Vasika Hananti
STT Sriwijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Miskin dan Kaya Dalam Injil Lukas dan Teologi Pembebasan Vasika Hananti; Bambang Subandrijo
Mitra Sriwijaya: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.067 KB) | DOI: 10.46974/ms.v2i1.26

Abstract

Abstract: Harvey J. Sindima observed Liberation Theology as it flourished in Latin America, Africa, Asia, and the United States. The social situation in that society has some similarities in Luke's community. According to Philip Francis Esler's research, Luke's theology seeks to answer the social situation in Luke's community, especially regarding the relationship between the rich and the poor. This study aims to review Sindima's review of Liberation Theology based on Philip Francis Esler's thoughts on the relationship between rich and poor in Luke's Gospel. In Sindima's writings, the involvement of the rich has not been found as an effort to minimize the suffering of the poor. In this study, the author uses an analytical method. The result is that the good news for the poor in Liberation Theology is in line with the good news in Luke's Gospel. Moreover, in Luke's Gospel the liberation of the poor is not only the responsibility of the poor themselves as in the Theology of Liberation in Sindima's description, but also the responsibility of the rich as part of a sharing community.  Abstrak: Harvey J. Sindima mengamati Teologi Pembebasan yang berkembang di Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Amerika Serikat. Situasi sosial dalam masyarakat tersebut memiliki beberapa kesamaan dalam komunitas Lukas. Menurut penelitian Philip Francis Esler, teologi Lukas berupaya menjawab situasi sosial dalam komunitas Lukas, terutama menyangkut hubungan orang kaya dan orang miskin. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau uraian Sindima tentang Teologi Pembebasan berdasarkan pemikiran Philip Francis Esler berkenaan dengan hubungan orang miskin dan kaya dalam Injil Lukas. Dalam tulisan Sindima masih belum ditemukan keterlibatan orang kaya sebagai upaya meminimalisir penderitaan orang miskin. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analitis. Hasil tinjauan ini adalah bahwa kabar baik bagi orang miskin dalam Teologi Pembebasan sejalan dengan pemberitaan kabar baik dalam Injil Lukas. Lebih dari itu, dalam Injil Lukas pembebasan terhadap orang miskin bukan hanya menjadi tanggung jawab orang miskin itu sendiri sebagaimana dalam Teologi Pembebasan dalam uraian Sindima, tetapi juga merupakan tanggung jawab orang kaya sebagai bagian dari komunitas yang saling berbagi.
Kontribusi Teologi Kepemilikan dan Fungsi Kekayaan Menurut Lukas bagi Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia Vasika Hananti
IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v2i1.25

Abstract

The problem of poverty in Indonesia is still unresolved to date. Related to the problem of poverty, ideas emerge in an effort to alleviate poverty that focuses on empowerment, entrepreneurship and deacons. These three ideas of thought can lead to dangers, including: empowerment and entrepreneurship can trigger the spirit of capitalism which can lead to greed and high egocentrism. Whereas deacons can make people keep silent without the effort to move out of poverty. So that the three concepts of poverty alleviation do not fall into this danger, it is necessary to provide a basis for thinking about the theology of ownership and the function of wealth. One of the books that could provide a prospect for rationale is the book of Luke. The book of Luke leaves ample room for discussion of the theology of property and function of wealth. In this paper, the author uses a qualitative approach with a descriptive analysis method. The result of this research is that the book of Luke contributes thoughts about the theology of ownership and the function of wealth. His contribution is that in Luke's writings there is a systemic pattern that was born from the theology of property and function of wealth. This systemic pattern can contribute to the idea that the church can create a poverty alleviation system that not only works on an individualistic level, but also has a communal dimension that involves poor and rich people in order to create a community without social disparities.AbstrakPersoalan kemiskinan di Indonesia masih belum terselesaikan hingga saat ini. Terkait masalah kemiskinan ini muncul gagasan pemikiran dalam upaya mengentaskan kemiskinan yang berfokus pada pemberdayaan, kewirausahaan dan diakonia. Ketiga gagasan pemikiran ini dapat mengarah pada bahaya, diantaranya: pemberdayaan dan kewirausahaan dapat memicu semangat kapitalisme yang dapat menimbulkan keserakahan dan egosentrisme yang tinggi. Sedangkan diakonia dapat membuat orang untuk berdiam diri tanpa daya upaya untuk beranjak dari kemiskinannya. Agar ketiga konsep pengentasan kemiskinan itu tidak jatuh pada bahaya tersebut, maka perlu memberikan landasan pemikiran tentang teologi kepemilikan dan fungsi kekayaan. Salah satu kitab yang dapat memberikan prospek landasan pemikiran adalah kitab Lukas. Kitab Lukas memberi ruang yang besar untuk membicarakan tentang teologi kepemilikan dan fungsi kekayaan. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini adalah kitab Lukas memberikan kontribusi pemikiran tentang teologi kepemilikan dan fungsi kekayaan. Kontribusinya adalah dalam tulisan Lukas terdapat adanya suatu pola sistemik yang dilahirkan dari teologi kepemilikan dan fungsi kekayaan. Pola yang sistemik tersebut dapat menyumbangkan pemikiran agar gereja dapat membuat suatu sistem pengentasan kemiskinan yang tidak hanya bekerja pada aras individualistik, melainkan juga memiliki dimensi komunal yang melibatkan orang-orang miskin dan kaya untuk dapat menciptakan komunitas yang tanpa kesenjangan sosial. 
Tafsir Lukas 18:18-27 Dan Al Baqarah [2]:261-274 Sebagai Dasar Bersama Kristen-Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia Vasika Hananti
Mitra Sriwijaya: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46974/ms.v3i1.53

Abstract

Abstract: The problem of poverty in Indonesia is faced by all religious people, including Christians and Muslims. Each of the Christians and Muslims has had efforts to overcome poverty, the implementation of which occurs in each of these religious communities. In this case, cooperation is needed so that both can work together to overcome poverty. Therefore, a common basis is needed in building this cooperation. This paper intends to propose this common basis through the interpretations of Luke 18:18-27 and Al Baqarah [2]:261-274. Both of these texts have the potential to contribute ideas in overcoming poverty. The result of this research is that both in Luke 18:18-27 and in Al Baqarah [2]:262-274 there is an obligation to distribute wealth to the poor. Thus, this concept can be used as a joint basis in order to create cooperation between Christians and Muslims to cope with poverty in Indonesia. Abstrak: Masalah kemiskinan di Indonesia dihadapi oleh semua umat beragama, termasuk di dalamnya adalah umat Kristen dan Islam. Masing-masing umat Kristen dan Islam telah mempunyai upaya dalam mengatasi kemiskinan yang pelaksanaanya terjadi dalam masing-masing komunitas agama tersebut. Dalam hal ini diperlukan kerja sama agar keduanya dapat bergotong royong untuk mengatasi kemiskinan. Karena itu diperlukan dasar bersama dalam membangun kerja sama ini. Tulisan ini bermaksud mengusulkan dasar bersama tersebut melalui tafsir Lukas 18:18-27 dan Al Baqarah [2]:261-274. Kedua teks ini berpotensi untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengatasi kemisinan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa baik dalam Lukas 18:18-27 maupun dalam Al Baqarah [2]:262-274 terdapat keharusan untuk menyalurkan kekayaan kepada orang-orang miskin. Dengan demikian, konsep ini dapat digunakan sebagai dasar bersama dalam rangka menciptakan kerja sama antara umat Kristen dan Islam untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia.