Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN OUTPUT PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA PERIODE 1990-2000: Pendekatan Analisis Input-Output Menggunakan Metode Dekomposisi Faktor Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): DESEMBER (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.293 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i2.5847

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber pertumbuhan output perikanan dan perubahannya yang terjadi selama periode analisis. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Tabel Input Output Tahun 1990, 1995 dan 2000 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik. Analisis data dilakukan menggunakan kerangka model input-output dengan pendekatan dekomposisi faktor. Hasil kajian menunjukkan bahwa pada periode 1990-1995, pertumbuhan output perikanan primer dan perikanan sekunder didominasi sumber perubahan permintaan akhir domestik, sedangkan pada periode 1995-2000 didominasi sumber perluasan ekspor. Berdasarkan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan output total, diketahui bahwa selama periode analisis (1990-2000) belum terjadi (tengah berlangsung) perubahan struktur dari perekonomian yang didominasi kelompok perikanan primer kepada kelompok perikanan sekundernya. Untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan output perikanan primer dan perikanan sekunder terkait dengan perubahan strukturnya, diperlukan dukungan penguasaan terknologi yang lebih maju dan lebih mendorong perluasan ekspor bersamaan dengan upaya meningkatkan substitusi impor. Tittle: Sources of Fisheries Output Growth in the Indonesian Economy During 1990-2000 : And Input-Output Analysis Approach Using the Decomposition Factor Method.This study was primarily aimed to find out the sources of fisheries' output growth and changes occured to this sector during the analyzed period. Secondary data used in this research were derived from the 1990, 1995 and 2000 I-O tables composed by Central Bureau of Statistics (CBS). Analysis I-O model framework with factor decomposition approach. Results of the study indicated that during the 1990 – 1995 period, both primary and secondary fisheries' output were dominated by changes in the final demand, while during the 1995 – 2000 period, it was dominated by export expansion. Based on its contribution towards total output growth, during the analysis period (1990 - 2000), fisheries sector had not been experiencing structural changes from a primary-fisheries-dominated economy to secondary-fisheries-dominatedeconomy. In order to increase t output growth related to the structural changes, more advanced technologies, support for more export expansion balanced by the efforts to promote import substitution are required. 
DINAMIKA KETERKAITAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA, 1995-2005: Pendekatan Rasmussen's Dual Criterion Tajerin Tajerin; Manadiyanto Manadiyanto; Sastrawidjaja Sastrawidjaja
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2010): Juni (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1618.177 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i1.5794

Abstract

Kelautan dan perikanan merupakan sektor yang potensial sebagai tumpuan (prime mover) pembangunan ekonomi. Kajian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dinamika dan posisi keterkaitan sektor kelautan dan perikanan dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Tabel Input-Output Kelautan dan Perikanan Tahun 1995, 2000 dan 2005. Analisis keterkaitan dilakukan dengan menggunakan model Input-Output dengan pendekatan Rasmussen's Dual Criterion. Hasil kajian menunjukkan bahwa selama periode 1995-2005, indeks kepekaan dan daya penyebaran dari sub sektor yang tercakup dalam sektor kelautan dan perikanan mengalami kondisi yang dinamis. Selain itu, sub sektor – sub sektor tersebut selama periode analisis hanya menempati posisi dalam kelompok potensial dan kelompok kurang berkembang. Berkaitan dengan temuan ini, diperlukan dukungan kebijakan investasi, kebijakan iklim usaha dan kebijakan lainnya yang secara terintegrasi mampu meningkatkan keterkaitan sektor kelautan dan perikanan dengan lebih nyata dalam perekonomian Indonesia, sehingga posisinya meningkat menjadi sektor unggulan. Tittle: Linkages Dynamics of the Marine and Fisheries Sector in Indonesian Economics, 1995 2005:Rasmussen's Dual Criterion Approach.Marine and fisheries sector is emerging as a potential sector and prime mover for economic development. This study is an evaluation of the dynamics and linkages position of marine and fishery sector in Indonesia economy. This study used secondary data which are derived from Input-Output Tables of Marine and Fisheries in 1995, 2000 and 2005. It applied the Input-Output model with Rasmussen's dual Criterion approach for linkage analysis. The results showed dynamic situation of sensitivity and dispersion of marine and fisheries sector during period of 1995-2005, which can be categorized as a potential groups and less developed groups. This study found that the requirement of investment, business climate and other related policies to increase more significantly marine and fisheries sector in Indonesian economics, which lead to prime mover sector.
DINAMIKA PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: Analisis Input-Output 1990-2005 Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): juni (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.824 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i1.5820

