Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT

ADAT DAN BUDAYA MANGAN BURANGIR (MAKAN DAUN SIRI) PADA SAAT PESTA ADAT BATAK ANGKOLA TAPANULI SELATAN TAPANULI SELATAN Abdi Tanjung; Erwin Siregar
Jurnal Education and Development Vol 7 No 3 (2019): Vol.7.No.3.2019
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1292.595 KB) | DOI: 10.37081/ed.v7i3.1241

Abstract

Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui pengembanagn Ilmu Mananjemen dalam mengkaji sejarah adat dan budaya Mangan Burangir ( Makan Daun Siri) Pada Saat Pesta Adat Batak Angkola di Tapanuli Selatan, selain itu penelitian ini juga bisa memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang budaya Mangan Burangirdi kalangan masyarakat Batak Angkola, Tapanuli Selatan. Pemahaman terhadap adat budaya ini dapat memberikan dorongan bagi masyarakat untuk tetapmanjaga warisan leluhurnya dan serta identitas dari adat istiadat tersebut. Masalah yang di bahas dalam penelitian ini adalah (1) Pentingnya ilmu manajemen dalam mengkaji sejarah adat dan budaya Batak Angkola di Tapanuli Selatan.(2) Faktor apa saja yang mempertimbangkan mangan Burangir(Makan Daun Siri) pada saat pesta adat Batang Angkola di Tapanuli Selatan. (3) Bagaimana Analisi Mananjemen dalam kajian sejarah adat dan budaya Mangan Burangir ( Makan Daun Siri) Pada Saat Pesta Adat Batak Angkola di Tapanuli Selatan. Interpretasi atau penarikan kesimpulan pada tahap ini data baik berupa dokumen maupun kesaksian pelaku sejarah yang terpercaya diperoleh untuk disimpulkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan penyusunan data dan penyajian data yang diperoleh ditekankan tidak hanya dengan menggunakan cara pemaparan sejarah deskriptif-naratif, tetapi juga menggunakan cara pemaparan analitis-kritis. Dalam tradisi Mangan Burangir di Tapanuli Selatan dikaji secara tradisional, Mangan Burangir merupakan intisari kebudayaan masyarakat Batak yang diwarisi secara turun temurun, tidak hanya sekedar tuntunan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam kehidupannya, namun juga merupakan tatanan yang harus ditekuni. (merupakan hukum alam yang maha teratur yang harus diketahui dan disikapi secara bijaksana) untuk menuju kasunyatan serta mencapai kehidupan sejati, bagaimana mereka bertingkah laku dengan sesama dan bagaimana menyadari hakekatnya sebagai manusia serta bagaimana dapat berhubungan dengan sesama.
KEPEMIMPINAN TRADISIONAL MASYARAKAT BATAK ANGKOLA DI KERAJAAN LUAT MARANCAR PADA MASA PENDUDUKAN BELANDA DAN JEPANG (1930-1942) Erwin Siregar; Salman Alparis Sormin
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.018 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i3.2456

Abstract

Problem on this research was funtion and king’s role vanishing in society since paderi invention, Duch and Japan colonization. It brouht a changing to traditional goverment system that has been appropriate to costum and Batak Angkola’s culture. This research was to know that traditional leadhership of Angkola society in Luat Marancar Kingdom before Dutch was coming. Then, it was also to know impact of Dutch and Japan colonization to traditional leadership of Angkola society in Luat Marancar Kingdom. And, it was done in order to know the difference between traditional leadership in Dutch and Japan period in Angkola society in Luat Marancar Kingdom.This research used history method by using primary and secondart sources. Primary sources in this research were kings’ heritance notes who have become a leader in Luat Marancar kingdom, kings’ generation who were still alive till now, and costum figure on that society who were pretened knowing the story of Marancar kingdom. For secondary sources, there were apparatuses regency government, old figures and documents or books that were related to this research. Besides, this research also used interview with some discipline approaches; anthropology, sociology as needed in order to enrich this research.The findings of this research consited of traditional leadership of Marancar Luat society before effect of Dutch was coming, leader or kings’ role and function as leader and costum leader. However, after Dutch Governement came to Luat Marancar, there was a significant changing of leadership concept in Luat Marancar which are kings’ role and fuction changing into Dutch colonization servants in taking tax and controlling hard corvee. While when Japan came, there was no significant changing in government system in Luat Marancar Kingdom.
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH DI MA. AL-MANDILY Erwin Siregar; Erni Suryani
Jurnal Education and Development Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2. 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.189 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i2.3803

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan mengacu pada UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, maka guru wajib menguasai empat kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi pedagogik. Sebagai seorang guru yang telah disertifikasi seharusnya mampu menerapkan kompetensi pedagogik. Namun dalam pembelajaran masih terdapat sebagian guru belum menerapkan kompetensi pedagogik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi pedagogik, mengidentifikasi kendala yang ditemui dalam mengimpelementasikan kompetensi pedagogik dan mengidentifikasi usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling. Jenis datanya adalah data primer dan sekunder. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Data kemudian dianalisis dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa guru sudah memahami konsep kompetensi pedagogik. Namun keadaan dilapangan menunjukkan, bahwa sebagian guru masih kurang menerapkan kompetensi pedagogik dengan baik pada indikator pemahaman terhadap peserta didik dan pengembangan potensi peserta didik. Kendala yang dihadapi guru dari faktor internal, yaitu guru memiliki waktu yang tidak cukup dalam pelaksanaan pembelajaran, kondisi kesehatan yang tidak fit, kurang mengikuti berbagai pelatihan dan kesiapan mengajar guru yang belum matang. Faktor eksternal, yaitu berasal dari sekolah untuk memfasilitasi guru dalam mengajar. Guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik telah mengikuti berbagai pelatihan, seminar, MGMP dan kegiatan lainnya. Dari pihak sekolah sudah berupaya memenuhi kebutuhan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari hasil temuan, maka dalam implementasi kompetensi pedagogik guru sejarah di MA. Al-Mandily belum terlaksana dengan baik. Kendala yang ada berasal dari guru dan juga sekolah dalam memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran.