This Author published in this journals
All Journal Jurnal SainHealth
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Kombinasi Sirih Merah dan Daun Srikaya Sebagai Alternatif Alami Anti Kutu Rambut (Pediculus humanus capitis) Widinda Milasari Putri; Imam Suryanto; Muhammad Sungging Pradana
Jurnal SainHealth Vol 4, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Faculty of Health Sciences Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jsh.v4i2.772.27-32

Abstract

Pediculus humanus capitis atau yang dikenal dengan kutu rambut merupakan ektoparasit yang hidup pada kulit kepala manusia. Gejala klinis yang terjadi adalah rasa gatal oleh gigitan kutu rambut pada kulit kepala. Apabila sudah terserang maka efek yang ditimbulkan rasa gatal yang tidak tertahankan dan sangat menggangu sehingga akan terjadi garukan yang kuat dan dapat menyebabkan luka dan iritasi pada kulit kepala.Hal ini memudahkan masuknya bakteri sehingga terjadi infeksi. Cara penanggulangan bagi masyarakat biasanya dengan penggunaan bahan kimia seperti organochlorides (DDT dan lindane), pyrethrins alami dan sintetis (disinergikan dengan piperonyl butoxide) dan karbamat. Penggunaan terlalu banyak insektisida kimia dapat menyebabkan timbulnya iritasi pada kulit kepala dan residu yang ditinggalkan dapat juga meracuni manusia. Penanggulangan Pediculus humanus capitis pada insektisida alami dapat dilakukan dengan senyawa flavonoid yang terkandung dalam Sirih Merah dan Daun Srikaya. Penelitian ini menggunakan populasi anak-anak yang menderita kutu rambut di daerah Balongbendo Sidoarjo dengan kriteria sampel kutu rambut (Pediculus humanus capitis) yang di reaksikan dengan rebusan sirih merah dan daun srikaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sirih merah dan daun srikaya dapat melihat kematian kutu rambut (Pediculus humanus capitis) paling efektif konsentrasi 100% dengan kurun waktu 15 menit.
KOMPARASI EFEK PEMBERIAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) DENGAN MINYAK ZAITUN (Olea europea) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) STRAIN Balb/c Setyo Dwi Santoso; Imam Suryanto
Jurnal SainHealth Vol 1, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Faculty of Health Sciences Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jsh.v1i1.76.36-42

Abstract

Diabetes mellitus is a disease in humans characterized by an increase in blood glucose levels exceeds the normal limits. Cumin oil and olive oil is an alternative drug to a decrease in blood glucose levels for people with diabetes mellitus. Cumin oil and olive oil has several compounds that can lower blood glucose levels in excess. This study was conducted in January 2015 for 3 weeks in PUSVETMA Surabaya. Animals used in the study were female mice 2-3 months old with an average weight of 20-25 grams of a much as 30 individuals. At a dosage of dextrose 40% is 0.4 cc/ head/ day and the dosage of cumin oil and olive oil is 0.7 cc/ head/ day. This a study conducted of mice that had been induced dextrose 40% by using a sample of a much as 30 female mice. The results of statistical independent t-test, there was no difference or both of the test sample may lower blood glucose levels among female mice were treated with cumin oil and treated with olive oil. While the results of the data was tested using SPSS statistical Paired t-test showed that effectively lower blood glucose levels are olive oil, because there is a significant difference between before and after administration of olive oil after 7 days of dosing.
IDENTIFIKASI Staphylococcus aureus DAN HITUNG TOTAL JUMLAH KUMAN PADA BAKPIA KACANG HIJAU Richa Dwi Lestari; Evy Ratnasari Ekawati; Imam Suryanto
Jurnal SainHealth Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Faculty of Health Sciences Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jsh.v2i2.254.1-4

Abstract

Kue bakpia merupakan kue tradisional yang dikenal di beberapa daerah di Indonesia. Kue bakpia terbuat dari bahan-bahan seperti terigu, minyak sayur, gula halus, air dan garam. Isian dari kue bakpia ini umumnya adalah kacang hijau. Bakpia ada dua jenis, yaitu bakpia basah dan bakpia kering. Daya tahan dari bakpia basah dan bakpia kering berbeda. Bakpia basah bertahan sampai empat hari dan bakpia kering dapat bertahan hingga tiga minggu, terkadang juga kurang dari seharusnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya kontaminasi kuman Staphylococcus aureus dan menghitung jumlah total kuman dengan metode ALT pada kue bakpia basah. Hasil pemeriksaan identifikasi kuman Staphylococcus aureus terhadap 5 (lima) sampel bakpia kacang hijau basah didapatkan 2 (dua) sampel, yaitu sampel BP3 dan BP4 terkontaminasi Staphylococcus aureus. Sedangkan dari hasil hitung total jumlah kuman pada 5 (lima) kue bakpia kacang hijau basah belum memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI 7388:2009) tentang pangan, khususnya bakpia kacang hijau dengan batas maksimum cemarannya adalah 1 x 104 cfu/g sampel.