Parish Budiono
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbedaan visual analogue score (VAS) antara prosedur reseksi laparaskopik dengan laparatomi pada penderita kanker kolon Kusumo, M. Hidayat Budi; Budiono, Parish
MEDISAINS Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v14i2.1053

Abstract

Latar Belakang: Reseksi keganasan kolorektal (KKR) dengan menggunakan pendekatan laparoskopik merupakan terobosan baru dalam bidang bedah digestif, dengan kelebihan memiliki outcome jangka pendek yang lebih baik. Tujuan : Mengetahui perbedaan visual analogue score (VAS) antara reseksi laparaskopikdan laparatomi pada keganasan kolon di RSUP dr Kariadi Semarang. periode Juli 2010 sampai dengan Desember 2013. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observational retrospektif, dengan pendekatan cross-sectional terhadap penderita keganasan kolon yang dilakukan reseksi kolon(n=54), dengan pendekatan laparoskopik (n=23) dan laparotomi (n=31) selama periode Juli 2010 sampai dengan Desember 2013. Analisis deskriptif dan uji beda dengan Mann Whitney. Hasil: Visual analogue score (VAS) reseksi laparoskopik lebih rendah (2,83  0,650) dibandingkan laparatomi (4,13  1,565) pada penderita keganasan kolon, dan terdapat perbedaan bermakna dengan P = 0,001 (p < 0,05, CI = 95%). Kesimpulan:Pendekatan bedah laparoskopik pada keganasan kolon memberikan outcome jangka pendek yang lebih baik. Kata kunci: kanker kolon,reseksi laparoskopik, reseksi laparotomi, VAS, visual analogue score
THE EFFECT OF ANALGESICS COMBINATION OF PARACETAMOL AND CODEINE ADMINISTRATION TO SERUM UREA IN MALE WISTAR RATS Akhiar Mar&#039;i; Taufik Eko Nugroho; Erwin Kresnoadi; Parish Budiono
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.918 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27673

Abstract

Background: A combination of the analgesic drug Paracetamol and Codeine can be used in moderate to severe pain management. Both are classified into two different groups of analgesics, thus they have a different mechanism of action. The combination of Paracetamol and Codeine provides better potential and work synergistically in pain management. This combination of analgesic drugs also has no potential side effects on the kidneys. Objective: To determine the combination of paracetamol and codeine analgesics on serum urea levels in male Wistar rats. Method: This study is an experimental study with a Post Test Only Control Group Design. Samples were 20 Wistar rats with certain criteria, randomly divided into 4 groups: control group, 32 mg/kgBW paracetamol group, 1,9 mg/kgBW codeine group, and 32 mg/kgBW paracetamol combination group and codeine 1,9 mg/kgBW. Giving is done orally with gastric sonde 4 times a day for 28 days. Day 29, blood is drawn through retroorbital vessels to measure serum urea levels. Statistical tests using the ANOVA and Post-Hoc tests. Results: The results obtained by the control group (32.1880), treatment group 1 (32.4240), treatment group 2 (32.3000), and treatment group 3 (31.1560). The One Way ANOVA statistical test results showed that the value of p = 0.970 (p> 0.05) which means there are no significant differences in serum urea levels between the four groups. Conclusion: There was no significant difference in the increase in the urea level between the combination of paracetamol and codeine compared to the control group. 
HUBUNGAN ANTARA KADAR ALBUMIN SERUM PRAOPERASI DENGAN ILEUS PASCALAPAROTOMI PERFORASI ULKUS PEPTIKUM David Setiadarma; Parish Budiono; Ani Margawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.095 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i4.22258

Abstract

Latar Belakang: Ileus pascalaparotomi perforasi ulkus peptikum merupakan ileus paralitik yang terjadi setelah dilakukannya laparotomi. Pemeriksaan kadar albumin serum praoperasi merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan sebelum dilakukannya laparotomi. Diharapkan kadar albumin memiliki hubungan dengan ileus pascalaparotomi, sehingga dapat memprediksi terjadinya ileus pascalaparotomi perforasi ulkus peptikum untuk kemudian dapat dilakukan intervensi lebih lanjut untuk menurunkan komorbiditas, lama tinggal, dan biaya perawatan di rumah sakit.Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar albumin serum praoperasi dengan ileus pascalaparotomi perforasi ulkus peptikum melalui waktu pertama flatus, waktu pertama BAB, dan waktu pertama menerima makanan padat.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik prospektif dengan desain cross sectional. Sampel adalah pasien pascalaparotomi perforasi ulkus peptikum dan dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi periode Juli 2017-Maret 2018.Hasil: Dari 25 sampel, didapatkan 18 (72%) laki-laki dan 7 (28%) perempuan dengan rerata usia 52,92±14,99 tahun. Terdapat hubungan yang berbanding terbalik secara signifikan kuat antara kadar albumin serum praoperasi dengan waktu pertama flatus (p<0,001; r=-0,715), waktu pertama BAB (p<0,001; r=-0,679), dan waktu pertama menerima makanan padat (p<0,001; r=-0,675). Didapatkan cut-off point dari kadar albumin serum praoperasi sebesar 2,95 g/dL.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar albumin serum praoperasi dengan ileus pascalaparotomi perforasi gaster.Kata Kunci: kadar albumin serum praoperasi, ileus pascalaparotomi perforasi ulkus peptikum, waktu pertama flatus, waktu pertama BAB, waktu pertama menerima makanan padat.