Ikhwan Syahtaria
Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

JOURNAL REVIEW: PERBANDINGAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK LIFE CYCLE ASSESSTMENT (LCA) UNTUK TEKNOLOGI ENERGI Yasfina Arba; Ikhwan Syahtaria; Suyono Thamrin
Citizen : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): CITIZEN: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : DAS Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53866/jimi.v2i2.75

Abstract

Perubahan bentuk energi menjadi bentuk yang lain memberikan pengaruh terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan permasalahan kerusakan lingkungan. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan ialah seperti timbulnya polusi udara yang dapat menyebabkan hujan asam, asap, perubahan iklim, pemasanan global, dan sebagainya. Adanya hal tersebut diperlukannya teknologi serta sistem yang dapat meminimalisir timbulnya berbagai masalah. Metode Life Cycle Assesstment (LCA) adalah metode yang sering digunakan oleh industri untuk mengukur dampak lingkungan berdasarkan bahan mentah yang digunakan hingga proses produksi. Dalam menggunakan metode LCA diperlukan perangkat lunak yang mendukung. Keberadaan perangkat lunak pemodelan LCA sangat beragam serta memiliki karakteristiknya masing – masing sehingga setiap industri disarankan untuk tepat dalam memilih dan menggunakan jenis perangkat lunak sesuai dengan produksinya. Jenis perangkat lunak yang sering digunakan ialah SimaPro, GaBi, dan OpenLCA. Ketiga perangkat tersebut akan penulis lakukan perbandingan melalui studi literatur. Adanya metode LCA dapat membantu dalam mempercepat tujuan Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) dan mewujudkan transisi energi menuju energi hijau yang lebih ramah lingkungan. Dalam hal ini, teknologi energi perlu dilakukan analisis dampak lingkungan terlebih dahulu menggunakan metode LCA yang mudah dan memberikan hasil secara sistematis dan transparan. Selain itu, metode LCA telah terindeks dalam ISO 14040 dan ISO 14044 sehingga tidak perlu dikhawatirkan karena tentunya hasil penilaian dampak lingkungan dapat diakui secara global.
OPTIMALISASI LIMBAH EUCHEUMA COTTONII GUNA AKSELERASI PEMANFAATAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI LINGKUP KEMENTERIAN PERTAHANAN Anis Sakina Kurniawati; Rudy Laksmono; Ikhwan Syahtaria
Citizen : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): CITIZEN: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : DAS Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53866/jimi.v2i2.90

Abstract

The New Renewable Energy Bill or better known as the EBT Bill is a discourse to provide a legal framework regarding policy stipulation, management, supply, and utilization of new and renewable energy. The EBT Bill is expected to be a structured and directed guideline in its implementation from a national to regional scale. With the enactment of the EBT Bill, the use of fossil energy must gradually stop. So it is necessary to look for other alternatives as a source of energy, especially in liquid fuels. One of the potentials that Indonesia as an archipelagic country can exploit is its marine products. E.cottonii is one of Indonesia's marine products that has the potential to be processed into bioethanol. The E.cottonii processing industry is spread across various regions of the Republic of Indonesia. Abundant production is also followed by an abundance of residual production waste. This waste is sometimes if not managed properly it will contribute to the emergence of environmental pollution. Therefore, the waste generated from the E.cottonii processing industry should be optimized by making bioethanol. E.cottonii waste which is used as bioethanol can be categorized as a 2nd generation biofuel, of course it will not disturb the stability of foodstuffs. This optimization step is carried out as a form of accelerating the use of new and renewable energy. It is also hoped that the utilization of this waste can be used as a source of liquid fuel to support operations within the ministry of defense.
Strategi Taiwan Dalam Menghadapi Ancaman Republik Rakyat Cina di Selat Taiwan Deni Yulyadi; Beni Rudiawan; Ikhwan Syahtaria
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i1.5299

Abstract

Abstrak Perlu kita ingat kembali pada bulan februari 2022 pasukan Rusia menempatkan Kekuatan udaranya dan angkatan daratnya diperbatasan yang berbatasan dengan ukraina dan juga menempatkan pasukannya di belarusia, siapa sangka pasukan rusia yang diparkir tersebut diprediksi hanya unjuk kekuatan militernya, pada kenyataannya Rusia menyerang secara cepat ke Ibukota Ukraina Kiev, baru-baru ini tanggal 12 Desember 2022 Beijing menempatkan 18 Pesawat Pembomnya H-6 yang berkuatan Nuklir di sekitar perbatasan dengan Taiwan sebagai respon kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan, akankah pecah peperangan antara Republik Rakyat Cina dengan Republik China Taiwan, semua pasti tidak tau kapan terjadinya serangan, saya akan memaparkan strategi dari sudut pandang saya berperan sebagai Taiwan, yang di atas kertas kekuatan militer taiwan lebih imperior bila dibadingkan dengan kekuatan militer Republik Rakyat Tiongkok, akankah taiwan dapat di taklukan!, ataukah taiwan dapat melakukan perlawananan sengit seperti halnya perang antara Rusia dan Ukraina, ataukah taiwan dapat melakukan serangan balik, tentunya fokus pembahasan artikel ini adalah penggunaan Ruang udara, Laut, dan Dasar laut pada selat taiwan, dimana selat ini merupakan batu loncatan Beijing menguasai Taipeh, berikut ulasannya. Keywords: selat taiwan, naval war, sea denial, policy, surface-to-surface missile (SSM) Abstract We need to remember again that in February 2022 Russian troops placed their air power and ground forces on the border with Ukraine and also stationed their troops in Belarus, who would have thought that the Russian troops that were parked were predicted to be just a show of military strength, in fact Russia attacked quickly to the Ukrainian capital Kiev, as recently as December 12, 2022 Beijing placed 18 Nuclear-powered H-6 Bombers around the border with Taiwan in response to the visit of the Speaker of the House of Representatives Nancy Pelosi to Taiwan, will war break out between the People's Republic of China and the Republic of China Taiwan, everything is certain I don't know when the attack will occur, I will explain the strategy from my point of view acting as Taiwan, which on paper Taiwan's military strength is more inferior when compared to the military power of the People's Republic of China, will Taiwan be conquered!, or can Taiwan put up such fierce resistance? Like the war between Russia and Ukraine, or can Taiwan counterattack, of course the focus of the discussion in this article is the use of the Airspace, Sea and Seabed in the Taiwan Strait, where this strait is a springboard for Beijing to control Taipei, along with its review. Keywords: taiwan strait, naval war, sea denial, policy, surface-to-surface missile (SSM)