Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Faktor Exacta

LAMPU SUHEP 1.5 LITER LIGHT UNTUK PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK Puji Suharmanto
Faktor Exacta Vol 9, No 3 (2016)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.593 KB) | DOI: 10.30998/faktorexacta.v9i3.853

Abstract

Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia Khususnya penerangan. Namun pada kenyataanya belum semua penduduk Indonesia dapat merasakan energi tersebut. Kebutuhan penerangan yang tidak dapat terelakkan lagi, membuat pemerintah dan seluruh masyarakat mencari sumber penerangan dalam kehidupan. Permasalah yang sering terjadi pada akses listrik khususnya penerangan pada sejumlah rumah di seluruh negeri, apakah mereka berada di daerah perkotaan atau pedesaan. Pada masyarakat yang tinggal di pemukiman padat atau kumuh, permasalahan yang sering dialami adalah keadaan gelap bahkan yang dialami setiap hari karena kurang mendapat cahaya di dalam rumah. Menggunakan listrik selama 24 jam sehari meningkatkan pengeluaran rumah tangga sekitar 40%. Untuk rumah tangga, persentase ini membuat perbedaan yang signifikan untuk pengeluaran mereka dimana pendapatan mereka berkisar dari upah minimum menjadi kurang. Sementara pemilihan lilin sebagai sumber cahaya dapat meringankan mereka dari beban yang tidak perlu, juga membahayakan mereka dan menciptakan bahaya kebakaran pada lingkungan sekitarnya. Pada tahun 2005 menunjukkan bahwa kebakaran di disebabkan baik oleh api terbuka atau melalui sambungan listrik yang bermasalah. Gagasan ini dapat dimanfaatkan untuk membantu PT. PLN dalam memberikan penerangan pada penggunaan lampu disiang hari. Lampu suhep adalah lampu yang terbuat dari botol PET dapat didaur ulang, botol disi dengan air pemutih, klorin, dan garam. Dengan menggunakan bahan-bahan tersebut, gagasan ini adalah memberdayakan penduduk untuk dapat memanfaatkan alternatif yang murah dan jangka panjang untuk membuat lampu listrik yang aman dan murah. Ketersediaan pencahayaan ini tidak akan habis selama matahari bersinar masih tetap beroperasi. Keberhasilan gagasan ini dapat tercapai jika pemerintah telah mengaplikasikan lampu suhep ini dengan memasangnya secara bertahap pada pemukiman padat penduduk yang ada di Indonesia terutama di daerah yang padat dan kumuh. Jika gagasan ini diterapkan, maka dapat membantu PT. PLN dalam menyebarkan penerangan sehingga masyarakat kurang mampu dapat menikmati penerangan pada rumah mereka walaupun hanya pada waktu siang hari saja. Jika dilakukan penelitian lebih lanjut, lampu suhep ini dapat diaplikasikan di berbagai tempat misalnya pasar, toko, sehingga dapat membantu pemerintah untuk melakukan penghematan energi listrik khususnya pemakaian lampu pada siang hari. Prosentase keberhasilan yang ditawarkan dari lampu ini mencapai 98 persen.Kata Kunci : botol PET., cahaya, energi listrik, lampu suhep
Delineasi Zona Prospek Sistem Panasbumi Daerah ‘P’ Menggunakan Pemodelan Multi Dimensi Data Magnetotelurik Terintegrasi Data Geologi dan Geokimia Puji Suharmanto; Yunus Daud; ahmad zarkasyi
Faktor Exacta Vol 11, No 3 (2018)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1276.116 KB) | DOI: 10.30998/faktorexacta.v11i3.2714

Abstract

A study for delineating geothermal system of prospect area “P” has been done by using multi-dimensional modeling of magnetotelluric data. Physiographycally, geothermal prospect of “P” area is located at non-volcanic Banda inner arc hosted by Malihan Sekis rock complex with Perm-Trias age. The existance of geothermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestations in form of 6 chloride-bicarbonate hot springs with temperature in the the range of 37-67oC, and pH of 6-7. The development of geothermal system is most probably associated with strong tectonic activity caused by the collision between Seram island plate and Australian plate that ignite the occurence of intrussive body as heat source. In order to know the subsurface information of prospect area, magnetotelluric (MT) survey has been done. The processing of MT data was started from time-series data, continued by noise filtering, rotation of strike orientation and static shift correction to obtain better MT curve. The data were then being inversed by means of 1-Dimensional, 2-Dimensional and 3-Dimensional inversion methods. Reservoir temperature is estimated to be around 160-180 oC and classified as moderate temperature. The result of MT data inversions shows the presence of conductive layer (<15 ?m) with 500-1000 m thickness that is interpreted as clay cap og geothermal system. High resistivity zone (>300 ?m) with updome shape appears underneath the manifestations occurence (MAP1, MAP2, MAP4, and MAP5), indicating that the heat source is located in northern part and elongate to souteast direction. The conceptual model of geothermal system was built based on integrated interpretation of geological, geochemical and geophysical data. The prospect area and recommendation of drilling location is estimated to be ± 3 km2 around upflow zone.Keywords: Prospect zone, geothermal system, magnetotelluric method, multi-dimension modeling