Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Membentuk Generasi Milenial Qur’ani Melalui Pembelajaran PAI Aufaa Dzakiy Ardiningrum; Farah Nida Maulidya; Indah Rahayu
Tasyri` : Jurnal Tarbiyah-Syari`ah-Islamiyah Vol 28 No 1 (2021): April 2021
Publisher : LPPM STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tasyri.v28i1.115

Abstract

Al-Quran merupakan sumber ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu umum. Generasi milenial sebagai generasi berjiwa qurani merupakan generasi yang diidam-idamkan bangsa. Melihat akhlak dari generasi milenial yang semakin jauh dari ajaran agama Islam maka dalam tulisan ini berupaya memberikan solusi bagaimana cara pemuda bertindak sesuai ajaran agama Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama tanpa melupakan indentitasnya sebagai milenial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tulisan ini juga membahas tentang konsep generasi milenial berbasis qur’ani, eksistensi PAI dalam membentuk generasi milenial qurani, pembentukan karakter generasi milenial berjiawa qur’ani dalam perspektif PAI, dan peran mapel PAI dalam pembentukan generasi berjiwa qur’ani . PAI merupakan pendidikan karakter yang paling utama. Melalui PAI para siswa diajarkan cara bertingkah laku sesuai Al-Quran dan menjadikan Al-Quran dan sunnah sebagai way of life, PAI juga memuat sejarah yang didalamnya kita dapat mempelajari tokoh-tokoh nabi, sahabat, maupun sastrawan dimasa lampau untuk dijadikan suri tauladan sebagai konsepsi dari masa lalu untuk dijadikan ibrah dimasa sekarang. Dan fiqih sebagai salah satu mata pelajaran PAI mengajarkan rambu-rambu hukum dalam beribadah. Oleh sebab itu tujuan utama dari pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian bernafaskan unsur qurani. Hasil dari pembahasan ini diharapkan bagi generasi milenial menjaga ayat-ayat Allah, mencintai ayat-ayat Al-Quran, memahami, mentadabburi, dan mengaktualisaiskan dalam kehidupan sehari hari melalui pembelajaran PAI.
Penguatan Afektivitas Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Melalui Public Speaking dengan Pendekatan Filsafat Etis Ibnu Miskawaih Moh. Faizin; Indah Rahayu; M. Fachrul Afiq; Ananda Salsabila Irham; M. Zaidan Mubarak
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.3252

Abstract

Islam merupakan agama yang berhasil menempatkan akhlak pada derajat tertinggi setelah iman. Pesona Rasulullah Saw dalam membimbing umatnya menjadi manusia yang beradab, memberikan kesadaran betapa pentingnya moral bagi manusia. Sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang kental dengan ajaran Islam, tentu akhlak menjadi sorotan pertama dalam berperilaku maupun bertutur kata. Identitas sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam tentu tidak cukup dengan menonjolkan aspek intelektual saja. Dalam berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Islam harus memiliki etika dan soft skill yang baik. Salah satu cara yang tepat untuk mengasah etika dan soft skill tersebut yakni dengan public speaking. Artikel ini bertujuan membahas secara mendalam mengenai penguatan afektivitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam  melalui public speaking dengan pendekatan filsafat etis perspektif Ibnu Miskawaih. Metode yang digunakan yaitu kajian kepustakaan, dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang akurat dan terpercaya sebagai sumber utama dalam penyusunanya. Adapun hasil penelitian ini mengungkap bahwa penguatan afektifitas mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam melalui public speaking dengan pendekatan filsafat etis perspektif Ibnu Miskawaih dapat dilakukan dengan cara: (1) Membiasakan diri bersikap ikhlas, tolong-menolong, dan rendah hati, (2) Membiasakan diri berfikir kritis, (3) Membiasakan diri bersikap berani, (4) Membiasakan bersikap optimis, (5) Membiasakan diri bersikap kontrol diri dan (iffah).Kata Kunci: Akhlak, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Public Speaking, Filsafat etis, Ibnu Miskawaih.