Taufik Eko Nugroho
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

THE EFFECT OF ANALGESICS COMBINATION OF PARACETAMOL AND CODEINE ADMINISTRATION TO SERUM UREA IN MALE WISTAR RATS Akhiar Mar'i; Taufik Eko Nugroho; Erwin Kresnoadi; Parish Budiono
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.918 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27673

Abstract

Background: A combination of the analgesic drug Paracetamol and Codeine can be used in moderate to severe pain management. Both are classified into two different groups of analgesics, thus they have a different mechanism of action. The combination of Paracetamol and Codeine provides better potential and work synergistically in pain management. This combination of analgesic drugs also has no potential side effects on the kidneys. Objective: To determine the combination of paracetamol and codeine analgesics on serum urea levels in male Wistar rats. Method: This study is an experimental study with a Post Test Only Control Group Design. Samples were 20 Wistar rats with certain criteria, randomly divided into 4 groups: control group, 32 mg/kgBW paracetamol group, 1,9 mg/kgBW codeine group, and 32 mg/kgBW paracetamol combination group and codeine 1,9 mg/kgBW. Giving is done orally with gastric sonde 4 times a day for 28 days. Day 29, blood is drawn through retroorbital vessels to measure serum urea levels. Statistical tests using the ANOVA and Post-Hoc tests. Results: The results obtained by the control group (32.1880), treatment group 1 (32.4240), treatment group 2 (32.3000), and treatment group 3 (31.1560). The One Way ANOVA statistical test results showed that the value of p = 0.970 (p> 0.05) which means there are no significant differences in serum urea levels between the four groups. Conclusion: There was no significant difference in the increase in the urea level between the combination of paracetamol and codeine compared to the control group. 
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN MORFIN TERHADAP KADAR UREUM SERUM PADA TIKUS WISTAR JANTAN Nadhief Akbar Azzami; Taufik Eko Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.478 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23347

Abstract

Latar Belakang: Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan. Nyeri dapat dibagi menjadi dua menurut durasi nya yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Pada penatalaksanaan nyeri, sering digunakan obat analgesik kombinasi untuk mengurangi rasa nyeri. Kombinasi parasetamol dan morfin dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri terutama nyeri sedang hingga berat. Parasetamol dan morfin selain bisa mengurangi rasa nyeri, juga memiliki efek samping terhadap organ penting didalam tubuh terutama pada ginjal. Fungsi ginjal yang dapat dinilai untuk mengetahui efek samping penggunaan obat analgesik adalah kadar ureum serum. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian analgesik kombinasi parasetamol dan morfin terhadap kadar ureum serum tikus wistar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah 24 ekor tikus wistar dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok pemberian parasetamol 9 mg, kelompok pemberian morfin 0,18 mg, dan kelompok pemberian kombinasi parasetamol 9 mg dan morfin 0,18 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung sebanyak 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke-15, dilakukan pengambilan darah melalui pembuluh darah retroorbita untuk diukur kadar ureum serum. Uji statistik menggunakan uji ANOVA dan Post – Hoc. Hasil: Hasil penelitian diperoleh dari uji statistic dimana terdapat peningkatan kadar ureum serum yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian kombinasi parasetamol dan morfin terhadap kelompok kontrol (p = 0,003), terdapat peningkatan kadar ureum serum yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian parasetamol terhadap kelompok kontrol (p = 0,009), terdapat peningkatan kadar ureum serum yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian kombinasi tehadap kelompok morfin (p = 0,043). Namun tidak ada peningkatan yang signifikan dalam kadar ureum serum pada kelompok lain. Kesimpulan: Terdapat perbedaan kenaikan kadar ureum yang signifikan antara pemberian kombinasi parasetamol dan morfin dibandingkan dengan kelompok kontrol.Kata Kunci : Parasetamol, Morfin, Ureum Serum, Nyeri
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL TERHADAP KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR Gianita Puspita Dewi; Taufik Eko Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.904 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14453

Abstract

Latar Belakang : Kombinasi parasetamol dan tramadol merupakan analgesik kombinasi yang ideal dan efektif dalam menangani nyeri derajat sedang sampai berat. Keduanya bekerja pada mekanisme berbeda yang secara sinergis memberikan potensi yang lebih baik dalam penanganan nyeri. Dibalik keunggulan tersebut, obat ini juga memiliki potensi efek samping, salah satunya terhadap ginjal.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian analgesik kombinasi parasetamol dan tramadol terhadap kadar kreatinin serum tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah 28 ekor tikus wistar dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok pemberian parasetamol 9 mg, kelompok pemberian tramadol 0,9 mg, dan kelompok pemberian kombinasi parasetamol 9 mg dan tramadol 0,9 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung sebanyak 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke-15, dilakukan pengambilan darah melalui pembuluh darah retroorbita untuk diukur kadar kreatinin serum. Uji statistik menggunakan uji ANOVA dan Post-Hoc.Hasil : Hasil penelitian diperoleh dari uji statistik dimana tidak terdapat peningkatan kadar kreatinin serum yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian parasetamol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,117), kelompok pemberian tramadol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,076), kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,143), kelompok pemberian parasetamol dibandingkan kelompok pemberian tramadol (p = 0,816), kelompok pemberian parasetamol dibandingkan kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol (p = 0,907), dan kelompok pemberian tramadol dibandingkan kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol (p = 0,727).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar kreatinin serum yang bermakna antara pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMAT PIRUVAT TRANSAMINASE Peggy Rahmat Syahputra; Taufik Eko Nugroho
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.052 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18615

