Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS FUNGSI KARAKTER DUA TOKOH UTAMA DENGAN TEORI MODEL AKTAN PADA FILM “7 HARI 24 JAM” Izzati Dwifitriani; Endang Mulyaningsih; Lilik Kustanto
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 1, No 2 (2018): SENSE
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1110.758 KB) | DOI: 10.24821/sense.v1i2.3487

Abstract

Abstrak
Penggunaan Curiousity untuk Menunjukan Perkembangan Tokoh Utama Dalam Skenario Film Fiksi “Tanda Merah” Miftachul Arifin; Endang Mulyaningsih; Dyah Arum Retnowati
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sense.v5i1.7034

Abstract

Pemanfaatan kelainan langka pada manusia sebagai ide cerita dalam film di Indonesia masih jarang digali potensinya. Film fiksi bergenre fantasi lantas hadir untuk memperlihatkan aspek-aspek imajinatif dari kondisi tersebut. Ketika ketidakmampuan merasakan sakit dan memproduksi keringat untuk mengontrol suhu tubuh, dipertemukan dengan mutasi yang memungkinkan seseorang dapat cepat sembuh dari luka-lukanya.Penggunaan Curiosity ditujukan untuk memainkan rasa ingin tahu penonton. Curiosity yang kerap melingkupi tokoh cerita lalu turut membangun karakteristiknya. Sudut pandang sang tokoh utama menjadi medium dari rasa penasaran penonton. Ditambah beberapa bagian pendek dari sudut pandang tokoh-tokoh lain.Penciptaan skenario “Tanda Merah” menghadirkan keunikan dari kelainan langka di sebuah dunia yang berbeda. Kelainan tersebut bertemu dengan sebuah mutasi yang dapat mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Mutasi yang sukar dijumpai ada di dunia nyata, namun tidak menutup kemungkinan bila berbicara ihwal dunia film bergenre fantasi. Bersama perjalanan tokoh utama menuju titik akhir, beragam konflik mengikutinya di masing-masing dari ketiga babak.
Implikasi Perubahan Naratif Dan Sinematik Dari Ekranisasi Blog "Kambing Jantan" Arami Kasih; Lilik Kustanto; Endang Mulyaningsih
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.824 KB) | DOI: 10.24821/sense.v2i1.5070

Abstract

ABSTRACTFilm as manifestation of concrete ideas in its development can not be separated from the adaptation phenomenon of ecranisation. The ecranisation that most widely carried out so far is from a novel form. Adaptation from others media both as research and creation is still rare. Therefore, the ecranisation from a blog form that generaly known as online diary can be considered an odd phenomenon. This research describes about the adaptation process of blog “Kambing Jantan” from posts collection in book “Kambing Jantan – Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh” to film “Kambing Jantan – Sebuah Film Pelajar Bodoh”.In the process of adaptation found narrative and cinematic changes caused by the differences of media characteristics. The signification of changes in this case is dominate by reduction form. On the next level, the changes can be appears in a continuous implications pattern both in narrative and cinematic area. The changes also can have an impact on story orientation. Keywords : ecranisation, blog, film, narrative, cinematic ABSTRAKFilm sebagai manifestasi gagasan yang kongkrit pada perkembangannya tidak lepas dari fenomena alih wahana ekranisasi. Ekranisasi yang banyak dilakukan sejauh ini adalah pengangkatan dari bentuk novel. Pengangkatan bentuk media lain baik sebagai kajian maupun penciptaan masih terbilang jarang. Oleh sebab itu, ekranisasi dari bentuk blog yang secara umum dikenal sebagai buku harian merupakan fenomena tidak biasa. Penelitian ini membahas proses pengangkatan blog “Kambing Jantan” dari buku kumpulan postingan “Kambing Jantan – Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh” menjadi film “Kambing Jantan – Sebuah Film Pelajar Bodoh”.Pada proses pengangkatan tersebut ditemukan perubahan naratif dan sinematik yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik media. Perubahan dalam hal ini terjadi secara signifikan dengan didominasi oleh bentuk pengurangan. Pada tahap lebih lanjut, perubahan tersebut kemudian membentuk pola implikasi berkesinambungan dalam wilayah naratif dan sinematik. Perubahan yang terjadi dalam proses ekranisasi juga berimplikasi terhadap perubahan orientasi cerita. Kata kunci : ekranisasi, blog, film, naratif, sinematik
BERGESERNYA MAKNA DAN FUNGSI SURAU DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MINANGKABAU MELALUI FILM DOKUMENTER “SURAU KITO” DENGAN GAYA EKSPOSITORI Rizqy Vajra J; Endang Mulyaningsih; Lilik Kustanto
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.07 KB) | DOI: 10.24821/sense.v2i2.5076