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika peran sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam output perekonomian, pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari buku Tabel Input-Output (I-O) Tahun 1990, 1995, 2000 dan 2005. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan model (I-O) melalui perolehan nilai koefisien angka pengganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum peran sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan pada era sebelum, transisi dan setelah berdiri Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Namun secara spesifik, peran sub sektor perikanan sekunder lebih besar dalam pembentukan output perekonomian dan pendapatan rumah tangga dibanding sub sektor perikanan primer. Sementara dalam penyerapan tenaga kerja, peran sub sektor perikanan primer lebih besar dibanding sub sektor perikanan sekunder, khususnya pada era sebelum berdiri DKP, namun kemudian lebih besar peran sub sektor perikanan sekunder pada era transisi dan setelah berdiri DKP. Tittle: Dynamic of Fisheries Sector’s Role in the Indonesian Economy: Input-Output Analysis 1990-2005.This study was focused on analyzing the dynamic of fisheries sector's role in the Indonesian economy, especially on economic output, household income and labor absorbsion. Secondary data used in this study were obtained from Input-Output (I-O) Table of 1990, 1995, 2000 and 2005 published by the Central Bureau of Statistics Indonesia, and later on analyzed through I-O approach and its multiplier coefficients result. Results showed that in general, the role of the fisheries sectors in Indonesian economy has tended to increase– be it before. During the transition and after the estabilishment of the Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF) era. Specifically, the role of secondary fisheries sub sector was more dominant than the primary fisheries sub sector in the formation of economy's output. As for the labor absorbsion, the role of primary fisheries sub sector was more dominant than secondary fisheries sub sector, especially before the estabilishment of MMAF; however, this dominance went a vice versa during the transition and after the estabilishment of MMAF.
TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA NELAYAN MISKIN: Studi Kasus di Kelurahan Marunda Baru, DKI Jakarta dan Desa Tanjung Pasir, Banten Tajerin Tajerin; Sastrawidjaja Sastrawidjaja; Risna Yusuf
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2011): Juni (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.403 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i1.5757

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan dengan ketahanan pangan rumahtangga nelayan miskin di perkotaan (kasus Kelurahan Marunda, Kota Jakarta Utara) dan perdesaan (kasus Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang). Penelitian dilakukan dengan metoda survey dengan menggunakan data primer dan dianalisis berdasarkan pendekatan statistik non-parametrik korelasi Rank-Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan nyata antara tingkat kesejahteraan dengan ketahanan pangan rumahtangga nelayan miskin di perkotaan maupun perdesaan. Selain itu terdapat hubungan yang positif dan nyata: (1) Antara kesehatan dan gizi dengan pemanfaatan pangan dan akses pangan; (2) Antara kekayaan materi dengan akses pangan dan pemanfaatan pangan; dan (3) Antara pengetahuan dengan ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan. Tampak bahwa aspek pengetahuan merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga nelayan miskin, di samping faktor kesehatan dan gizi, dan faktor kekayaan materi. Oleh karena itu, kebijakan peningkatan ketahanan pangan pada rumahtangga nelayan miskin dapat diarahkan dengan memberikan perioritas pada peningkatan pengetahuan yang dimiliki rumahtangga nelayan tersebut, dan tentunya dengan meningkatkan aspek pangannya terutama melalui perbaikan jaringan distribusi bahan pangan. Tittle: Welfare Level and Food Security at Poor Fisher’s Household.The objective of this research is to assess the relationship of welfare level and food security at urban poor fisher household (case study at Village of Marunda - North Jakarta) and rural (Village of Tanjung Pasir –Regency of Tangerang). The research used survey method with primary data and analized by using non-parametric approach with rank-speraman correlation. Result showed that there were positive and significant relationship between welfare level with food security at poor fisher household both of urban and rural. Beside that there was positive and significant relationship: (1) between health and nutrition with using of food and accessibility of food; (2) between wealth with using of food; and (3) between availability of food, accessibility and using of food. In additional, knowledge aspect was the important factor in term of increasing of food security beside health and nutrition factor and wealth factor. Therefore, the policy for increasing of food security for poor fishers household can be focused on not only increasing of knowlegde of fisher but also increasing of accessibility of food especially by recovery of channel material food.
KONTRIBUSI EKSPOR SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL: ANALISIS INPUT OUTPUT Risna Yusuf; Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): JUNI (2007)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.878 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v2i1.5861

