Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Cloning and sequencing of VP19-encoding gene of white spot syndrome virus from Situbondo’s isolate Sahrul Alim; Dinamella Wahjuningrum; Muhamad Ali
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 2 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.462 KB) | DOI: 10.19027/jai.10.154-164

Abstract

ABSTRACTWhite spot syndrome virus (WSSV) is the most dangerous shrimp pathogen and give a very bad impact to the shrimp industry in many countries, including Indonesia. Furthermore, the vaccine usage is less effective since the local WSSV suspected to have some mutation and have differences in sequence from the one that used for recombinant vaccine production so far. Therefore, it is necessary to produce recombinant vaccine for immunization of local shrimp according to WSSV isolates from Indonesia. Viral protein 19 (VP19) is an important WSSV envelope proteins because of its involvement in the systemic infection of shrimp, so it can be developed as a recombinant vaccine. The objectives of this study are to obtain VP19-encoding gene of WSSV from Situbondo, Indonesia. This research conducted through several stages, DNA genome isolation of Penaeus monodon infected with WSSV, amplification of VP19-encoding gene, isolation of VP19-encoding gene, ligation of VP19-encoding gene into pGEM-T Easy vector, transformation to Escherichia coli, recombinant vector screening, vector isolation using mini preparation technique, vector verification, and sequencing. The result of cloning shows that the size of VP19-encoding gene from Situbondo isolates is similar to VP19-encoding gene from the abroad one, which is 366 bp. However, the sequence result shows that there are some differences on bases and amino acid. However, the result of sequencing shows there are difference of five base and three amino acid arranged VP19 sequence the Situbondo isolate with isolate from several countries. The similiarity of the Situbondo isolate sequence with the other isolate (from Indonesian and other countries) was only 98%. This difference indicates the importance of making a vaccine from a local WSSV genes especially Situbondo isolate.Keywords: white spot syndrome virus, VP19, Penaeus monodonABSTRAKWhite spot syndrome virus (WSSV) merupakan patogen yang paling serius menyerang udang windu dan telah menghancurkan industri udang windu di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Penggunaan vaksin WSSV yang didesain berdasarkan isolat WSSV luar negeri kurang efektif karena diduga WSSV yang menyerang udang Indonesia telah mengalami mutasi dan memiliki perbedaan sekuen. Untuk itu, penggunaan isolat WSSV asal Indonesia, khususnya Situbondo sebagai cetakan dalam memproduksi vaksin rekombinan untuk imunisasi udang di Indonesia sangat perlu dilakukan. Viral protein-19 (VP19) merupakan protein pembungkus WSSV yang penting karena keterlibatannya dalam infeksi sistemik pada udang, sehingga dapat dikembangkan sebagai vaksin rekombinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gen penyandi protein permukaan VP19 virus WSSV isolat Situbondo. Tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah isolasi DNA genom udang windu yang terinfeksi WSSV, amplifikasi gen penyandi protein VP19, isolasi gen penyandi protein VP19, ligasi gen penyandi protein VP19 ke dalam plasmid pGEM-T Easy, transformasi plasmid, skrining plasmid rekombinan, isolasi plasmid dengan teknik mini preparation, verifikasi plasmid dan pengurutan. Hasil pengklonan menunjukkan bahwa ukuran gen penyandi protein VP19 isolat Situbondo sama dengan ukuran gen penyandi protein VP19 isolat asing yaitu 366 pb. Namun hasil pengurutan menunjukkan adanya perbedaan lima basa dan tiga asam amino penyusun sekuen VP19 isolat Situbondo dengan isolat dari beberapa negara lain. Kemiripan sekuen isolat Situbondo dengan isolat lain (dari Indonesia sendiri maupun dari negara-negara lain) hanya sebesar 98%. Adanya perbedaan ini mengindikasikan pentingnya pembuatan vaksin dari gen WSSV lokal khususnya isolat Situbondo.Kata kunci: white spot syndrome virus, VP19, Penaeus monodon
PENDAMPINGAN EKONOMI PASCABENCANA ALAM MELALUI PENGOLAHAN PRODUK JAMBU METE BAGI MASYARAKAT DESA SUGIAN LOMBOK TIMUR Satrijo Saloko; Bambang Budi Santoso; Sahrul Alim; L. Mukhtar Atmawinata
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.382 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.3167