Abstract

ABSTRAKSovie montage menjadi teknik yang mengupayakan secara maksimal kekuatan visual yang dipotensikan dalam suatu film.  Makna akan tercipta dari deretan gambar yang disajikan di suatu sequence. Pengalaman artistik kreator dapat tereksplorasi apabila teknik ini yang ingin dicapai.  Film berbicara tentang konflik. Maka, konflik juga dapat diceritakan melalui soviet montage, untuk menggambarkan makna yang lebih dalam  secara visual.Bercerita tentang bagaimana peranan surau dalam memebentuk karakter masyarakat Minangkabau yang makin memudar. Film dokumenter ini membantu kita untuk mengehtahui apa makana, fungsi, dan faktor-faktor kemerosotan surau dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.Bagaimana sejarah berdirinya surau serta mankna dan fungsi surau dalam membentuk karakter masyarakat Minangkabau, dan faktor faktor yang menyebabkan bergesernya makna dan fungsi surau dalam membentuk karakter masyarakat Minangkabau. Bagaimana dampak bagi masyarakat Minangkabau jika surau hilang dan tidak difungsikan sebagai mestinya.Film dokumenter “Surau Kito” merupakan hasil karya seni tugas akhir yang menerapkan gaya dokumenter ekspositori. Penerapan gaya dokumenter ekspositori digunakan untuk menhgarahkan penonton ke sebuah sudut pandang dimana surau sangat berperan penting dalam pembentukan karakter masyarakat Minangkabau yang perlu dijaga dan difungsikan kembali.Kata Kunci : Film, Dokumenter, Ekspoditori, Surau, Minangkabau
Perubahan Unsur Naratif pada Ekranisasi Novel “Dilan : Dia adalah Dilan ku tahun 1990” ke dalam film “Dilan 1990” dan Novel “Dilan : Dia adalah Dilan ku tahun 1991” ke dalam film “Dilan 1991” Sifa Rizky Affiani; Endang Mulyaningsih; Lilik Kustanto
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.439 KB) | DOI: 10.24821/sense.v3i1.5097

Abstract

ABSTRAKMunculnya fenomena pengadaptasian novel ke bentuk film merupakan perubahan substansi dari wacana yang memunculkan istilah ekranisasi. Hal tersebut dirasa perlu karena terdapat hal menarik yang membedakan karya tersebut dengan lainnya yang mampu menjadi kekuatan pada hasil akhirnya. Film “Dilan 1990” dan “Dilan 1991” sukses di pasaran dan menjadi sebuah fenoma, terutama dalam dunia ekranisasi dari karya trilogi.Penelitian yang dilakukan mengenai proses ekranisasi novel ke dalam filmdengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Pada proses ekranisasi meliputi penciutan, penambahan, perubahan bervariasi terdapat perubahan pada unsur naratif. Unsur yang berubah antara lain story, alur, tokoh, latar. Perubahan terjadi secara signifikan dengan didominasi oleh penciutan. Diawali dengan penciutan pada story yang kemudian memengaruhi perubahan pada unsur lainnya. Pada proses kreatif ekranisasi tidak memberi batasan atas apa yang perlu dan tidak untuk dimasukkan. Hal ini memicu pada kebebasan dan variasi dalam proses ekranisasi sebuah karya trilogi Dilan yang saling berkaitan. Kata kunci : naratif, ekranisasi, DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990, Dilan 1990, DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1991, Dilan 1991 
PENERAPAN MODEL PENDEKATAN ADAPTASI NOVEL OLEH LOUIS GIANNETTI MELALUI PERBANDINGAN NARATIF PADA FILM DAN NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK Inggrid Ialfonda Pertiwi; Endang Mulyaningsih; Lilik Kustanto
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 1, No 2 (2018): SENSE
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.392 KB) | DOI: 10.24821/sense.v1i2.3488

