Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSENTRASI MINERAL BESI DARI RESIDU BAUKSIT KALIMANTAN BARAT UNTUK BAHAN BAKU PELEBURAN BESI MUCHTAR AZIZ; MUTA’ALIM MUTA’ALIM; SITI ROCHANI; AGUS WAHYUDI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.384 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No1.2010.878

Abstract

Endapan bauksit di Kalimantan Barat mempunyai potensi yang besar, namun residu hasil pemrosesan bisa menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan bila tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini mencoba mengolah residu bauksit tersebut dengan metode pemisahan magnetik, pemanggangan dan pelarutan. Pemrosesan bauksit tersebut telah dilakukan di laboratorium, menghasilkan alumina terekstraksi 77 % serta residu bauksit (red mud) 38 % berat. Residu bauksit mengandung 36,7 % Fe2O3. Konsentrasi langsung pada residu bauksit dengan magnetik separator 2000 gauss menghasilkan konsentrat besi berkadar 61,92 % Fe2O3 (43,34 % Fe) dengan perolehan 20 %. Pemisahan magnetik dengan intensitas magnet 1000 gauss terhadap residu pemanggangan dan pelarutan dapat menghasilkan konsentrat besi berkadar 65,76 % Fe2O3 (46,03 % Fe) dengan perolehan besi 13 %. Konsentrat besi ditingkatkan kadarnya lebih lanjut melalui pemanggangan magnetisasi dan pemisahan magnetik. Hasilnya menunjukkan kadar konsentrat besi dapat ditingkatkan menjadi 88,98 Fe2O3 (62,29 % Fe) dengan perolehan besi 70 %. Kadar tersebut telah memenuhi syarat untuk peleburan besi menghasilkan besi wantah.
ELIMINASI SENYAWA SILIKA DARI TERAK PELEBURAN TIMAH MENGGUNAKAN ASAM FLUORO-SILIKAT Nuryadi Saleh; Isyatun Rodliyah; Siti Rochani
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.365 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.710

Abstract

Terak merupakan produk samping proses peleburan timah yang masih mempunyai nilai ekonomi karena mengandung unsur-unsur logam berharga seperti titanium, tantalum, niobium, wolfram dan sekelumit unsur logam tanah jarang. Logam-logam tersebut diperlukan untuk bahan material maju seperti magnet permanen, baterai hibrid, katalis, generator, telepon, komputer, TV dan serat optik. Terak tersebut mengandung silika cukup tinggi yang sangat mengganggu proses ekstraksi logam berharganya apabila tidak dipisahkan terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan mengeliminasi silika dari terak timah, dengan proses dekomposisi basah yaitu melarutkannya di dalam asam fluoro-silikat dengan variasi konsentrasi asam, suhu dan waktu pemanasan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah persen keterlarutan silika tertinggi hanya 34,55% pada kondisi optimum konsentrasi asam H2SiF6 : H2O = 2:1, waktu pelarutan 0,5 jam pada suhu 90ºC. Persen keterlarutan silika masih rendah, namun kecenderungan silika tereliminasi dari terak akan memudahkan proses ekstraksi unsur-unsur berharganya yang ditandai dengan kenaikan senyawa-senyawa ThO2, V2O5, Nb2O5, Ta2O5, WO3 dan Y2O2 di dalam residu terak.
ELIMINASI SENYAWA SILIKA DARI TERAK PELEBURAN TIMAH MENGGUNAKAN ASAM FLUORO-SILIKAT Nuryadi Saleh; Isyatun Rodliyah; Siti Rochani
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.710