Abstract

Abstrak : Dampak bencana alam berupa gempa bumi yang sangat signifikan terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat 2018 telah merusak infrastruktur dan aset-aset ekonomi produktif di wilayah permukiman seperti pertokoan, lahan pertanian  dan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah.  Atas dasar permasalahan tersebut, telah diupayakan kegiatan pendampingan dalam rangka pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana khususnya di Desa Sugian Lombok Timur melalui pengolahan produk jambu mete.Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkankapasitas masyarakat dan kelembagaan ekonomi khususnya pengolahan jambu mete, memulihkan usaha ekonomi produktif masyarakat berdasarkan pembangunan berkelanjutan yang lebih baik dan aman, serta meningkatkan dukungan pemerintah daerah dan stakeholder dalam upaya pemulihan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat pascabencana.  Pelaksanaan pendampingan dilakukan melalui kajian awal dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan perekonomian dengan prinsip build back better and safer, serta adaptif dan mitigatif terhadap bencana. Sebuah pembelajaran penting dalam pemberdayaan berbasis collaborative pascabencana telah menunjukkan hasil yang membanggakan, rekonstruksi spirit dan effort masyarakat telah tumbuh dan berkembang pesat, dibarengi dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan secara teknik produksi dan olahan, namun masih dibutuhkan pendampingan lanjutan dalam bentuk membangun akses pasar. Abstract : Natural disaster that occurred in West Nusa Tenggara Province in 2018 has significantly damaged infrastructure and productive economic assets in residential areas such as shops, agricultural land and micro, small and medium business activities. Assistance activities have been made in the context of economic recovery of affected communities, especially in the Sugian Village, Sambelia Sub-district, East Lombok District through processing cashew products. This activity is aimed to increase the ability of community and economic institutions, to process cashew, restoring the community's productive economic business based on a better and safer sustainable development. Additionally, this activity also supports local governments and stakeholders to recover and increase the post-disaster economic activities. Implementation of assistance is carried out through initial studies and oriented towards sustainable development and the economy with the principle of build back better and safer, as well as adaptive and mitigative to disasters. An important lesson in post-disaster collaborative-based empowerment has shown an encouraging result, the reconstruction of the community's spirit and effort has grown and developed rapidly, accompanied by an increasing knowledge and skills in production and processing techniques, however further assistance is still needed in the form of building market access.
PRODUKSI SINBIOTIK UNTUK MENDUKUNG PENGGUNAAN BAHAN PAKAN LOKAL DALAM BUDIDAYA UNGGAS DAN UDANG Muhamad Ali; Khairil Anwar; Muhammad Aidil Fitriyan Fadjar Suryadi; Muhammad Zubair; Sahrul Alim; Bagus Dwi Hari Setyono; Nefi Andriana Fajri; Muhamad Amin
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i1.304

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya ternak unggas dan udang. Permasalahan utama yang dihadapi oleh budidaya kedua komiditas tersebut adalah tingginya biaya pakan. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah optimalisasi penggunaan bahan lokal yang didukung oleh penggunaan sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi antara probiotik dan prebiotik yang dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kecernaan pakan serta keseimbangan mikroorganisme saluran pencernaan ternak unggas dan udang untuk kesehatan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peternak unggas dan udang dalam memproduksi sinbiotik sebagai campuran pakan berbahan baku lokal. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Pijot Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah pelatihan pembuatan sinbiotik dan uji palatabilitas sinbiotik pada ternak unggas dan udang. Pelatihan pembuatan probiotik menyangkut penentuan jumlahdan jenis bahan baku sinbiotik, pencampuran probiotik dan prebiotik, pembuatan pellet (pelleting) dan proses pengeringan. Untuk mengetahui tingkat palatabilitas pada unggas dan udang, sinbiotik yang sudah dihasilkan diberikan ke ternak unggas dan udang. Penggunaan sinbiotik pada campuran pakan ternak unggas dan udang dapat mengurangi biaya pakan sehingga peternak mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah peternak dapat menerima inovasi dengan baik, mampu mempersiapkan bahan baku dan melaksanakan proses pembuatan sinbiotik.