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena karya-karya sastra yang diadaptasi ke dalam bentuk film. Sehingga menarik untuk diteliti lebih dalam perubahan ekranisasi yang terjadi di dalam novel ke film dan bagaimana sebuah teori adaptasi digunakan dalam mentransformasikan teks novel menjadi sebuah visual film, tanpa kehilangan esensi novel sebagai hipogramnya. Penelitian ini berfokus pada perbandingan unsur naratif menurut Seymour Chatman, yaitu aksi tokoh, peristiwa, karakter dan lokasi antara novel dan film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase perubahan unsur naratif pada film dan novel TKVDW, juga untuk mengetahui penerapan teori adaptasi yang digunakan dalam film TKVDW.Metode penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel TKVDW cetakan ke 16 karya Buya Hamka dan film TKVDW karya sutradara Sunil Soraya yang dirilis 19 Desember 2012. Penelitian ini akan menggunakan reliabilitas dengan jenis reproduksibilitas. Hasil penelitian ini adalah perbandingan persentase keseluruhan unsur naratif pada akikat ekranisasi dengan jenis perubahan persentase paling dominan adalah penciutan yaitu sebesar 46%, persentase terbesar kedua terletak pada kategori sama yaitu sebesar 19,75%, persentase ketiga terletak pada kategori bertambah yaitu sebesar 17,25% dan persentase paling rendah adalah kategori perubahan variasi yaitu sebesar 17%. Ditelaah lagi aspek persamaan dan perbedaan pada novel dan film TKVDW, persentase persamaannya sebesar 19,75% dan ketidaksamaannya sebesar 80,25%, sehingga pada kasus ini sutradara film TKVDW menggunakan penerapam model pendekatan Loose Adaptation.
Analisis Peran Konflik Tokoh Utama dalam Membangun Suspense pada Film “AMORES PERROS” Lisdia Rahma Delimayanti; Endang Mulyaningsih; Lilik Kustanto
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 1, No 1 (2018): SENSE
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.642 KB) | DOI: 10.24821/sense.v1i1.3314

Abstract

Penelitian berjudul “Analisis Peran Konflik Tokoh Utama dalam Membangun Suspense pada Film “Amores Perros” bertujuan untuk mengetahui bentuk konflik yang terjadi pada tokoh-tokoh utama dan penerapannya dalam membangun/menimbulkan suspense. Metode penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif, bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan tentang fenomena terhadap objek penelitian hingga mendapatkan hasil dan kesimpulan. Langkah penelitian dimulai dengan menonton video film “Amores Perros”, kemudian mencatat kehadiran tokoh utama yang terdapat konflik di dalamnya, mengetahui bentuk konflik serta menemukan hambatan, resiko dan foreshadowing melalui tahapan tangga dramatik sebagai pembangun suspense.Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik tokoh utama pada film “Amores Perros” sangat kompleks dan memiliki beraneka ragam bentuk konflik. Diantaranya konflik relasional (personal), konflik batin, konflik situasional dan konflik sosial. Konflik utama pada cerita pertama Octavio dan Susana adalah ingin membawa pergi Susana. Masalah yang dihadapi tokoh Octavio dilatarbelakangi oleh motif cinta. Konflik utama pada cerita kedua Valeria dan Daniel adalah ambisi Valeria menemukan Richie. Sedangkan konflik utama El Chivo adalah bertemu dengan anaknya Maru. Kesimpulan konflik utama secara garis besar yang terjadi pada seluruh tokoh utama adalah konflik yang dihadapi sebelum kecelakaan, sedang, dan sesudah kecelakaan. Sedangkan ketegangan/suspense yang ditimbulkan berpusat pada peristiwa kecelakaan dan setelah kecelakaan yang merubah kehidupan para tokoh utama dan menimbulkan berbagai konflik baru baik yang berfungsi sebagai konflik utama maupun konflik tambahan. Informasi tokoh utama ditahan di awal cerita untuk menjaga kadar ketegangan/suspense hingga akhir cerita. Letak ketegangan tertinggi berada pada peristiwa kecelakaan dan konflik utama yang timbul di antara tokoh utama setelah kecelakaan.
Pembangunan Karakter Tokoh Utama Melalui Dialog Pada Film Musikal “The Greatest Showman” Alifia Nuralita Rezqiana; Siti Maemunah; Endang Mulyaningsih
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.179 KB) | DOI: 10.24821/sense.v3i2.5124

