Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penguatan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam berbasis Nilai-nilai Profetik Moh. Faizin
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 11 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54180/elbanat.2021.11.1.109-129

Abstract

Through Law Number 14 of 2005 concerning teachers and lecturers, the teaching profession has an equal place with other professions. However, there is actually a fundamental thing that is sometimes not realized, namely the prophetic value of the teaching profession. Therefore, this study seeks to describe and analyze the implementation of strengthening the professionalism of Islamic Religious Education (PAI) teachers based on prophetic values ​​for PAI students at the Islamic Education Study Program, UIN Sunan Ampel Surabaya, along with the problems and impacts. This article is a qualitative research with rationalist and phenomenological approaches. This study found that, by implementing strengthening professionalism through prophetic values, learning objectives were easier to achieve and the quality of education was maintained. In the implementation process, several problems emerged that became obstacles, including: the scientific background of the lecturers, students' understanding of learning design, and supporting facilities. However, there are positive impacts from the implementation of the program, including: creating a pleasant learning atmosphere, developing cultural aspects of students, shaping the character of ideal teacher candidates, actualizing multicultural education, and trained students in implementing integrative learning. To be more optimal, it is important to always instill humanist values, such as tolerance, respect for the rights of others, and respect for diversity. More than that, the formation of the personality of a prospective teacher must be an agenda that is really prepared by the institution such as personality development.
Pesantren and the Economic Development in the Perspective of Maqashid Al-Shari’ah Saiful Jazil; Muhammad Fahmi; Senata Adi Prasetia; Moh. Faizin; Muh. Sholihuddin
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 9 No. 1 (2021): July 2021
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1432.288 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2021.9.1.83-102

Abstract

Modernization to deliver the process in diversifying the socio-economic role of pesantren is undeniable things. Consequently, pesantren must take immediate action if they want to maintain their role and function. In this context, this article wants to describe the widespread mandate of a pesantren in Jember, namely Pesantren Nurul Qornain (PNQ), those takes part –not only empowerment in the field of education- but also play role in the development of economic enterprises. This is then reviewed in the perspective of maqashid al-shari’ah (the purpose of shari’a). Throughout qualitative study, this article explains that pesantren alumni and local society involved in the management of PNQ economic enterprises. Some of developed business unit in the area of agriculture, trading, animal farm, plantation, and mining. Furthermore, the main factor behind PNQ in managing economic enterprises is pesantren sovereignty. It is initiated by kiai (the leader of pesantren). According to him, pesantren can develop rapidly if they sovereign in all aspects. This sovereignty is interpreted as economic sovereignty. However, economic development is as determining factor in supporting the existence of pesantren. Additionally, the development of economic enterprises carries out by PNQ in line with the value of hifdhul maal (the maintenance of property). Hence, it is prospective benefits if it can be replicated by Islamic educational institution nowadays.
Relevansi Digitalisasi PLP I Dengan Penguatan Kompetensi Mengajar Abad 21 Afi Rizqiyah; Dewi Rahmawati Zahara; Firda Agustina; Indah Fitriya; Moh. Faizin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 13, NO. 1, JUNI 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v13i1.12295