Abstract

Latar Belakang : Kombinasi parasetamol dan tramadol merupakan analgesik kombinasi yang ideal dan efektif dalam menangani nyeri derajat sedang sampai berat. Keduanya bekerja pada mekanisme berbeda dalam penangan nyeri. Dibalik keunggulan tersebut, obat ini juga memiliki potensi efek samping pada tubuh dalam pemakaiannya, salah satunya terhadap hati.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian analgesik kombinasi parasetamol dan tramadol terhadap kadar SGPT tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah 20 ekor tikus wistar dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok pemberian parasetamol 9 mg, kelompok pemberian tramadol 0,9 mg, dan kelompok pemberian kombinasi parasetamol 9 mg dan tramadol 0,9 mg. pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung sebanyak 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke-15, dilakukan pengambilan darah melalui pembuluh darah retroorbita untuk diukur  kadar SGPT. Uji statistik menggunakan uji ANOVA dan Post-Hoc.Hasil : Hasil penelitian diperoleh dari uji statistik dimana tidak didapatkan perbedaan kadar SGPT yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian parasetamol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,651), kelompok pemberian tramadol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,283), kelompok yang mendapat pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,804), kelompok pemberian parasetamol dibandingkan kelompok pemberian tramadol (p = 0,124), kelompok pemberian parasetamol dibandingkan kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol (p = 0,798), kelompok pemberian tramadol dibandingkan kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol (p = 0,192).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kadar SGPT yang bermakna antara pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE TIKUS WISTAR Dana Tri Asmara; Taufik Eko Nugroho
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.185 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18557

Abstract

Latar Belakang : Kombinasi analgesik parasetamol dan tramadol sering digunakan untuk menangani nyeri sedang hingga berat. Kombinasi tersebut memiliki efek sinergisme sehingga efektif dalam menangani nyeri. Penggunaan kombinasi parasetamol dan tramadol dapat menurunkan risiko kerusakan hepar.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi analgesik parasetamol dan tramadol terhadap kadar SGOT tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post-Test Only Control Group Design. Sampel adalah 20 ekor tikus wistar jantan dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, Kelompok II diberi parasetamol dosis 9 mg, Kelompok III diberi tramadol 0,9 mg, dan Kelompok IV diberi kombinasi parasetamol dosis 9 mg dan tramadol dosis 0,9 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke 15 tiap tikus dibius dan diambil darahnya melalui pembuluh darah retroorbita untuk diukur kadar SGOT nya. Data yang didapatkan di analisa menggunakan uji One-Way ANOVA dan uji Post-Hoc.Hasil : Pada uji One-Way ANOVA didapatkan perbedaan yang signifikan (p=0,02) antara semua kelompok. Pada uji Post-Hoc tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada kontrol terhadap perlakuan parasetamol  (p=0,980), kontrol terhadap perlakuan tramadol (p=0,910), kontrol terhadap perlakuan kombinasi (p=0,614), dan perlakuan tramadol terhadap perlakuan kombinasi (p=0,218).Namun, terdapat perbedaan yang signifikan pada perlakuan parasetamol terhadap perlakuan tramadol (p=0,003), dan perlakuan parasetamol terhadap perlakuan kombinasi (p=0,037).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kadar  SGOT yang bermakna antara pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL TERHADAP KADAR UREUM SERUM TIKUS WISTAR Intan Ayuningtyas Hapsari; Taufik Eko Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.549 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14480

Abstract

Latar Belakang : Parasetamol dan tramadol merupakan kombinasi obat analgesik yang umum digunakan. Penggunaan bersamaan terbukti dapat memberikan efek analgesik dengan risiko efek samping lebih rendah. Namun, penggunaan parasetamol dan tramadol jangka waktu panjang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya disfungsi ginjal.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol terhadap kadar ureum serum tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post- Test Only Control Group Design. Sampel adalah 28 ekor tikus wistar jantan dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Kelompok I tidak diberi parasetamol dan tramadol (kontrol), Kelompok II diberi parasetamol dosis 9 mg, Kelompok III diberi tramadol 0,9 mg, dan Kelompok IV diberi kombinasi parasetamol dosis 9 mg dan tramadol dosis 0,9 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke 15 tiap tikus dibius dan diambil darahnya melalui pembuluh darah retroorbita. Kadar urea kemudian akan diukur menggunakan metode standar. Data yang didapatkan di analisa menggunakan uji One-Way ANOVA dan uji Post-Hoc.Hasil : Tidak terdapat kenaikan nilai rerata kadar ureum dari kontrol terhadap perlakuan 1, 2 dan 3 yang signifikan. Pada uji One-Way ANOVA tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p=0,81) antara semua kelompok. Pada uji Post-Hock juga tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada kontrol terhadap perlakuan 1 (p=0,52), kontrol terhadap perlakuan 2 (p=0,36), kontrol terhadap perlakuan 3 (p=0,62), perlakuan 1 terhadap perlakuan 2 (p=0,77), perlakuan 1 terhadap perlakuan 3 (p=0,88), dan perlakuan 2 terhadap perlakuan 3 (p=0,66).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar ureum serum yang bermakna antara pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan dengan kelompok kontrol.