Irwan Koto
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Respon Tanah terhadap Gelombang Gempa Bumi di Curup dan Implementasi Pembelajaran Fisika Pio Kurnia Gusti; Muhammad Farid; Eko Swistoro; Irwan Koto
PendIPA Journal of Science Education Vol 3, No 1 (2019): FEBRUARY
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.127 KB) | DOI: 10.33369/pendipa.3.1.45-53

Abstract

ABSTRACT[Identification of Soil Response to Earthquake Waves in Curup and its Implementation on Physics Learning]. Scientific research has been conducted in the Curup in five districts namely Selupu Rejang, center Curup, eastern Curup, southern Curup and Curup city. Curup city is a mountainous area located in the earthquake belt. The aim of research was to determine the level of vulnerability of land in the Curup city and to explain the difference in student learning outcomes XI IPA 1 and XI IPA 2 after participating in learning by using learning model Problem Based Learning (PBL) and Conventional Methods on the material elasticity. Seismic susceptibility index data values obtained from field research using HVSR microseismic tools. Data management using DATAPRO software and GEOPSY software. The result of the highest level of susceptibility to the soil is 4.18 and is located at the maximum temperature of the soil. The results of educational research show that there are differences in student learning outcomes taught with PBL learning models and conventional methods. The experimental class learning outcomes have an average value of 80.70, while the control class has an average value of 73.20. Keywords: Vulnerability; earthquake; PBL model.(Received August 14 , 2018; Accepted January 10, 2019; Published February 27, 2019)  ABSTRAKPenelitian sains telah dilakukan di Daerah Curup di lima kecamatan yaitu Selupu Rejang, Curup Tengah, Curup Timur, Curup Selatan dan Curup Kota pada tanggal 07 Agustus 2016. Kota Curup merupakan daerah pegunungan yang terletak pada jalur gempa. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kerentanan tanah di kota Curup dan Untuk menjelaskan Perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Metode Konvensional pada materi elastisitas. Data nilai indeks kerentanan seismik diperoleh dari penelitian lapangan dengan menggunakan alat mikroseismik HVSR. Pengelolahah data menggunakan software DATAPRO dan software GEOPSY. Hasil tingkat kerentanan tanah tertinggi mencapai 4,18 dan terletak pada kecamatan Selupu Rejang. Hasil penelitian pendidikan menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran PBL dan metode konvensional. Hasil belajar kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 80,70, sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 73,20.Kata kunci: Kerentanan; gempa bumi; model PBL.
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Gelombang Cahaya dengan Penerapan Model Inkuiri Berbantuan Simulasi PhET di Kelas XI MIPA E SMAN 2 Kota Bengkulu Enna Marti Eka Putri; Irwan Koto; Desy Hanisa Putri
Jurnal Kumparan Fisika Vol 1, No 2 Agustus (2018): Jurnal Kumparan Fisika
Publisher : Unib Press, Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.193 KB) | DOI: 10.33369/jkf.1.2.46-52

Abstract

 Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep gelombang cahaya dengan penerapan model Inkuiri berbantuan simulasi PhET. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA E SMA Negeri 2 Kota Bengkulu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa, lembar tes untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep gelombang cahaya. Hasil analisis data observasi aktivitas guru siklus I diperoleh skor rata-rata 16,5 (kriteria cukup), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 19,5 (kriteria baik), pada siklus III aktivitas guru kembali meningkat hingga skor rata-rata m encapai skor maksimal yaitu 21 (kriteria baik). Hasil analisis data observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh skor rata-rata 17,5 (kriteria baik), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 20 (kriteria baik), pada siklus III aktivitas siswa kembali meningkat hingga skor rata-rata mencapai skor maksimal yaitu 21 (kriteria baik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan proses sains pada siklus I sebesar 64,24 (kriteria cukup), pada siklus II sebesar 79,63 (kriteria baik), dan pada siklus III sebesar 92,96 (kriteria sangat baik). Penguasaan konsep gelombang cahaya pada siklus I sebesar 77,27 (kriteria baik), pada siklus II sebesar 87,04 (kriteria baik), dan pada siklus III 90,74 (kriteria sangat baik). Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model Inkuiri berbantuan simulasi PhET dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep gelombang cahaya. Kata kunci: Aktivitas Siswa, Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep gelombang cahaya, Model Inkiuiri, simulasi PhET
Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Minat Belajar Fisika dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 1 Kota Bengkulu Mika Dwi Permata; Irwan Koto; Indra Sakti
Jurnal Kumparan Fisika Vol. 1 No. 1 April (2018): Jurnal Kumparan Fisika
Publisher : Unib Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.741 KB) | DOI: 10.33369/jkf.1.1.30-39

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan minat belajar fisika siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model project based learning dan metode penugasan. Penelitian dilakukan di dua kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment Research tipe nonequivalent control group design. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling yang sebelumnya telah diuji normalitas dan homogenitas diperoleh  siswa kelas X MIPA 4 sebagai kelas uji coba (eksperimen) dan siswa kelas X MIPA 3 sebagai kelas pembanding (kontrol) dengan metode penugasan. Jumlah siswa yang terlibat sebanyak 57 siswa yang terdiri dari 28 siswa dari kelas X MIPA 4 dan 29 siswa dari kelas X MIPA 3. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk minat belajar fisika dan tes untuk kemampuan berpikir kritis. Analisis data menggunakan uji-t dua sample indenpendent dengan rumus t-test poolled varian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar fisika dan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang diajarkan menggunakan model project based learning dengan siswa yang diajarkan dengan metode penugasan. Minat belajar fisika dan kemampuan berpikir kritis siswa meningkat terlihat dari nilai posttest, sehingga dapat disimpulkan bahwa model project based learning berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar fisika dan kemampuan berpikir kritis siswa.Kata kunci : Model project based learning, minat belajar fisika, kemampuan berpikir kritis siswa
Pengaruh Pembelajaran Cooperative Problem Solving Berbantuan Media Virtual Phet terhadap Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Kelas X MIPA SMAN 1 Bengkulu Selatan Reza September Hotman; Irwan Koto; Nyoman Rohadi
Jurnal Kumparan Fisika Vol. 1 No. 3 Desember (2018): Jurnal Kumparan Fisika
Publisher : Unib Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.468 KB) | DOI: 10.33369/jkf.1.3.51-56

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perbedaan motivasi berprestasi antara siswa yang dibelajarkan dengan  model Cooperative Problem Solving berbantuan media virtual PhET dan model Cooperative Problem Solving berbantuan media konvensional dan 2) untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang dibelajarkan dengan  model Cooperative Problem Solving berbantuan media virtual PhET dan model Cooperative Problem Solving berbantuan media konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan dua desain yaitu desain posttest only control group design untuk variabel motivasi berprestasi dan desain nonequivalent control group design untuk variabel kemampuan pemecahan masalah. Populasi penelitian ini adalah 153 siswa kelas X MIPA SMAN 1 Bengkulu Selatan. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk memperoleh dua kelas: kelas X MIPA 2 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 5 yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Data diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk essay dan angket motivasi berprestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan pemelajaran CPS berbantuan media virtual PhET dan siswa yang dibelajarkan dengan model CPS berbantuan media konvensional (2) Tidak terdapat perbedaan motivasi berprestasi  yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan pemelajaran CPS berbantuan media virtual PhET dan siswa yang dibelajarkan dengan model CPS berbantuan media konvensionalKata kunci: Pembelajaran Cooperative Problem Solving, Media Virtual PhET, Motivasi Berprestasi, Kemampuan Pemecahan Masalah.