Dhimaz Anggoro Putro
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERKEMBANGAN GARAP KARAWITAN JARANAN KELOMPOK SENI GUYUBING BUDAYA DI KOTA BLITAR (1980-2017) Dhimaz Anggoro Putro; Muhammad Nur Salim
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.955 KB) | DOI: 10.33153/keteg.v18i1.2396

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan terhadap perkembangan garap karawitan Jaranan yang terjadi pada kelompok seni Guyubing Budaya di Kota Blitar. Kelompok tersebut berusaha mengembangkan garap karawitan Jaranan dengan tujuan mendapatkan kepopuleran dan mengoptimalkan sajian pertunjukan kesenian Jaranan sebagai upaya menjaga kualitas di kalangan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal warisan leluhur kesenian Jaranan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Permalahan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah, (1) bagaimana kronologi perkembangan garap karawitan Jaranan kelompok seni Guyubing Budaya dari tahun 1920 sampai 2017, (2) mengapa garap karawitan Jaranan kelompok seni Guyubing Budaya saat ini mengalami perkembangan.Konsep garap Rahayu Supanggah digunakan untuk mengupas permasalahan terkait garap. Dengan dasar konsep tersebut, garap karawitan Jaranan dapat dibagi berdasarkan unsur-unsur garap di dalamnya yang meliputi (1) materi garap, (2) penggarap, (3) sarana garap, (4) perabot atau piranti garap, (5) penentu garap, dan (6) pertimbangan garap. Sedyawati menjelaskan istilah mengembangkan lebih mempunyai konotasi kuantitatif dan kualitatif yang berarti memperbanyak tersedianya kemungkinan untuk mengolah dan memperbarui. Teori tersebut adalah landasan untuk mengupas permasalahan terkait perkembangan. Penelitian ini juga menggunakan dasar analisis evolusi multilinear Julian Steward. Menurut Steward Terdapat tiga tahapan analitik penting untuk membaca kasus perkembangan kebudayaan dengan teori ini. Tiga tahapan tersebut adalah melakukan perbandingan, menelusuri hubungan causal, dan melihat secara mendalam elemen manusia dalam lingkungan berdasarkan kronologinya.Perkembangan garap karawitan Jaranan kelompok seni Guyubing Budaya terjadi secara kronologis, melalui beberapa tahapan masa atau waktu. Perkembangan ini terjadi karena adanya faktor-faktor pendukung dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal) kelompok seni Guyubing Budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan garap karawitan Jaranan kelompok seni Guyubing Budaya terdapat benang merah dengan garap karawitan Jaranan terdahulu. Perkembangan garap tersebut juga ditunjukkan dengan penambahan materi garap, penggarap, prabot atau piranti, penentu dan sarana garapnya.Kata kunci: Garap, Perkembangan, Kronologi, Faktor Pendukung, Karawitan JarananAbstract This research is motivated by an interest in the stylistic developments of the music that accompanies Jaranan, as played by the group Guyubing Budaya in Blitar. This group has been actively developing the style of Jaranan musical accompaniment in order to maintain the quality of performances in the community while also considering the local wisdom [kearifan lokal] passed down through the generations that informs this art form.The issues explored in this research involve 1) a chronological study of Guyubing Budaya from its founding in 1920 until 2018, and 2) the changes that Guyubing Budaya is currently experiencing. This article invokes Supanggah’s theory of garap, which discusses the musical materials and tools at the disposal of the musicians is used to explore issues of musical garap It also utilizes Sedyawati’s exegesis of the term “development” which has quantitative and qualitative connotations that increase the chances for development and renewal. The research also uses Julian Stewards idea of multilinear evolution as the basis of analysis. According to Steward, there are three important analytical stages in understanding the development of culture. These stages involve making comparisons, tracing casual relationships, and taking a chronological view in order to make deep explorations of human elements within their environment.This article gives a chronological account of Guyubing Budaya through its various stages and eras, noting the internal and external factors that motivated the changes. The study shows the continuity between the musical style developed by Guyubing Budaya and the styles of Jaranan accompaniment in the past, indicated by the factors which Supanggah has outlined in his theory of garap.Keywords: Garap, Development, Chronological factors supporting development, Jaranan