tentu tidak lepas dari kedisiplinan peserta didik, dimulai dari orang tua dalam membimbing dan menanamkan kedisplinan di dalam keluarga kepada anak-anak mereka dirumah dan juga guru ketika peserta didik berada disekolah dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk mengikuti dan mentaati peraturan disekolah, sehingga tercapai kedisiplinan peserta didik dalam proses belajar mengajar dan mentaati peraturan yang telah ditetapkan. Pembinaan yang dilakukan untuk membentuk kedisiplinan peserta didik disekolah seperti memberi bimbingan, arahan kepada peserta didik, dengan sabar dan terus menerus sehingga mereka terbiasa dan memahami aturan-aturan dari sekolah. Memilih metode belajar yang menyenangkan dan membangun kedekatan antara guru dengan peserta didik layaknya seorang sahabat dengan sahabat, sehingga peserta didik merasa percaya dan nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga meningkatkan kedisiplinan peserta didik, dalam mengikuti pelajaran. Menjalin kerjasama antara guru dengan orang tua. Kerjasama antara guru dan orang tua sangat penting sekali dilakukan karena guru dan orang tua, memiliki tanggung jawab yang sama untuk pembinaan terhadap peserta didik sehingga peningkatan kedisiplinan peserta didik disekolah dapat dicapai.
PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI HURUF DAN ANGKA MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT DAN KINEMASTER SEBAGAI SOLUSI PJJ PADA GURU TK DI KABUPATEN NGAWI Nur Dwi Sukmono; Pitriani Pitriani; Dhevi Agustinawati
JURNAL CEMERLANG : Pengabdian pada Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): JURNAL CEMERLANG: Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31540/jpm.v3i2.1185

Abstract

During Distance Learning, the teacher's time to be able to meet students is very limited, so the solution for this is to create learning media. Of course the learning media must be in the form of multimedia (audio-visual) so that parents can use it to do learning with their children. The purpose of this Community Service is to create animated letters and numbers using Microsoft Power Point and Kinemaster. Training aimed at early childhood educators. Target outcomes expected kindergarten educators are able to make a simple animated video to learn to recognize letters and numbers. The number of participants in this training was 63 kindergarten teachers who were conducted online in Ngawi District, Ngawi Regency. This Community Service Program includes training to make animated letters and numbers using power points. Activities carried out during the two days of the December 4 and January 7, 2021. The result of this Community Service is that they can make animated videos of letters and numbers and develop them into learning media. The average number of mastery of the practice of making animated videos of letters and numbers reached 93.4 percent. Qualitatively, the participants were able to make animated videos very well.
ELIMINASI SCHISTOSOMIASIS DI SULAWESI TENGAH; REVIEW SISTEMATIK DAN FOKUS GROUP DISCUSSION Pitriani Pitriani; Muh. Jusman Rau
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.393

Abstract

Pengawasan dan pengendalian Schistosomiasis merupakan prioritas masalah kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah. Penelitian tunggal tidaklah cukup mendasari pengambilan kebijakan dan penyusunan program eliminasi yang komprehensif, sehingga diperlukan sebuah review sistematik untuk memperoleh gambaran terkait faktor sosial budaya, kondisi lingkungan dan faktor-faktor penghambat tercapainya target eliminasi.   Hasil  review dari 34 jurnal dan 4 laporan tahunan terpublikasi melalui PubMed, Google Scholar, Web of Science, Research Gate, Biomed Central, diketahui bahwa kesadaran masyarakat menjadi kunci mencapai target eliminasi. Hasil review ini dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali pengetahuan dan perilaku masyarakat yang merupakan faktor risiko Schistosomiasis. Pada dasarnya peserta sudah memahami bahwa penggunaan air parit/sungai dan bekerja diwilayah fokus tanpa sepatu boot merupakan faktor risiko  infeksi Schistosomiasis, namun mereka belum mampu merubahnya. Hal ini disebabkan sarana air bersih sangat terbatas dan penggunaan sepatu boot dianggap kurang nyaman terutama jika bekerja disawah. Program-program eliminasi saat ini diantaranya penyuluhan rutin terkait upaya preventif, namun belum maksimal dalam mendorong perubahan mindset masyarakat untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan dibandingkan menerima pengobatan. FGD ini berjalan cukup efisien, peserta berperan aktif dan secara terbuka memberikan masukannya. Melalui FGD ini juga mengemuka ide membentuk kader Schistosomiasis tingkat RT di desa-desa endemik dan berpotensi endemik. Hal ini diharapkan dapat lebih mendorong partisipasi masyarakat sehingga cakupan pemeriksaan tinja rutin dapat tercapai, masyarakat mau menggunakan sepatu boot serta menggunakan air bersih yang aman. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, pembangunan irigasi, senpadan  dan penanda wilayah fokus keoang sangat penting untuk mendukung perubahan perilaku masyarakat, ini dapat diwujudkan melalui kerjasama lintas sektor. 
HUBUNGAN TEKNOLOGI ALSINTAN TERHADAP PRODUKTVITAS PADI SAWAH DI DESA SUNGAI PURI KECAMATAN TANAH SEPENGGAL LINTAS KABUPATEN BUNGO Pitriani Pitriani; Fauzan; Fikriman
Jurnal Agribisnis Vol. 23 No. 1 (2021): JURNAL AGRIBISNIS
Publisher : UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.856 KB) | DOI: 10.31849/agr.v23i1.7629

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan teknologi Alsintan dengan produktivitas padi sawah dan untuk mengetahui perbedaan produktivitas padi sawah antara petani yang menggunakan Alsintan dan petani yang tidak menggunakan Alsintan di Desa Sungai Puri Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo. Metode penarikan sampel dengan menggunakan metode Porposive dengan jumlah sampel petani yang menggunakan Alsintan sebanyak 22 yang diambil dari anggota kelompok tani dan 23 sampel yang diambil dari petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Analisis data menggunakan analisis Statistik kerelasi Rank Spearman yaitu untuk melihat hubungan teknologi Alsintan terhadap produktivitas Padi Sawah dan Uji t untuk melihat perbandingan produktivitas padi sawah antara petani yang menggunakan Alsintan dan petani yang tidak menggunakan Alsintan. Penelitian ini dilaksanakan Pada Tanggal 5 Januari 2019 sampai Tanggal 30 Januari 2019. Hasil penelitian menunjukan Secara umum (keseluruhan) penggunaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) di Desa Sungai Puri Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo, berhubungan nyata terhadap produktivitas padi sawah dengan nilai t hitung (6,439) > dari t tabel (2,069) dan nilai (rs) sebesar 0,82, Alsintan combin hasvester (mesin panen) merupakan Alsintan yang paling kuat hubungannya terhadap terhadap produktivitas padi sawah yaitu nilai (rs) sebesar 0,837, dan hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan produktivitas padi sawah antara petani yang menggunakan Alsintan dengan petani yang tidak menggunakan Alsintan dengan nilai t hitung (13.012) > t tabel (2,017) dengan produktivitas padi sawah petani yang menggunakan Alsintan sebanyak 6,72 ton GKG/Ha sedangkan produktivitas padi yang tidak menggunakan Alsintan masih 4,50 ton GKG/Ha
Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Program Komputer Cabri 3D untuk Meningkatkan Kemampuan Visual-Spatial Thinking Siswa SMA Pitriani Pitriani
SIGMA DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : SIGMA DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/sigmadidaktika.v4i1.31975

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kemampuan visual-spatial thinking (VST) siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengetahui peningkatan kemampuan VST siswa sebagai akibat dari pembelajaran berbasis masalah (PBM) berbantuan program komputer Cabri 3D. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan populasi adalah seluruh siswa salah satu SMA negeri di Palembang. Sampelnya adalah siswa kelas X sekolah tersebut. Sampel yang terlibat sebanyak 73 siswa, 37 siswa kelas eksperimen dan 36 siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Peningkatan kemampuan VST siswa yang melaksanakan PBM berbantuan Cabri 3D lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional baik jika ditinjau secara keseluruhan maupun ditinjau dari tiap KAM. Peningkatan kemampuan VST secara keseluruhan pada kelas eksperimen masuk kategori sedang sedangkan pada kelas kontrol masuk kategori rendah. (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan VST berdasarkan kategori KAM. (3) Tidak ada interaksi antara pembelajaran dan KAM terhadap peningkatan kemampuan VST. Abstract. The research was grounded by the results of previous research which showed that visual-spatial thinking (VST) ability are not as expected. This research focused on the effort for the enhancement students's VST as a result of the computer program of Cabri 3D-assisted problem-based learning (PBL). This study was an experimental research. The population in this research are all students of one SMAN at Palembang. The sample was a class X student of this school. Samples were involved as many as 73 students, 37 students in the experiment class and 36 students in the control class. Based on the results of the data analysis we concluded that: (1) The enhancement in VST ability of students who received Cabri 3D-assisted PBL better than students who received conventional learning if viewed as a whole and in terms of early mathematics ability (high, medium, and low). (2) Furthermore, there was differences in the increase in VST ability by category of early mathematics ability. (3) There was no interaction between learning and KAM to increased VST ability.