Abstract

Kajian ini bertujuan mengetahui sejauhmana kontribusi ekspor sektor perikanan ”dalam arti luas” dalam perekonomian nasional, khususnya pada pertumbuhan output, pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Kajian ini menggunakan data sekunder yaitu tabel Input Output tahun 2000 yang dikeluarkan oleh BPS. Kajian ini menggunakan metode analisis Input Output. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kontribusi ekspor sub sektor industri pengolahan hasil perikanan dalam pembentukan output dan pendapatan masyarakat ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor perikanan yaitu masing-masing 10,28% dari Rp 102.264.263 juta; 5.55% dari Rp. 28.721.949. Namun sebaliknya dalam penyerapan tenaga kerja, ternyata kontribusi ekspor sektor perikanan justru lebih besar dibandingkan dengan sub sektor industri pengolahan hasil perikanan sebesar 7,45% dari 2.685.339 orang. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah secara lebih nyata dalam mendorong besaran multiplier effect melalui penciptaan lapangan kerja dari kegiatan ekspor sub sektor industri pengolahan hasil perikanan dengan cara menumbuhkan kegiatan usaha di sub sektor industri perikanan yaitu di sub sektor industri pengeringan dan penggaraman dan sub sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan. Tittle: Export Contribution of Fisheries sector in National Economy: An Input Output AnalysisThe objective of the research is to assess the extent of export contribution of Fisheries sub sector and its products in National Economy, especially on output growth, social income and labor absorption. Secondary data of input output table 2000, which published by BPS was used in this study. The method of input output analysis was used. Results of the research indicate that export contribution of processed fish product industries on output growth and social income are higher than the fisheries sector, which are 10.28% of Rp 102.264.26% and 5.55% of Rp 28.721.949, respectively. On the other hand, contribution of fisheries sector is higher than the one of processed fish product industries. Therefore, the government plays an important role to boost the multiplier effect on labor absorption of industrial fish processing by growing the activities on this sector; i.e. salted and dried fish and processed and preserved fish in terms of labor absorption.
PERUBAHAN STRUKTUR KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: Analisis Multiplier Product Matrix(MPM), Menggunakan Soni's Technique Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): JUNI (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.941 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i1.5839

Abstract

Kajian ini bertujuan menganalisis perubahan struktur keterkaitan sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari buku Tabel Input Output (I-O) Tahun 1990, 1995 dan 2000 untuk transaksi domestik dan transaksi total atas dasar harga produsen. Analisis data dilakukan dengan pendekatan model I-O melalui perolehan nilai Multiplier Product Matrix (MPM) dari hasil perhitungan menggunakan Soni's Technique. Hasil analisis menujukkan bahwa berdasarkan kecenderungan rata-rata ketinggian nilai MPM sektor perikanan pada ”economic landscape” transaksi domestik yang meningkat selama periode analisis (1990-2000), diperoleh indikasi secara struktural keterkaitan sektor perikanan mengalami perubahan yang meningkat dengan sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Indonesia. Namun sebagaimana ditunjukkan oleh adanya perbedaan ratarata ketinggian MPM yang semakin besar antara transaksi domestik dengan transaksi total, perubahan struktur keterkiatan sektor perikanan tersebut ternyata belum dapat berubah meningkat tanpa menghilangkan ketergantungannya terhadap penggunaan input faktor yang berasal dari luar negeri dalam proses produksinya. Kedua temuan tersebut memberikan implikasi pentingnya mempertimbangkan kembali penerapan kebijakan dan strategi substitusi impor bagi pengembangan sektor perikanan Indonesia ke depan. Tittle: Structural Change of Fisheries Sectors Linkage in The Indonesian Economy:An Analysis of the Multiplier Product Matrix (MPM) Using Soni's Technique.This study was aimed to analyzing the structural change of fisheries sectors linkage in the Indonesian Economy. Secondary data used in this research were obtained from Input Output Table of 1990, 1995 and 2000 for domestic transactions and total transactions based on Producer's Prices. Data analysis was done using I-O approach through Multiplier Product Matrix (MPM) with Soni’s Technique. Results showed that during the analysis period (1990 – 2000), the fisheries sectors MPM of the domestic transactions economic landscapee with the other sectors are rising. However, the analysis also showed that there was a gap of average MPM value between domestic and total transactions by which tend to rise during the analized period. This indicates that the structural change fisheries sector is still heavily depended on import of inputs from abroad. The implication of those two findings was imperative to consider re-applying the old, abandoned import substitution policy and strategy for future fisheries sectors development.
KONTRIBUSI PERMINTAAN AKHIR DAN TEKNOLOGI TERHADAP PERUBAHAN OUTPUT SEKTOR PERIKANAN Pendekatan Analisis Input Output Risna Yusuf; Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): DESEMBER (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.246 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i2.5850