Abstract

Menghadapi revolusi industri 4.0, kita sebagai seorang guru dituntut menguasai sumbersumber di mana peserta didik bisa belajar. Guru harus mampu mengarahkan peserta didik karena mereka bisa belajar dari mana saja. Dalam hal ini, guru berfungsi sebagai resource linker atau penghubung sumber belajar. Perlu diingat pula, bahwa peran guru adalah memfasilitasi peserta didik, yaitu mencari berbagai sumber yang relevan. Sehingga, jelas nantinya peserta didik harus belajar dengan siapa dan memerlukan fasilitas apa. Untuk itu, guru harus belajar terus menerus dan berkelanjutan. Mengingat dunia informasi dan iptek terus berkembang seiring kemajuan zaman. Dalam meningkatkan mutu pendidikan di era revolusi industri 4.0 melalui Digitalisasi, guru dapat belajar dari berbagai sumber. Tinggal bagaimana kemampuan guru dalam memilah dan memilih sumber informasi untuk memperkaya pembelajaran, Serta bagaimana guru menciptakan metode baru dalam mengaplikasikan informasi dan ilmu pengetahuan bersama peserta didik dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal digitalisasi. Digitalisasi pendidikan tidak akan bisa terwujud apabila kompetensi guru yang merupakan mesin utama yang menggerakkan roda pendidikan tidak bersinergi dengan kebutuhan pendidikan digital. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional sebagai empat kompetensi dasar yang harus dikuasai seorang guru.
Konsep Eflok Education (Pendidikan Seumur Hidup) Prespektif abad 21 Analisis Hasil Pendidikan menurut Ibnu Khladun Moh. Faizin; Dewi Chintia Cahya Ningrum; Mega Silviya Putri
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 9, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.9.1.769-778.2023

Abstract

Konsep yang ada dalam pendidikan ialah suatu proses seseorang belajar suatu hal baru baginya dan proses ini berlangsung seumur hidup selama seseorang itu meiliki keinginan untuk belajar. Pendidikan seumur hidup ini dibagi menjadi tiga lingkungan, yaitu pendidikan pada lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut berhubungan satu sama lain. Metode yang digunakan dalam artikel ini ialah menggunakan metode Studi Kepustakaan, yaitu dengan menggunakan data yang telah ada untuk membuat sebuah penemuan baru. Selain itu terdapat tokoh yang sangat berpengaruh pada sistem pendidikan ini beliau adalah Ibnu Khaldun, beliau merupakan sosok yang sangat terpandang dan juga ahli filosof soiologi yang berarti pandangan beliau tentang pendidikan sangat sesuai dengan keadaan masyarakat saat ini. Termasuk pada abad-21 ini, pada abad ini dapat dikenal sebagai abad teknologi karena kemajuan teknologi yang sangat banyak dan hampir semua sudah terbantu oleh teknologi yang ada dan juga terdapat sebutan revolusi industri 4.0 dikarekan kemajuan yang sangat pesat.
Penguatan Afektivitas Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Melalui Public Speaking dengan Pendekatan Filsafat Etis Ibnu Miskawaih Moh. Faizin; Indah Rahayu; M. Fachrul Afiq; Ananda Salsabila Irham; M. Zaidan Mubarak
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.3252

Abstract

Islam merupakan agama yang berhasil menempatkan akhlak pada derajat tertinggi setelah iman. Pesona Rasulullah Saw dalam membimbing umatnya menjadi manusia yang beradab, memberikan kesadaran betapa pentingnya moral bagi manusia. Sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang kental dengan ajaran Islam, tentu akhlak menjadi sorotan pertama dalam berperilaku maupun bertutur kata. Identitas sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam tentu tidak cukup dengan menonjolkan aspek intelektual saja. Dalam berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Islam harus memiliki etika dan soft skill yang baik. Salah satu cara yang tepat untuk mengasah etika dan soft skill tersebut yakni dengan public speaking. Artikel ini bertujuan membahas secara mendalam mengenai penguatan afektivitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam  melalui public speaking dengan pendekatan filsafat etis perspektif Ibnu Miskawaih. Metode yang digunakan yaitu kajian kepustakaan, dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang akurat dan terpercaya sebagai sumber utama dalam penyusunanya. Adapun hasil penelitian ini mengungkap bahwa penguatan afektifitas mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam melalui public speaking dengan pendekatan filsafat etis perspektif Ibnu Miskawaih dapat dilakukan dengan cara: (1) Membiasakan diri bersikap ikhlas, tolong-menolong, dan rendah hati, (2) Membiasakan diri berfikir kritis, (3) Membiasakan diri bersikap berani, (4) Membiasakan bersikap optimis, (5) Membiasakan diri bersikap kontrol diri dan (iffah).Kata Kunci: Akhlak, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Public Speaking, Filsafat etis, Ibnu Miskawaih.