Abstract

AbstractThe Greatest Showman is a phenomenal musical film that tells a story about an American showman named P. T. Barnum. This film managed to get lot of awards and inspired a lot of people around the world. On the other hand, this film also drew lot of critical criticisms from the film critics. This study aims to analysed the development of the main character through dialogue in musical film The Greatest Showman.The qualitative method with descriptive approach will be used in this study. The data examined in this study are the whole scenes breakdown of the film. This study will be focused on analysing the main character development through dialogue and song lyrics of the film while still considering the visual elements. Dialogues and song lyrics will be analysed by describing the dialogue’s function, structure, style, and the dialogue’s integration with other cinematic elements.The results of this study showed that dialogue has the capability to describe the physiological, sociological and psychological dimensions of the main character. The development of the main character in The Greatest Showman is shown more through the dialogue than visual elements. The result showed there are lots of character dimensions that are only appear through dialogue. Nevertheless, there are also few character dimensions that only appear through visual elements of the film. Keywords: Character Development, Main Character, Dialogue, Musical Film, The Greatest Showman AbstrakFilm The Greatest Showman merupakan film musikal fenomenal yang menceritakan tentang perjalanan karier seorang tokoh seniman pertunjukan bernama P. T. Barnum. Film ini berhasil mendapatkan berbagai penghargaan dan digemari oleh masyarakat, namun juga menuai kritik pedas dari para kritikus film. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan karakter tokoh utama melalui dialog pada film musikal The Greatest Showman.Analisis dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah seluruh breakdown scene Film The Greatest Showman. Analisis pembangunan karakter akan dilihat melalui unsur audio yang terdiri dari dialog dan lirik lagu dengan tetap memperhatikan unsur visual di dalamnya. Dialog dan lirik lagu akan dianalisis dengan cara menguraikan fungsi dialog, struktur dialog, gaya dialog dan integrasi dialog dengan unsur sinematik lain.Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur dialog mampu menunjukkan dimensi fisiologis, sosiologis dan psikologis tokoh utama. Pembangunan karakter tokoh utama pada Film The Greatest Showman lebih banyak ditunjukkan melalui dialog daripada visual. Dialog mendominasi pembangunan dimensi karakter sosiologis dan psikologis. Meskipun demikian, terdapat beberapa dimensi karakter yang hanya muncul melalui unsur visual, terutama pada dimensi fisiologis. Kata kunci : Pembangunan Karakter, Tokoh Utama, Dialog, Film Musikal, The Greatest Showman.
MEMBANGUN SUBJEKTIVITAS PENONTON MELALUI PENDEKATAN INTERAKTIF PADA PENYUTRADARAAN FILM MOCKUMENTARY “BOOKING OUT” Fuad Hilmi Hirnanda; Endang Mulyaningsih; Gregorius Arya Dhipayana
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.737 KB) | DOI: 10.24821/sense.v3i1.5092

Abstract

ABSTRAK            Film mockumentary merupakan suatu bentuk film yang menyimulasikan gaya film dokumenter untuk menceritakan suatu bentuk naratif tertentu, maksud dari menyimulasikan yaitu bentuk film fiksi yang menggunakan teknik film dokumenter untuk mewujudkannya. Film jenis ini mampu menghadirkan suatu realita, fakta, argumentasi serta bentuk refleksi dari filmmaker melalui narasi dramatis yang dibangun. Subjektivitas penonton dibangun melalui persepsi mereka akan bentuk film ini. Film “Booking Out” mengangkat isu seksualitas di masyarakat Indonesia, khususnya prostitusi online yang semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi. Melalui karakter Udin, diceritakan bagaimana seorang pelaku penipu berkedok prostitusi online menjalakan aksinya. Penciptaan karya film ini diwujudkan menggunakan pendekatan interaktif,  ditunjung melalui akting impersonator, casting by type, penggunaan tata kamera dynamic shot dan subjective shot. Konsep ini akan membentuk konstruksi dokumenter yang dapat memberikan kedekatannya dengan penonton. Penonton akan dibawa melalui dokumentasi kehidupan Udin dan keluarganya agar ikut merasakan interaksi terhadap tokoh-tokoh pada film hingga momen-momen kejadian yang terekam pada kamera. Kata kunci: Penyutradaraan, Film Mockumentary, Pendekatan Interaktif, Subjektivitas
Penciptaan Skenario Film Televisi “GUNARDI” Adaptasi Kisah Nyata Gun Jack Menggunakan Sudut Pandang Orang Pertama bukan Sebagai Tokoh Utama Fanni Mardhotillah; Endang Mulyaningsih; Agnes Karina Pritha Atmani
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 1, No 1 (2018): SENSE
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.589 KB) | DOI: 10.24821/sense.v1i1.3315

Abstract

Banyak media dapat digunakan untuk menceritakan kisah nyata, salah satunya skenario film televisi. Skenario adalah karya dalam bentuk tulisan yang menjadi acuan dalam proses pembuatan film.Karya tugas akhir penciptaan skenario ini akan berkisah tentang seorang anak perempuan yang mencari tahu identitas ayahnya. Ayah yang ternyata seorang preman dan juga anggota Badan Intelijen Negara.Memiliki ayah seorang preman terkenal di Yogyakarta pada tahun 2000an menjadi suatu pengalaman menarik sekaligus cobaan berat. Kisah ini dikemas dalam karya tugas akhir yang berjudul Penciptaan Skenario Film Televisi “Gunardi” Adaptasi Kisah Nyata Gun Jack Menggunakan Sudut Pandang Orang Pertama Bukan Sebagai Tokoh Utama. Pendekatan adaptasi yang digunakan yaitu loose atau longgar. Adapasi longgar ini meliputi transfer ide, situasi dan karakter kemudian diubah menjadi skenario “GUNARDI”.Proses penceritaan menggunakan sudut pandang orang pertama bukan sebagai tokoh utama. Tokoh tersebut akan menjadi saksi kisah yang diceritakannya. Penerapan konsep akan digambarkan melalui flashback dan voiceover dalam skenario “GUNARDI”