Abstract

Kajian bertujuan untuk mengetahui kontribusi komponen permintaan akhir dan teknologi terhadap perubahan output sektor perikanan Indonesia selama periode 1990-2000 dengan menggunakan pendekatan Analisis Input-Output (I-O) telah dilakukan pada tahun 2007. Data yang digunakan berupa data sekunder berupa Tabel I-O Tahun 1990, 1995 dan 2000 yang bersumber dari BPS. Hasil kajian menunjukkan bahwa permintaan akhir dan teknologi memberikan kontribusi terhadap perubahan output sektor perikanan. Perubahan teknologi pada perikanan laut sebesar -5,98% berkontribusi terhadap perubahan output sebesar 124,91%, lebih tinggi daripada dampak nasional sebesar 98,22%. Perubahan teknologi sebesar -6,45% pada perikanan darat memberikan kontribusi terhadap perubahan output sebesar 106,3%. Pada sektor industri pengeringan dan penggaraman ikan perubahan teknologi sebesar 40,86% menciptakan perubahan output sebesar 15,37%. Pada industri pengolahan dan pengawetan ikan, perubahan teknologi sebesar 17,32%. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kajian dan pengembangan teknologi menurut dimensi agribisnis komoditas perikanan dalam mendorong peningkatan produsksi dan pengembangan produk sektor perikanan. Tittle: Contribution of Final Demand and Technology to the Fisheries Sector Output : An Input - Output approachResearch intended to ilutrate the contribution of final demand component and technology to the changes in output of the fisheries sector in Indonesia during 1990 - 2000 with Input - Output (I-O) Analytical Approach was carried out in 2007. The I-O tables of 1990,1995 and 2000 from CBS of Indonesia was used in this study. The results showed that there were positive contribution of final demand and technology to fisheries output charge. Technology change of -5,98% in marine fisheries give an output change of 124,91%, higher than national impact of 98,22%. It is similar to inland fisheries which technology change of -6,45% contribute to output change of 106,36%. On the other hand, technology change of 40,86% in drying and salting industres contribute to output change of 15,37% much lower than procesing and preseving industries which output change of 64,26% produced by technology change of 17,32%. In conclusion, assesment and development of technology by commodity dimension in agribusiness must be increased to push the production of fisheries sector.
DAMPAK PENINGKATAN KONSUMSI PRODUK PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): juni (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.575 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i1.5816

Abstract

Upaya pemerintah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga khususnya pada produk perikanan merupakan langkah penting dan strategis, terkait dengan peningkatan peran pasar dalam negeri dalam mengatasi tekanan krisis keuangan global yang sedang melanda Indonesia dewasa ini. Kajian bertujuan untuk menganalisis dampak peningkatan konsumsi rumah tangga pada produk perikanan terhadap perekonomian nasional. Kajian ini menggunakan data sekunder Tabel Input-Output 2005, Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga pada produk perikanan sebesar 11,54% akan berdampak meningkatkan output perekonomian sebesar Rp.10.031.490, pendapatan rumah tangga sebesar Rp.1.166.463 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 151.133 orang. Pemerintah hendaknya dapat mengimplementasi semua kebijakan dan program peningkatan konsumsi ikan dengan lebih sungguh-sungguh dan konsisten, sehingga konsumsi ikan per kapita per tahun dapat lebih ditingkatkan lagi. Di samping berdampak positif terhadap perekonomian, upaya peningkatan peran pasar domestik ini terkait dengan upaya untuk keluar dari tekanan krisis keuangan global. Tittle: Impact of the Increase in the Fisheries Product Consumption to National Economy.Increasing household consumption especially for fisheries sectors' product is an urgent and strategic government effort, since it is heavily linked to the goal of nullifying the threat of the recent global financial crisis through an effective role of domestic marketing. For that purpose, this research is aimed at analyzing the depth of the economic impact of raising household domestic consumption of fisheries sectors toward the Indonesian Economy, using Input Output analysis with secondary data (2005 I-O Table) acquired from BPS. Results showed that an 11.54 % raise in household consumption of fisheries sectors produce, could impact on a Rp. 10,031,490 increase in the total output, a Rp.1,166,463 increase in household income, and a 151,133 increase in new labor absorption. Thus, our government should implement every possible policy and program that increase fish consumption whole-heartedly and consistently, so that the annual per capita fish consumption could be pushed forward, since it is positively affecting the whole economy as well as it is importantly linked to the effort of getting out of the pressure of the global financial crisis.
SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN OUTPUT PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA PERIODE 1990-2000: Pendekatan Analisis Input-Output Menggunakan Metoda Dekomposisi Faktor Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): JUNI (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.334 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i1.5840