Abstract

Terak merupakan produk samping proses peleburan timah yang masih mempunyai nilai ekonomi karena mengandung unsur-unsur logam berharga seperti titanium, tantalum, niobium, wolfram dan sekelumit unsur logam tanah jarang. Logam-logam tersebut diperlukan untuk bahan material maju seperti magnet permanen, baterai hibrid, katalis, generator, telepon, komputer, TV dan serat optik. Terak tersebut mengandung silika cukup tinggi yang sangat mengganggu proses ekstraksi logam berharganya apabila tidak dipisahkan terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan mengeliminasi silika dari terak timah, dengan proses dekomposisi basah yaitu melarutkannya di dalam asam fluoro-silikat dengan variasi konsentrasi asam, suhu dan waktu pemanasan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah persen keterlarutan silika tertinggi hanya 34,55% pada kondisi optimum konsentrasi asam H2SiF6 : H2O = 2:1, waktu pelarutan 0,5 jam pada suhu 90ºC. Persen keterlarutan silika masih rendah, namun kecenderungan silika tereliminasi dari terak akan memudahkan proses ekstraksi unsur-unsur berharganya yang ditandai dengan kenaikan senyawa-senyawa ThO2, V2O5, Nb2O5, Ta2O5, WO3 dan Y2O2 di dalam residu terak.
KONSENTRASI MINERAL BESI DARI RESIDU BAUKSIT KALIMANTAN BARAT UNTUK BAHAN BAKU PELEBURAN BESI MUCHTAR AZIZ; MUTA’ALIM MUTA’ALIM; SITI ROCHANI; AGUS WAHYUDI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No1.2010.878

Abstract

Endapan bauksit di Kalimantan Barat mempunyai potensi yang besar, namun residu hasil pemrosesan bisa menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan bila tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini mencoba mengolah residu bauksit tersebut dengan metode pemisahan magnetik, pemanggangan dan pelarutan. Pemrosesan bauksit tersebut telah dilakukan di laboratorium, menghasilkan alumina terekstraksi 77 % serta residu bauksit (red mud) 38 % berat. Residu bauksit mengandung 36,7 % Fe2O3. Konsentrasi langsung pada residu bauksit dengan magnetik separator 2000 gauss menghasilkan konsentrat besi berkadar 61,92 % Fe2O3 (43,34 % Fe) dengan perolehan 20 %. Pemisahan magnetik dengan intensitas magnet 1000 gauss terhadap residu pemanggangan dan pelarutan dapat menghasilkan konsentrat besi berkadar 65,76 % Fe2O3 (46,03 % Fe) dengan perolehan besi 13 %. Konsentrat besi ditingkatkan kadarnya lebih lanjut melalui pemanggangan magnetisasi dan pemisahan magnetik. Hasilnya menunjukkan kadar konsentrat besi dapat ditingkatkan menjadi 88,98 Fe2O3 (62,29 % Fe) dengan perolehan besi 70 %. Kadar tersebut telah memenuhi syarat untuk peleburan besi menghasilkan besi wantah.
STUDI PERBANDINGAN PROSES PELINDIAN UNTUK EKSTRAKSI SKANDIUM DARI TERAK RESIDU BAUKSIT Sariman; Siti Rochani; Nuryadi Saleh; Isyatun Rodliyah; Erika Arum Dianawati; Retno Wijayanti
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol19.No3.2023.1509

Abstract

Scandium is classified as a rare earth element. Its existences are geochemically in small amounts as associate minerals. Consequently, scandium production is minimally from processing residues of major minerals. Indonesia has large bauxite deposits, and it is processed into alumina, producing bauxite residue as a by-product. The bauxite residue contains rare earth metals, including scandium. In this study, various ways of extracting scandium from bauxite residue slag were carried out. The bauxite residue beneficiation process was done through a smelting reduction process followed by magnetic separation. Scandium extractions were carried out from the bauxite residue slag through a leaching process with concentrated sulfuric, sulfation, alkali fusion, and a 2-stage acid leaching. The best percentage of scandium extracted was obtained at 88.40%, using the 2-stage acid leaching at the acid concentration of 500 g/kg, the temperature of 90oC, and the leaching time at 3 hours for each leaching stage. In addition, the best neodymium extracted achieved  76,97%, using the alkali fusion, fused in NaOH at 700oC for 3 hours.