Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Seniman Mengajar Sebagai Metode Program Pendampingan Psikobudaya Masyarakat Tri Wahyudi
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 1, No 1 (2020): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v1i1.1563

Abstract

Teaching artist is conducted as the result of government’s concern that in this case represented by Directorate General of Art. Hence people who pay attention to culture education, cultural observer, and artists selected from selection process conducted by the government perform psycho-cultural advocacy or assistance toward customary society with the participatory concept of collaboration and assistance. One of concerns that becomes this program attention and advocacy is that economy potency and customary society’s awareness to develop its potency based on local wisdoms in the customary and cultural environments have not been strengthened yet. Therefore, one of objectives from the importance of psycho-cultural assistance toward customary society through the participatory praxis of art in the middle of modernization that appears in customary society’s life is to jointly develop cultural potency that can be seen from communally or individually created artworks based on traditional arts into a local wisdom that’s able to compete globally. In this case, it does not only give effects to economical welfare but also the formation of people’s character and mentality namely they are able to communicate and introduce their cultural and customary wealths based on their local wisdom to global society.ABSTRAK  Seniman Mengajar diselenggarakan ditengah kekhawatiran pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Dirjen Kesenian dan masyarakat yang peduli dengan pendidikan kebudayaan, para pengamat kebudayaan dan bersama dengan Seniman yang terpilih dari proses seleksi yang dilakukan untuk melakukan advokasi atau pendampingan psikobudaya kepada masyarakat adat dengan konsep kolaborasi dan pendampingan yang bersifat partisipatoris, salah satu keprihatinan yang menjadi perhatian dan advokasi program ini adalah belum menguatnya potensi perekonomian dan kesadaran masyarakat adat untuk mengembangkan potensi dirinya berdasarkan atas sumber kearifan lokal yang ada dalam lingkungan adat dan budayanya itu sendiri. Maka dari itu inilah salah satu tujuan pentingnya pendampingan psikobudaya kepada masyarakat adat melalui praksis partisipatori seni ditengah arus modernisasi yang muncul ditengah kehidupan warga masyarakat adat agar dapat bersama-sama mengembangkan potensi kebudayaan yang dalam hal ini dilihat dari hasil karya seni yang diciptakan secara komunal maupun individual yang berbasis seni tradisi menjadi sebuah kearifan lokal yang mampu bersaing secara global,dalam hal ini tentu saja yang berdampak bukan hanya kesejahteraan dalam hal perekonomian akan tetapi juga dari faktor pembentukan karakter dan mental masyarakat yang akhirnya akan mampu berkomunikasi untuk mengenalkan kekayaan budaya dan adat istiadat berdasarkan atas kearifan lokal yang dimiliki kepada masyarakat global. 
HIBRIDITAS KEBUDAYAAN JAWA SURINAME PADA ALAT MUSIK GAMELAN Tri Wahyudi
Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 3 No 2 (2021): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v3i2.103

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang hibriditas budaya masyarakat Suriname Jawa yang tercermin dari fenomena kegiatan kesenian yang dilakukan salah satunya adalah tradisi memainkan gamelan Jawa yang masih dapat disaksikan disebagian kecil lingkungan sosial masyarakat Suriname keturunan Jawa. yang menarik, bentuk, proses penciptaan, aturan, dan cara memainkannya cukup berbeda dengan gamelan Jawa di tanah leluhurnya, Jawa. Perbedaan ini tidak lepas dari sejarah awal migrasi orang Jawa ke Suriname yang pertama kali tiba pada tanggal 9 Agustus 1890, dimana sebagian besar pendatang adalah orang Jawa dalam sistem pendidikan kolonial Hindia Belanda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi wawancara dan dokumentasi dengan cara datang ke negara Suriname untuk bertemu langsung dengan narasumber, serta analisis data melalui reduksi, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan mengenai aspek hibriditas pada instrumen gamelan yang ada di Suriname dan Indonesia. Kata Kunci : Budaya Hibrid, Jawa Suriname, Gamelan ABSTRACT This study discusses the hybrid culture of Javanese Surinamese people which is reflected in the phenomenon of artistic activities carried out, one of which is the tradition of playing Javanese gamelan, which can still be witnessed in a small part of the social environment of the Javanese Surinamese descendants. What is interesting is that the form, the process of creation, the rules, and the way of playing are quite different from Javanese gamelan in their ancestral land, Java. This difference cannot be separated from the early history of Javanese migration to Suriname which first arrived on August 9, 1890, where most of the immigrants were Javanese in the Dutch East Indies colonial system. this research uses qualitative research with data collection techniques through observation, interviews, and documentation by coming to Suriname to meet directly with respondents, as well as data analysis through reduction, data presentation, verification, and conclusions regarding the hybridity aspect of a set of gamelan instruments in Suriname and Indonesia. Keywords : Hybridity Culture, Javanese Suriname, Gamelan
Ilustrasi Dalam Perancangan Buku Novel Berjudul "Reuni SMP" Karya Lian Sebagai Refleksi Kesehatan Mental Dan Upaya Pencegahan Bullying Delicia Delicia; Tri Wahyudi
VISUAL Vol 18 No 2 (2023)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/vis.v18i2.23559

Abstract

Bullying adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti penindasan dalam bahasa Indonesia. Tindakan bullying sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental seseorang. Dampak terhadap kesehatan mental dapat dilihat melalui tekanan psikologis yang merupakan efek negatif dari bullying. Sangat disayangkan karena banyak orang dan masyarakat sekitar sering menganggap remeh atau bahkan biasa akan hal ini. Dengan adanya buku mengenai hal ini yang dibuat dalam buku novel ilustrasi, dapat memberikan rasa tidak mudah merasa bosan saat membacanya karena adanya dukungan ilustrasi sehingga diharapkan agar dapat meningkatkan minat membaca pada era seperti jaman sekarang ini. Hal ini juga akan didukung dengan mengadakan kegiatan offline seperti peluncuran dan bedah buku novel ilustrasi Reuni SMP yang akan menghadirkan moderator serta narasumber yang sesuai pada bidangnya, sehingga dapat memberikan edukasi dan pengalaman secara langsung. Metode yang akan digunakan dalam pembuatan buku novel ilustrasi Reuni SMP adalah metode Robin Landa yang terdiri dari 5 tahap yaitu melalui orientasi, analisis dan strategi, konsep perancangan, pengembangan desain, dan implementasi. Media buku ini memiliki ukuran 13 cm x 20 cm dalam bentuk buku soft cover. Pembuatan buku novel ilustrasi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat agar lebih sadar serta peduli terhadap tindakan bullying dan dapat membantu untuk mencegahnya yang berdampak pada kesehatan mental orang yang mengalaminya.