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber pertumbuhan output perikanan danperubahannya yang terjadi selama periode analisis. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Tabel Input Output Tahun 1990, 1995 dan 2000 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik. Analisis data dilakukan menggunakan kerangka model input-output dengan pendekatan dekomposisi faktor. Hasil kajian menunjukkan bahwa pada periode 1990-1995, pertumbuhan output perikanan primer dan perikanan sekunder didominasi sumber perubahan permintaan akhir domestik, sedangkan pada periode 1995-2000 didominasi sumber perluasan ekspor. Sedangkan berdasarkan kontribusinya terhadap sumber pertumbuhan output total, diketahui bahwa selama periode analisis (1990-2000) belum terjadi (tengah berlangsung) perubahan struktur dari perekonomian yang didominasi kelompok perikanan primer kepada kelompok perikanan sekundernya. Untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan output perikanan primer dan perikanan sekunder terkait dengan perubahan strukturnya, diperlukan dukungan penguasaan terknologi yang lebih maju dan lebih mendorong perluasan ekspor bersamaan dengan upaya meningkatkan substitusi impor. Tittle: Sources of Fisheries Output Growth in the Indonesian Economy During 1990-2000 : An Input Output Analysis Approach using the Factor Decomposition Method.This study was primarily aimed to find out the sources of fisheries' output growth and changes happened to this sector during the analyzed period. The secondary data used in this research were derived from the 1990, 1995 and 2000 I-O tables composed by CBS (Central Bureau Statistics). The Analysis was done under I-O model framework with factor decomposition approach. The study indicated that during the 1990 – 1995 period, both primary and secondary fisheries' output were dominated by changes in the final demand, while during the 1995 – 2000 period, it was dominated by export expansion. Based on its contributions towards total output growth, during the analysis period (1990 - 2000), fisheries sector had not experienced the much-expected structural changes from a primary-fisheries-dominated economy to a secondary-fisheries-dominated economy, or perhaps it was still in process. In order to increase the output growth performance of both primary and secondary fisheries related to the structural changes, more advanced technologies, support for more export expansion balanced by the efforts to promote import substitution are needed.
POSISI SEKTOR PERIKANAN DAN PARIWISATA BAHARI DALAM PETA KETERKAITAN EKONOMI SULAWESI UTARA: Analisis Pendekatan Input-Output Lindawati Lindawati; Sastrawidjaja Sastrawidjaja; Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2010): DESEMBER (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.297 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i2.5797

Abstract

Pembangunan sektor perikanan dan pariwisata bahari mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Sulawesi Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari keterkaitan sektor perikanan dan pariwisata bahari tersebut dalam perekonomian Sulawesi Utara. Tulisan ini membahas posisi sektor perikanan dan pariwisata bahari dalam peta perekonomian provinsi Sulawesi Utara. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder dari Tabel Input-Output Tahun 2005, dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Input-Output melalui metode analisis keterkaitan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2005 secara rata-rata keterkaitan sektor perikanan dan pariwisata bahari dalam perekonomian Sulawesi Utara termasuk dalam kategori kuat dan termasuk ke dalam kelompok sektor andalan/unggulan. Hal ini ditunjukkan dengan indeks keterkaitan ke belakang dan ke depan khususnya untuk kelompok perikanan sekunder (sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan) dan sektor pariwisata bahari yang lebih besar dari rata-rata keseluruhan sektor dalam perekonomian Sulawesi Utara. Tittle: Fisheries and Marine Tourism Position Sectors in the Economy Linkages Map of North Sulawesi Province: An Input-Output Approach.Fisheries and marine tourism sectors play important roles in North Sulawesi economy. The linkage between fisheries and marine tourism sector indicate these roles. This paper discusses and assesses position fisheries and marine tourism sector in the economy of North Sulawesi Province. This research uses secondary data from the Input-Output Table 2005. Through linkage analytical method. Results of this research show that there was a strong linkage between fisheries and marine tourism sectors in 2005 in North Sulawesi economy. Index of backward and forward linkages provides evidence of this strong connections, especially for secondary fishery activities (processing and preserving industries) and marine tourism sectors. The linkages are also higher than other sectors in North Sulawesi economy.